Tahun ajaran baru sudah hampir di depan mata. Biasanya sejak awal semester
genap, orang tua mulai disibukkan mencari sekolah untuk anak. Sedikit
flashback dulu ke masa ketika Nai ikut tes masuk di salah satu SD swasta.
Chi berkenalan dengan salah seorang ibu yang juga sedang menemani
putrinya.
"Mbak, kalau di sini pergaulannya borju gak ya?"
Ibu tersebut bertanya seperti itu begitu tau Keke udah duluan jadi siswa di
sana. Katanya, anak pertamanya sekolah di SD swasta lain. Sekolah yang
bagus, tapi sayang pergaulannya borju. Singkat cerita, gak sanggup lah
dengan biaya pergaulannya.

Hmmm ... ternyata memilih sekolah memang gak sekadar melihat kurikulu.
Banyak sekali yang harus dicatat dan dipertimbangkan sebelum akhirnya
memutuskan sekolah yang terbaik untuk anak.
Webinar Parenting dari Pesantren Modern Tahfidz Ar-Rahmah
Rabu (4/6), Chi menyimak webinar parenting tentang "Kiat Sukses Memilih
Sekolah Terbaik untuk Anak". Topik yang sangat relevan bagi orang tua yang
saat ini sedang mencari sekolah.
"Sebagai orang tua memiliki tugas dan tanggung jawab agar anak memiliki pendidikan terbaik untuk masa depan. Orang tua menginginkan memiliki anak yang sholeh/sholehah, sukses, serta bermaslahat bagi bangsa dan agama." ujar Bapak Arief Wismansyah selaku Pembina Yayasan Baiturrahmah Madania
Lebih lanjut beliau menjelaskan secara singkat tentang Ponpes Tahfidz
Ar-Rahmah. Level SMP sudah berjalan selama beberapa tahun. Baru-baru ini
membuka jenjang SMA bekerjasama dengan MAN Insan Cendikia.
Alasan bekerjasama dengan MAN Insan Cendikia karena saat ini sekolah
tersebut berada di peringkat 1 nasional. Banyak lulusannya masuk perguruan
tinggi negeri dan juga di universitas luar negeri melalui jalur
beasiswa.
Tidak hanya menyiapkan metode pelajaran terbaik. Pondok pesantren ini juga
dilengkapi dengan berbagai lab, lapangan olahraga, dan fasilitas lainnya.
Harapannya adalah semua siswa mendapatkan pendidikan terbaik untuk masa
depannya.
Kiat Sukses Memilih Sekolah Terbaik untuk Anak

Webinar parenting ini terbagi dalam 2 sesi. Sesi pertama menghadirkan
narasumber Mr. Zayn Ali, Praktisi Pendidikan dengan tema
"Kiat Sukses Memilih Sekolah Terbaik bagi Anak". Narasumber mengawali
sesi dengan menampilkan 6 gambar cangkir dan gelas. Mengajak para peserta
untuk memilih serta menjelaskan pilihannya.
"Banyak sekali pilihan sekolah terbaik. Bahkan tidak terlihat ada yang kurang dari sisi sarana maupun prasarana. Tetapi, apakah sudah pasti menjadi sekolah yang tepat bagi anak?" ujar Mr. Zayn Ali, Praktisi Pendidikan.
Kunci utama memilih sekolah ada di kata 'tepat'. Sekolah yang dikatakan
terbaik sekalipun, belum tentu tepat untuk anak. Ibarat 6 gelas yang menjadi
contoh, bentuk dan isinya bisa berbeda. Setiap orang punya pilihan dan
alasan masing-masing.
Value and Goals

Sebelum menentukan sekolah itu tepat, orangtua harus memiliki value dan cita-cita untuk masa depan anak. Sekolah dengan fasilitas lengkap sekalipun belum tentu cocok dengan value dan goals yang diinginkan.
Ada 4 unsur value and goals dalam menentukan sekolah yaitu:
- Faith - Apakah sekolah yang dituju sudah sesuai dengan keyakinan orang tua?
- Paradigm - Apakah sekolah tersebut sudah sesuah dengan paradigma orang tua (pendidikan, pengasuhan, dan apapun yang menjadi patokan)?
- Needs - Apakah ada kebutuhan atau target khusus yang ingin orang tua capai? Misalnya, orang tua ingin anak hapal Al-Quran, maka cari sekolah yang memfasilitasi target orang tua.
- Targets
Ketika menentukan value, pastikan semua anggota keluarga memiliki nilai
yang sama. Tidak hanya antara suami istri, tetapi juga dengan kakek
neneknya.
Orang tua harus membaca visi dan misi sekolah yang dituju. Setelah itu
diskusikan konsep pendidikan dengan kepala sekolah dan guru. Menurut Mr.
Zayn Ali, diskusi memang sebaiknya tidak hanya dengan kepala sekolah.
Tujuannya memastikan bahwa semua yang ada di sekolah tersebut paham dengan
konsepnya. Sehingga pendidikan bisa berjalan dengan lancar.
Input

Langkah selanjutnya adalah mulai mencari sekolah yang sesuai dengan value dan goals keluarga. Setelah menemukan sekolah yang sesuai, mulai tanyakan tentang inputnya. Input sekolah bisa terdiri dari:
- Terms and conditions
- Test academic
- Inclusive or exclusive
- Formal or non formal
- Vocational
- Qualitative/quantitative
Perhatikan semua syarat yang diberikan sekolah secara detil. Pilih yang
paling sesuai dengan keinginan. Setiap sekolah punya ketentuan
masing-masing. Hal ini bukan indikator sekolah tersebut baik atau
buruk.
Misalnya, ada sekolah yang hanya menerima siswa dengan ketrampilan
tertentu, tetapi ada pula yang menerima semua siswa tanpa syarat khusus.
Itu hak sekolah untuk menentukan standar. Orangtua tidak bisa memaksa
mengubah ketentuan sekolah. Tetapi, orang tua bebas memilih sekolah yang
konsepnya sesuai dengan yang diinginkan.
Kecerdasan anak tidak hanya sebatas akademis. Ada yang cerdas musik,
olahraga, dan lain sebagainya. Tips memilih sekolah terbaik menurut Mr.
Zayn Ali adalah
- Menghargai setiap kecerdasan siswa (multiole intelligence)
- Apresiasi perkembangan mulai dari yang kecil hingga besar
- Memfasilitasi minat dan bakat siswa
Proses

"Jika berkunjung ke sekolah, indikator pertama sekolah itu terbaik atau bukan adalah melihat kebersihan toilet."
Orang tua seringkali terkagum-kagum melihat lobby dan fasilitas lain di
sekolah. Tapi, luput memperhatikan toilet. Padahal bila ada sekolah yang
sampai memperhatikan kebersihan toiletnya, bisa dipastikan semua bagian
software maupun hardware berjalan dengan baik. Setelah memastikan
kebersihan toilet, baru perhatikan poin hardware berikutnya dan juga
software.
Output

Apa output yang diinginkan orang tua bila anak mulai sekolah?
Sekolah yang baik tidak menjadikan nilai raport sebagai keberhasilan
mutlak. Tetapi, guru juga bisa memahami dan menghargai setiap kecerdasan
siswanya. ada portofolio yang dikumpulkan dan diserahkan ke orang tua.
Sekolah juga sangat peduli dengan pengembangan karakter dan
skill siswa.
Buat catatan list pertanyaan karena terkadang ada hal yang luput untuk ditanya. Jangan malu untuk bertanya sedetil mungkin ke sekolah. Diskusikan dengan keluarga, termasuk anak, setelah survey ke sekolah.
Dalam sesi tanya jawab, ada salah satu yang penanya yang merasa masih
punya trust issue dengan kejadian di beberapa pesantren.
Daripada mengeneralisir semua pesantren, lebih bijak bertanya sedetil
mungkin kepada sekolah yang disurvei. Bertanya tentang SOP ketika ada
indikasi masalah di sekolah, sistem keamanan, pemilihan kualitas guru,
dan lain sebagainya. Jangan malu untuk bertanya.
Waktu yang Tepat Memasukkan Anak ke Pesantren
Mr Zayn Ali tidak mengatakan secara mutlak waktu yang tepat untuk
memasukkan anak ke pesantren. Oleh karena itu, kenalkan value keluarga
sedini mungkin. Bila orang tua berkeinginan memasukkan anak ke
pesantren, bisa mulai mengenalkan anak sejak kecil. Misalnya dengan
mengajak anak ke pesantren, menceritakan suasana, dan lain sebagainya.
Umumnya, hingga anak usia SD hingga SMP masih dicarikan sekolah oleh
orang tua. Tetapi, berdasarkan pengalamannya di dunia pendidikan, anak
generasi sekarang untuk jenjang SMA mayoritas sudah menentukan sendiri
sekolah yang diinginkan.
Memberi value sedini mungkin kepada anak adalah hal penting. Jangan
sampai anak merasa terpaksa bersekolah di sekolah yang dipilihkan orang
tua karena gak sesuai dengan keinginan anak. Risikonya, kegiatan belajar
hingga outputnya mungkin tidak seperti yang diharapkan orang
tua.
Sekolah favorit belum tentu menjadi sekolah terbaik untuk anak kita. Oleh karena itu, kembali ke 4 step di atas ketika memilih sekolah yaitu value, input, proses, dan output. Sekolah yang terbaik untuk anak adalah yang sesuai dengan visi misi keluarga.
Sudah siap memilih sekolah terbaik untuk anak?
0 Comments
Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^