Siapa yang seharusnya mengatur keuangan rumah tangga? Suami atau Istri?
Kalau pertanyaan itu ditujukan ke Chi, akan lantang menjawab, "suami!" alias K'Aie hehehehe. Eits! Bukan berarti Chi suka boros. Masih bisa kok membedakan mana kebutuhan dan keinginan. Meskipun terkadang berbelanja dengan berkedok 'self reward" 😂
Kalau pertanyaan itu ditujukan ke Chi, akan lantang menjawab, "suami!" alias K'Aie hehehehe. Eits! Bukan berarti Chi suka boros. Masih bisa kok membedakan mana kebutuhan dan keinginan. Meskipun terkadang berbelanja dengan berkedok 'self reward" 😂
Di awal pernikahan, Chi termasuk yang berpikir kalau istri adalah Menteri
Keuangan dalam rumah tangga. Artinya yang mengelola gaji suami tuh harus
istri. Alhamdulillah, K'Aie juga gak keberatan sama sekali.
Tapi, Chi memang dari dulu gak suka mengatur keuangan. Chi merasa jarang
banget boros. Cuma kurang suka melakukan pencatatan, membuat berbagai pos
keuangan, dan lain sebagainya. Rasanya ruwet aja gitu. Makanya, cuma
bertahan sekitar 2 tahunan mengatur keuangan rumah tangga. Abis itu
lambaikan tangan ke kamera alias menyerah hehehe.
Tanpa melalui diskusi panjang apalagi sampai berdebat, K'Aie setuju untuk
urusan keuangan dikelola sama dia. Chi cuma minta jatah bulanan untuk uang
belanja dan jajan anak-anak dengan menyebutkan minimal nominal. Sisanya
terserah K'Aie aja ngaturnya.
Sampai sekarang masih seperti itu. Alhamdulillah merasa sangat nyaman. Gak
uring-uringan kayak waktu masih mengurus keuangan rumah tangga.
Membuat Kesepakatan Bersama dalam Mengatur Keuangan Rumah Tangga
Jadi, siapa yang seharusnya mengatur keuangan rumah tangga?
Menurut Chi, gak ada jawaban yang saklek untuk hal ini. Memang umumnya istri yang mengatur keuangan rumah tangga. Tapi, kan, bukan berarti berlaku untuk semua orang.
Orangtua Chi beda lagi mengaturnya. Mamah pernah cerita, gaji papah yang dikasih ke mamah, dipakai untuk biaya harian dan bulanan yang umum seperti belanja, listrik, uang sekolah, dan lain-lain. Sedangkan papah mengatur keuangan untuk berbagai cicilan yang besar seperti KPR dan kendaraan pribadi.
Jadi, rasanya udah terjawab, ya. Selama berdasarkan kesepakatan, rasanya
akan berjalan lebih baik. Karena ada juga kan kasus di mana istri yang
mengelola keuangan, tapi suami gak mau tau. Gak pernah diajak ngobrol
apalagi diskusi. Pokoknya harus cukup.
Keuangan Rumah Tangga adalah Urusan Dapur Masing-Masing Keluarga
Postingan ini terpicu dari tweet netizen di salah satu komunitas X.
Ceritanya si netizen ini selalu memberi seluruh gajinya kepada istrinya
untuk dikelola. Alasannya, dia udah capek kerja, jadi biar aja istrinya ymengelola uang. Tapi, lama-lama dia merasa kesal karena sikapnya ini selalu
diketawain ma teman-temannya. "Emang salah ya ngasih semua gaji ke istri?"
Dia bertanya seperti itu di X.
Tweet netizen tersebut bikin Chi punya ide untuk menulis postingan ini. Menurut Chi, gak salah sama sekali. Asalkan istrinya juga gak keberatan.
Intinya, sih, jangan terlalu 'kemakan' sama opini orang lain. Ya memang sesekali kita butuh juga saran. Tapi, kalau terlalu mendengar 'katanya, katanya ...' malah bisa-bisa rumah tangga kita yang runyam.
Urusan dapur menjadi privasi setiap rumah tangga. Kita dan pasangan yang tau kondisinya. Selama merasa nyaman aja mengatur keuangan seperti itu, ya udah bodo amat orang lain mau bilang apa juga. Emang mereka yang biayain? Hehehehe.
Tweet netizen tersebut bikin Chi punya ide untuk menulis postingan ini. Menurut Chi, gak salah sama sekali. Asalkan istrinya juga gak keberatan.
Intinya, sih, jangan terlalu 'kemakan' sama opini orang lain. Ya memang sesekali kita butuh juga saran. Tapi, kalau terlalu mendengar 'katanya, katanya ...' malah bisa-bisa rumah tangga kita yang runyam.
Urusan dapur menjadi privasi setiap rumah tangga. Kita dan pasangan yang tau kondisinya. Selama merasa nyaman aja mengatur keuangan seperti itu, ya udah bodo amat orang lain mau bilang apa juga. Emang mereka yang biayain? Hehehehe.
Tidak Mengelola Keuangan Bukan Berarti Boros
Ketika Chi kembali menyerahkan urusan mengelola keuangan ke K'Aie bukan
berarti Chi tuh boros, lho. Alasannya, cuma gak suka aja melakukan berbagai
pencatatan.
Ya memang ada kondisi di mana, salah satu pasangan tidak dikasih
kepercayaan mengelola keuangan rumah tangga karena suka boros. Menurut Chi
sebaiknya jangan, ya. Kalau merasa boros, belajar untuk lebih bisa menahan
diri. Karena akan merepotkan pasangan juga kan kalau kitanya boros.
Tapi, berdasarkan pengalaman, tidak ada aturan saklek tentang siapa yang lebih berhak mengatur keuangan. Apalagi membandingkan siapa yang lebih pintar. Karena Chi perhatiin konflik keuangan rumah tangga seringkali terjadi karena komunikasi dengan pasangan gak klop. Atau bahkan gak ada komunikasi sama sekali.
Buat yang sudah menikah, bisa dikomunikasikan kembali bila berasa masih ada yang mengganjal. Buat yang belum, bisa didiskusikan dari sebelum pernikahan. Boleh aja minta saran orang lain, tapi jangan telan mentah-mentah sarannya.
Begitu pun kita sebagai orang luar. Sebaiknya menahan diri deh untuk ngurusin dapur rumah tangga lain kalau memang gak diminta. Melihat keuangan rumah tangga dipegang suami, langsung dihakimi punya suami patriarki. Kalau istri yang mengurus, suami diolok-olok karena dianggap takut istri.
Duh! Sebagai orang luar sebaiknya tahan diri deh, ya. Kita gak bener-bener tau kondisi rumah tangga orang lain.
Tapi, berdasarkan pengalaman, tidak ada aturan saklek tentang siapa yang lebih berhak mengatur keuangan. Apalagi membandingkan siapa yang lebih pintar. Karena Chi perhatiin konflik keuangan rumah tangga seringkali terjadi karena komunikasi dengan pasangan gak klop. Atau bahkan gak ada komunikasi sama sekali.
Buat yang sudah menikah, bisa dikomunikasikan kembali bila berasa masih ada yang mengganjal. Buat yang belum, bisa didiskusikan dari sebelum pernikahan. Boleh aja minta saran orang lain, tapi jangan telan mentah-mentah sarannya.
Begitu pun kita sebagai orang luar. Sebaiknya menahan diri deh untuk ngurusin dapur rumah tangga lain kalau memang gak diminta. Melihat keuangan rumah tangga dipegang suami, langsung dihakimi punya suami patriarki. Kalau istri yang mengurus, suami diolok-olok karena dianggap takut istri.
Duh! Sebagai orang luar sebaiknya tahan diri deh, ya. Kita gak bener-bener tau kondisi rumah tangga orang lain.
46 Comments
Betul, terserah pada tiap keluarga untuk mengatur keuangan, siapa yg jadi menteri keuangan keluarga. Adikku (cowok) termasuk rajin mencatat setiap pengeluaran, bon-bon di kumpulian & catat. Trus aku ikut-ikut cara dia. Ternyata dengan mencatat, merupakan salah satu tips engga boros. Kita jadi mikir setiap mau bayar-bayar.
ReplyDeleteIni persis adik saya. Laki-laki juga. Dia kalau bikin pencatatan, super duper detil. Beda deh ma kakaknya hehehe
DeleteWah sama kita. Sejak menikah aku juga gitu. Suami yang pegang keuangan karena dia terbiasa sejak SMP menjadi menteri keuangan rumah tangga. Di saat itu, umur 11-12 tahun, sudah jadi anak yatim. Jadi dia pintar banget ngatur keuangan. Kebalikan banget sama diriku. Alhamdulillah sejauh ini gak pernah masalah. Adem ayem dan aku gak pernah pusing ngurusin apa pun yang perlu keahlian pengaturan keuangan.
ReplyDeleteNah berarti memang kembali ke masing-masing keluarga ya, Mbak. Saya pun lebih cocok suami yang mengatur
DeletePenting ya untuk mengkomunikasikan tentang siapa yang mengatur keuangan rumah tangga malah ada ilmunya tentang manajeman finansial rumah tangga ..soalnya masalah uang nih sensitip hehehe
ReplyDeleteSangat penting! Gak enak berdebat tentang duit, termasuk sama pasangan sekalipun
DeleteIya juga kak Bayu, namanya soal uang sensi bingids. Sama temen, atau saudara aja sesuatu banget, apalagi ini sama pasangan hidup yang memang kudu dibicarakan yak
DeleteSetujuu,,,Keuangan rumah tangga adalah urusan dapur masing-masing keluarga. Dulu yang saya tahu Ibu saya (IRT) diberi semua penghasilan Bapak dan Ibu yang kelola.
ReplyDeleteGiliran saya baru-baru nikah, suami kasih ATM uang gajinya...Beberapa bulan saja saya nyerah, sepertinya lebih baik saya diberi uang bulanan saja sesuai kebutuhan rumah tangga kami. Jadi sampai kini begitu polanya dan malah bisa kebeli semua yang saat ini kami miliki hihihi
Awalnya saya juga taunya begitu. Ternyata setelah ngerasain malah gak sanggup hehehe. Udahlah, saya lebih cocok kalau suami yang mengatur :D
DeleteSetuju Mbak Myra, pengatur keuangan rumah tangga harus menjadi kesepakatan suami istri
ReplyDeleteAda kasus suami mengatur keuangan tapi bukan disebabkan kesepakatan
Melainkan sifat otoriter si suami
Saking otoriter (dan gak percaya istri), suami jugalah yang belanja harian dari sabun, sampai belanja sayuran. Istri hanya diberi uang jajan secukupnya
Ya memang ada beberapa kasus yang kurang baik. Bahkan ada juga kan istri yang selalu menghambur-hamburkan uang. Gak peduli penghasilan suaminya cukup atau enggak. Memang idealnya harus atas kesepakatan bersama.
DeleteKesepakatan bersama dan kompak ya kak Myra berarti. Mantap juga ini pengalamannya bisa jadi inspirasi. Karena seringnya Fenni mendengar yang ngatur keuangan rumah tangga itu ya istri. Ternyata bisa juga ke suami ya
ReplyDeleteyup! Bukan sepakat karena salah satunya merasa terpaksa.
Deletesetuju tergantung keluarga masing-masing, kalau di keluargaku kadaang suami yang belanja kadang aku, pokoknya kami pikirkan bersama gimana cara dapur tetap ngebul..jangan ampe kebablasan belanja akhir bulan nggak ada yang bisa dimakan
ReplyDeleteNah iya, bisa juga seperti itu
DeleteAku dan suami gantian tp kebanyakan aku yg aturin hingga tercatat dlm excel spy terlihat pengeluaran mana yg bengkak dan cari solusi merampingkannya 😂
ReplyDeleteTernyata unik-unik ya setiap rumah tangga. Semakin membuktikan memang gak ada aturan saklek harus istri atau suami yang mengatur. Tergantung rumah tangganya juga.
DeleteMengatur keuangan rumah tangga memang ciri khas masing-masing keluarga..
ReplyDeleteAku pun suami yang ngatur, hehehe.. pokonya uang yang dikasih ke aku untuk pengeluaran seneng-senengku aja ((sama anak-anak, pastinyaa)). Jadi uda males ribet itung-itungan.
Bukan karena suami ga percaya jugaa..
Tapi gimana ngejelasinnya yaa.. hihihi...
Hal-hal seperti ini sering banget menuai pro-kontra, terutama kalo dibawa ke ranah medsos.
Wkwkwkw! Kayaknya kita sama, ya. Itulah makanya kita harus berhati-hati juga ketika menceritakan perihal rumah tangga ke orang lain. Apalagi ceritanya ke ranah medsos
DeletePernah ada kejadian unik nih, ka Chi...
DeleteJadi, karena aku sering apa-apa cerita ke mamah sama Ibuk, yang ka Chi tau kaan.. orqangtua dulu yaa.. semua gaji suami ke istri.
Begitu tau aku gak megang uang buat keperluan bayar-bayar ((karena itu jadi ga tau berapa tagihan listrik, air, internet, dkk)) sampai dikira suami lagi sulit.
Huhuhu.. terima kasih uda diperhatiin...
Tapi mamah sama Ibuk bener-bener ga paham metode keuangan yang megang suami.
Kayak yang aku gak bisa dipercaya bangeett.. gitu.
Ya, gapapa..
hehhee.. nasib akunya anak bungsu. Jadi suka dinilai masih kecil dari sana sini.
Kondisi setiap rumah tangga pasti berbeda. Saya pun termasuk yang menerima uang dari suami untuk kelola belanja bulanan kebutuhan rumah tangga saja. Kalau pengaturan keuangan lain-lainnya, saya serahkan sepenuhnya ke suami. Apalagi suami memang orang ekonomi manajemen, hehe
ReplyDeleteSama dong kita. Toss dulu deh kalau gitu hehehe
DeleteSetiap keluarga istimewa dan punya caranya mengelola rumah tangga masing-masing. Yang penting semua happy dan segala kebutuhan tercukupi.
ReplyDeleteYup! Itulah bagi kita sebagai orang luar sangat penting untuk menahan diri tidak mengatur rumah tangga orang lain kalau gak diminta
DeleteKalo udah di real life, udah nggak ada lagi dalam rumah tangga aturan ini tugasmu itu tugasku. Bisa ribut terus. Yang ada harus dikompromikan bersama.
ReplyDeletekomunikasi memang masih menjadi kunci utama
DeleteKeuangan memang menjadi masalah yang paling krusial dalam rumah tangga. Perlu komunikasi dan kompromi yang baik dengan pasangan untuk memutuskannya.
ReplyDeleteSetuju banget nih, memang tidaj ada jawaban saklek terkait siapa yang pantas kelola keuangan rumah tangga. Pastinya sesuai kesepakatan bersama saja antar pasangan. Intinya orang luar tidak berhak berargumen.
ReplyDeleteKalau pasangan percayakan ke suami nyabuat handle keuangan gapapa. Kalau aku kebalikannya mba, tapi memang saat di kasih tugas ini tuh jujur saja cukup berat hahhaha. Mesti beneran hati-hati dan komunikasi.
karena tanggungjawabnya berdua, ya pasti mesti sama2 saling menjaga dan mengelola keuangan dgn baik. biar bisa tetep nabung utk kebutuhan masa depan.
ReplyDeleteKalau selalu mendengarkan pendapat orang lain kayaknya bakalan capek sendiri, ya, Mbak. Seperti persoalan siapa yang mengatur keuangan ini, kayaknya tergantung kesepakatan setiap pasangan, deh! Bisa salah satu atau keduanya yang mengelola keuangan keluarga.
ReplyDeletekalau aku pas awal nikah itu suami juga ngasih gajinya ke aku buat dikelola, mbak. jadi ya sampai sekarang memang keuangan rumah tangga aku yang ngatur. dan lagi kalau dilihat suami juga bukan orang yang suka nabung kalau ada uang dia belanja melulu jadi ya mending aku aja yang ngatur uangnya
ReplyDeleteSaya dulunya diatur berdua, Saya bagian belanja bulanan dan harian, sementara untuk urusan yang wajib2 semua pak suami. Tapi sekarang semua diserahkan ke saya. Pak Suami hanya bertugas masukkan ke tabungan berjangka dan ongkos dia saja. Tapi kalau kehabisan yaa saya masih minta lagi ke beliau... hahahah
ReplyDeletesetujuu, keuangan rumah tangga tuh sebenernya bisa diatur oleh istri atau suami ya mak. Emang paling better fleksibel aja, disesuaikan dengan masing-masing rumah tangga aja yaaa
ReplyDeleteUrusan dapur menjadi privasi setiap rumah tangga, enggak perlu dibanding-bandingkan dengan dapur tetangga apalagi dapur rumah tangga keluarga se-Indonesia hihi...bakalan ramai pastinya
ReplyDeleteTergantung sih yang lebih baik tergantung kesepakatan bersama. Dievaluasi aja siapa yang lebih bisa ngatur rumah tangga. Nggak bisa disamain dengan orang lain. Belum tentu cocok di keluarga sendiri kalau diterapin ke rumah tangga orang lain bakalan cocok juga.
ReplyDeleteHaduhhh tauk dah ya kenapa mulut neti pedes bener. Yaudah sih urusan ngatur keuangan boleh siapa aja, entah suami atau istri. Asal jangan pelakor wakakaka. Malah sekarang mama papaku menyerahkan keuangan rumah tangga ke adekku yang bontot cowok. Tinggal dia doang yg belom nikah. Dan kebetulan ada usaha di rumah kami. Jadi adekku yang jadi manajer keuangan keluarga hahaha.
ReplyDeletekuncinya semua itu harus dikomunikasikan , asal saling pengertian nggak maslah siapa yang pegang duit asal amanah dalam menjalankan tugasnya
ReplyDeleteSepakat, soal siap yang mengatur keuangan keluarga itu hak prioritas masing-masing keluarga ya mbak
ReplyDeleteBergantung kesepakatan bersama yang sudah dibuat
Pembahasan ini relatable banget, sih! Siapa yang ngatur keuangan emang penting, tapi kolaborasi antara suami-istri juga nggak kalah krusial. Love this!
ReplyDeleteSangat penting membicarakan hal ini dengan benar-benar ya mbak karena termasuk hal yang krusial sekali. Kedua pihak harus saling percaya dan saling mendukung ya
ReplyDeleteDuh lah... memang gitu sih klo di medsos, apa aja bisa jadi bahan olok2 karena yang komentar kan tidak ketemu langsung sama yang posting. Suka asal deh ngomentari ini itu tanpa tau latar belakangnya.
ReplyDeleteGapapa sih, siapa aja yang mengatur keuangan asalkan kesepakatan bersama dan sama2 nyamannya.
Saya lebih suka pegang uang secukupnya aja, untuk urusan yang besar, biar suami yang ngurusin. Heheheh
ReplyDeleteSetuju. Mau istri atau suami yang mengelola keuangan tidak masalah. Toh aslinya akan dikelola bersama. Hanya saja urusan uang dipegang siapa itu ujung-ujungnya juga nanti juga suami dan istri sudah saling tahu. Kalau memang komunikasi antar suami istri sudah bagus.
ReplyDeleteSetiap keluarga punya metode pengelolaan keuangan masing-masing. Cara orang tua belum tentu sama dengan cara keluarga anaknya. Setidaknya itu yg saya terapkan buat keluarga anak2ku. Terserah mereka, mama tidaak mau ikut campur, biar anak mantu tenang tanpa direcoki sama orang tua/mertua.
ReplyDeletekalau di keluargaku, menteri keuangannya aku, heheh. soalnya, suamiku kalau ada uang, pasti deh beliin apa-apa buat anak isterinya, sementara akunya pemikir, butuh atau pengen? harus beli atau mending ditabung, hehhe. etapi ya semua tetap berdasarkan kesepakatan dan kami selalu ngasih laporan, uangnya buat apa saja.
ReplyDeleteTiap keluarga punya cara masing2 ya, kenapa harus kemakan omongan orang sih hehe
ReplyDeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^