Kurikulum pendidikan di Indonesia terlalu berpatokan pada nilai akademis
bukan pada karakter?
Kurikulum di Indonesia terlalu berat?
Kurikulum di Indonesia gonta-ganti terus?
Bagaimana dengan kurikulum 2013? Chi akan menceritakan plus-minusnya :)
Ya ... ya ... dan ya .... Dan mungkin masih banyak 'ya' yang lainnya kalau bicara tentang kurikulum pendidikan di Indonesia. Tapi Chi pribadi lebih memilih mempersiapkan diri untuk selalu siap beradaptasi ketimbang hanya sekedar beropini setuju atau tidak apalagi sambil diiringi dengan mengeluh dan mengomel tapi tidak melakukan apapun.
Chi percaya di setiap zaman apapun bentuk kurikulumnya selalu aja ada orang-orang yang sukses bahkan dari kalangan yang di atas kertas tidak mampu dalam hal pendidikan. Entah itu tidak mampu secara finansial atau dianggap tidak mampu secara akademis. Tapi kenyataan selalu aja ada yang sukses dari kelompok tersebut, yang itu artinya mereka berusaha :)
Udah dari jauh-jauh hari, Chi mengetahui kalau kurikulum untuk tahun ajaran 2013/2014 ini akan diganti lagi. Chi memilih menunggu seperti apa bentuk kurikulum barunya itu. Karena kalau ikut beropini kadang berita yang ada juga simpang-siur.
Dan ternyata memang benar tahun ajaran ini ada kurikulum baru, tapi baru di uji coba untuk kelas 1 dan 4 saja. Kurikulum yang baru ini bersifat tematik. Jadi kalau sebelumnya setiap mata pelajaran ada bukunya masing-masing, kali ini 1 buku mencakup beberapa mata pelajaran sekaligus. Chi sendiri baru dapat 2 buku tematik dari sekolah, tapi kata kakak ipar yang anaknya juga di kelas 4 secara keseluruhan buku tematiknya ada 9 buah untuk 1 tahun ajaran.
Karena Keke di kelas 4 sekarang, dia kena kurikulum yang baru sementara Nai enggak karena dia kelas 2. Sekarang Chi mau cerita tentang plus minus kurikulum yang baru menurut Chi, ya :
Kurikulum di Indonesia terlalu berat?
Kurikulum di Indonesia gonta-ganti terus?
Bagaimana dengan kurikulum 2013? Chi akan menceritakan plus-minusnya :)
Ya ... ya ... dan ya .... Dan mungkin masih banyak 'ya' yang lainnya kalau bicara tentang kurikulum pendidikan di Indonesia. Tapi Chi pribadi lebih memilih mempersiapkan diri untuk selalu siap beradaptasi ketimbang hanya sekedar beropini setuju atau tidak apalagi sambil diiringi dengan mengeluh dan mengomel tapi tidak melakukan apapun.
Chi percaya di setiap zaman apapun bentuk kurikulumnya selalu aja ada orang-orang yang sukses bahkan dari kalangan yang di atas kertas tidak mampu dalam hal pendidikan. Entah itu tidak mampu secara finansial atau dianggap tidak mampu secara akademis. Tapi kenyataan selalu aja ada yang sukses dari kelompok tersebut, yang itu artinya mereka berusaha :)
Udah dari jauh-jauh hari, Chi mengetahui kalau kurikulum untuk tahun ajaran 2013/2014 ini akan diganti lagi. Chi memilih menunggu seperti apa bentuk kurikulum barunya itu. Karena kalau ikut beropini kadang berita yang ada juga simpang-siur.
Dan ternyata memang benar tahun ajaran ini ada kurikulum baru, tapi baru di uji coba untuk kelas 1 dan 4 saja. Kurikulum yang baru ini bersifat tematik. Jadi kalau sebelumnya setiap mata pelajaran ada bukunya masing-masing, kali ini 1 buku mencakup beberapa mata pelajaran sekaligus. Chi sendiri baru dapat 2 buku tematik dari sekolah, tapi kata kakak ipar yang anaknya juga di kelas 4 secara keseluruhan buku tematiknya ada 9 buah untuk 1 tahun ajaran.
Karena Keke di kelas 4 sekarang, dia kena kurikulum yang baru sementara Nai enggak karena dia kelas 2. Sekarang Chi mau cerita tentang plus minus kurikulum yang baru menurut Chi, ya :
Nilai Plus Kurikulum 2013
Tas sekolah jadi jauh lebih ringan
Yang paling langsung berasa memang berat tas sekolah jadi jauh lebih ringan. Kalau dulu setiap hari anak-anak bawa tas berat banget karena banyaknya buku pelajaran yang harus dibawa. Kalau sekarang enggak karena cukup bawa 1 buku untuk beberapa mata pelajaran sekaligus. Bukunya un gak terlalu besar ukurannya, dan juga gak tebal.Contohnya hari ini mata pelajaran Keke adalah Science, Math, PKn, IPS. Kalau masih pakai kurikulum lama udah pasti tas Keke akan sangat berat karena biasanya buku untuk pelajaran Math dan Science itu besar dan tebal. Udah gitu Math dan Science masing-masing terdiri dari 2 buah buku yang harus selalu dibawa. Belum lagi ditambah buku PKn dan IPS. 6 buah buku yang besar dan tebal harus dibawa kalau masih pakai kurikulum lama. Tapi dengan kurikulum yang baru Keke cukup bawa 1 buah buku aja. Ringan banget, kan? :D
Buat Chi sebagai orang tua tentu aja tas sekolah yang jauh lebih ringan ini melegakan. Karena kasihan kalau lihat anak-anak setiap hari harus bawa tas dengan beban yang sangat berat. Kurang bagus untuk kesehatan dan tumbuh kembang mereka sebetulnya.
Nilai Minus Kurikulum 2013
Kalau ketinggalan repot
Karena 1 buku untuk beberapa mata pelajaran sekaligus, memang jadi agak repot kalau sampe ketinggalan. Dan Keke pernah sekali ngalamin waktu bulan puasa kemaren :pTapi urusan ketinggalan berarti, ya, kelalaian Chi dan Keke. Karena gak dicek lagi sebelum sekolah :)
Masih agak repot untuk memantau
Dari dulu setiap pulang sekolah, Chi selalu tanya ke Keke-Nai, "Hari ini belajar apa?" Tapi sering juga mereka menjawab, "Gak tau, lupa ..." Kalaupun mereka jawab seperti itu Chi masih santai karena tinggal cek ke buku pelajaran mereka, biasanya akan kelihatan bahasan terakhir di sekolah hari itu sampai mana.Tapi karena sekarang modelnya tematik, dimana bukunya juga gak tebal, Chi berpikir guru yang mengajar akan menambahkan materi yang ada di buku. Dan itu bisa jadi murid-murid akan banyak mencatat. Ditambah lagi mulai kelas 4 ini, semua mata pelajaran dipegang sama guru yang berbeda-beda. Kalau dulu, kan, semuanya masih dipegang wali kelas kecuali untuk pelajaran agama, olahraga, dan bahasa Inggris. Jadi dulu enak kalau mau tanya tentang pelajaran tinggal ke wali kelas aja, sekarang Chi belum hapal nama guru-guru yang ngajar Keke :D
Chi juga minta Keke kalau ada catatan baru di bawa pulang dulu ke rumah. Selama ini buku tulis selalu di simpan di loker kelas, jadi pas Chi minta dia untuk selalu bawa pulang buku tulisnya kalau ada pelajaran baru Keke sempet protes. Mungkin dia belum terbiasa aja. Dan akhirnya juga jadi tugas baru untuk Chi, setiap ada catatan baru di buku tulisnya harus disalin ulang untuk di rumah.
Chi gak meminta Keke yang menyalin ulang, karena kasian dia udah seharian sekolah. Jadi selalu Chi yang menyalin lagian itung-itung sambil mempelajari pelajaran Keke biar Chi juga tau apa aja yang dia pelajari di sekolah :)
Keliatan lebih ribet, ya, kurikulum yang baru ini? Ah, enggak juga. Chi jalanin aja. Insya Allah bisa. Lagian baru dimulai juga, Chi belum bisa bicara plus minusnya lebih banyak lagi. Jadi gak mau terburu-buru menghakimi apa kurikulum yang baru ini cocok atau enggak. Dan kembali lagi, berusaha untuk beradaptasi aja :)
Biasanya setiap tahun ajaran baru dimulai, orang tua murid akan diundang oleh pihak sekolah untuk membicarakan berbagai hal termasuk tentang kurikulum. Karena tahun ini belum ada undangannya, jadi Chi juga belum tau kira-kira metode seperti apa yang akan dilakukan oleh sekolah terutama untuk kelas 1 & 4 yang terkena kurikulum baru ini.
Mungkin nanti kalau udah ada pembahasan dengan pihak sekolah Chi bisa cerita lebih banyak lagi. Sekarang jalanin aja dulu. Termasuk sama Nai yang masih pakai kurikulum lama, dan itu berarti bawaan dia ke sekolah jauh lebih berat daripada Keke. Kasihan juga ngeliatnya, mana badannya mungil hihi. Semangat, ya, Nak!
45 Comments
suami juga kmrn habis ada acara di Bogor ttg pengembangan kurikulum PAI SLB.. ribet katabnya
ReplyDeleteribet tp jgn dibikin pusing, ya. Semangat! :)
DeleteWah..bagus infonya..baru tau Mak..berlaku di Jakarta atau di semua daerah nich..kalau sekolah Yodha sich belum ada pemeberitahuan..jadi masih kurikulum nasional..plus plus..kayak biasanya..^^
ReplyDeletesy gak tau apa diberlakukan di semua daerah atau enggak, Mak :)
DeleteKalo kurikulum yg skrg patokannya pada karakter ya mba.. Untuk anak saya juga yg skrg kelas 2, mata pelajaran utk setiap harinya hanya 2 mata pelajaran. Jadi bawa buku gak banyak dan gak berat, gak kayak waktu kelas 1.
ReplyDeletedenger2, sih, gitu.
DeleteAsik kan ya kl bw tas jadi lebih ringan? :)
iya skrg Zidan jg kelas 4 kena uji coba kurikulum baru..kl semoga lebih bagus hasilnya ya mb :)
ReplyDeletesempat denger,belum di rapatkan keburu resign hehehe....
ReplyDeleteya, pdhl kan bisa tanya2 :D
DeleteSemoga kurikulum baru membawa makin banyak kebaikan dan memudahkan siswa ya mbak... ^^ Semangat Keke !!!
ReplyDeleteNai juga semangat ya bawa tas beratnya.. hihihi^^
aamiin
DeleteSemangaaaatt!! :D
Sebenare saya merasa kasihan sama anak mbak.. Seperti dijadikan obyek eksperimen aja oleh kurikulum. Tapi, piye maneh yo wis disyukuri wae. sing penting sekolah ya Nai.
ReplyDeletedijalanin aja, Uncle jgn dijadiin beban :)
Deletebaca2 kurikulum 2013 menurut saya sih lebih bagus karena anak diajak fun to learn. Jadi ga terbebani pelajaran yang berat. Semoga aja ga gonta ganti lagi kurikulumnya
ReplyDeletesemoga memang lebih baik, ya. Aamiin
Deleteternyata mak myra ini bukan saja ibu yang baik tapi juga cermat dlm perhatikan pendidikan keke dan nai
ReplyDeletesampai2 kurikulum pun teranalisa dgn baik, sbg guru saya jarang lihat ortu yang begitu tanggap sampai segininya, biasa yg analisa kurikulum itu para guru, jempol deh untuk mak myra
terima kasih, Mak. Cuma berusaha memberikan yang terbaik buat anak2 :)
Deletebnyk minusnya yah heuheu :D
ReplyDeletetergantung dr mana liatnya Mbak. Memamng keliatannya byk minusnya. Tp kl liat dr manfaatnya sy malah suka kurikulum yg baru ini, krn tas sklh anak jd jauh lebih ringan. Dan itu bagus buat kesehatan mereka dlm jangka panjang :)
DeleteYang saya tahu, sejak ada perubahan kurikulum ini ponakan saya sering berselancar untuk download BSE. . . :)
ReplyDeleteKatanya disruh gurunya sih. ..
bagus, dong :)
Deletetp dr dulu byk juga buku dr BSE yg bs kita download :)
Kadang si anak pun gak mikir2 amat kurikulum bakal berubah kayak apa? Yups! Tugas ortu mengarahkan dan anak tetap belajar! :-)
ReplyDeleteyup! setuju bgt! :)
DeleteIya Bun, tematik mencakup SBK,Bahasa Indonesia, Penjas Orkes, dan apa lagi ya..jadi irit gak perlu nawa buku cetak banyak2.
ReplyDeleteMasi blum paham nih bun kurikulum 2013.
enak, ya, Mbak jd ringan hehe
Deletekita2 sama pelajari, ya :)
Betul, tas sekoleahnya jadi jauuuhh lebih ringan :)
ReplyDeleteAnak saya yg kena kurikulum baru cuma Rasyad yg baru kelas 1. Sedangkan Dilshad tetap pake kurikulum lama krna sudah kelas 6. Etapi Rasyad yg baru lulus TK ngeluh, katanya tasnya skr berat..haha..gimana kalo si Rasyad tetep pake kurikulum lama ya, tasnya jadi super berat deh buat dia :D
Bagus buat badan anak2 kl tasnya ringan, ya, Mbak :)
Deletehahaha krn kl TK bawaannya paling cuma makan aja, ya :D
Ingat jaman saya SD mbak, awal 80-an. Simpel banget. Buku cetaknya tipis2 dan seukuran buku tulis. Bahasannya ringan dan lebih membumi. Waktu untuk bermain dengan teman2 lebih banyak. Beda baget dengan sekarang. Tapi jaman dulu, anak2nya toh banyak yang berhasil. Kalo sekarang buku cetak panjang2. Memang lebih ringan dibanding dulu, tapi masih cukup berat untuk anak kedua saya yang baru masuk SD soalnya badannya kecil tapi tasnya gede. Kasian juga liatnya ...
ReplyDeleteAnak2 sekarang kira2 apa gak pada cepat bungkuk nanti ya, selalu bawa ransel berat2? *mikir:|
Jd inget buku "Ini Budi dan Wati" hehehe
DeleteNah, kl kurikulum yg baru ini bikin ransel gak berat, Mbak :)
Kurikulum memang jadi perhatian utama orangtua nih setiap tahun. Di sekolah Vay ini belum ada perubahan sepertinya karena yang kemarin masih berlaku. Dan karena masih KG juga jadi tidak ada bawa buku apa-apa kali ya, semua disediakan di sekolah.
ReplyDeleteMudah2an sih pas SD nanti tidak harus bawa yang berat-berat... kalau gak bisa pendek dia nanti hehehe...
Sama kekhawatirannya, Mbak. Nai juga kecil mungil jadi suka kasihan kl liat dia bawa tas berat hihi
Deleteada beberapa materi yang di kurikulum sebelumnya, tidak lagi dimasukkan di kurikulum 2013 karena dirasa ngga sesuai dengan umur perkembangan anak. kemaren di sekolah tempatku ngajar, dijabarin semuanya mbak. tapi nggak aku catat, soalnya itu pemateri nerangin tentang pelajaran SD :)
ReplyDeletesemoga memang lebih baik, ya, Mbak :)
DeleteBener banget itu langkahnya, Mak. Daripada mengeluh dan beropini tentang perubahan kurikulum yang sudah seperti menu wajib setiap tahun ajaran baru, mending beradaptasi ya Chi? :) Jadi dengan niat utk rela beradaptasi itu, kitanya jg jd anteng saat melaksanakannya. Dan bisa bekerjasama dengan anak dalam menyambut perubahan kurikulum itu.
ReplyDeleteBtw, beruntung banget deh Keke n Nai punya mama seperti Chi, belum tentu lho semua ibu punya waktu untuk berbuat seperti ini. Sukses yaaaa. :)
iya, Mbak, sy berusaha niat baik aja utk adaptasi.
DeleteThx, sukses juga buat Mbak Alaika :)
walau tas ringan tetap saja memberatkan beban siswa, sekali ketinggalan sayonara ~~ kurikulum nya belum matang sudah di paksa. >.<
ReplyDeletesy melihatnya dr sisi positif aja. Kl negatif malah cape hati.
DeleteMisalnya kl pake kurikulum dulu, dipandang dg cara negatif kita akan negdumel krn beban yg dibawa anak yg masih kecil2 itu berat bgt. Kl pk kurikulum skrg kita akan ngedumel lagi krn sekali ketinggalan berarti bs seharian gak pk buku :D
Lagipula menurut sy, urusan ketinggalan atau enggak bukan krn kurikulumnya mateng atau enggak. Tp gimana kita nyiapin buku. Kan bs dr malam sebelumnya. Kl sp ketinggalan berarti kita yg lali dan gak teliti :)
oooalaaah...pantesan kakaknya Dija gak dapet buku penjaran satu satu gitu. kok banyak pelajaran disatuin jadi satu buku. sempat bingung jugaa
ReplyDeletesy juga awalnya sempet bingung :D
DeleteEmang kasihan terkadang ngeliat anak membawa buku sampai keberatan karena terlalu byk biku yg mereka panggul di pundaknya ya mbak :)
ReplyDeleteBeda sama para murid jmn dulu..terkadang bawa buku satu di lipat msk kantong celana belakang..hehe :)
makanya skrg sy bersyukur bw bukunya cm sdkt :D
DeleteKurikulum oh kurikulum :D tapi yang punya kebijakan juga pastinya punya banyak pertimbangan dan riset dari beberapa kali perubahan ya mbak, semoga yang terbaik deh buat generasi penerus (anak2 kita).
ReplyDeleteDan setuju sangat dengan pendapat mbak bahwa setiap generasi akan ada yang berhasil karena usaha. ^^d
makanya sy juga gak mau buru2 protes, Mbak. Krn bs jd sy hanya melihat dr sisi anak sy. Smeentara yg punya kebijakan melihat lebih luas.
DeleteYup, jd lebih baik sy coba beradaptasi :)
kalo ina masih pake kurikulum lama....soale buku paketnya masih banyak....emang setiap hari tasnya jadi berat....tapi untungnya ina pake tas yang ada rodanya...
ReplyDeletedulu wkt kelas 1 juga Keke-Nai pk tas yg ada rodanya. Tp ternyata repot juga kalau anak2 dpt kelas di atas atau yg harus turun ke bawah
DeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^