Private lunch Queenrides dan bloggers (5/11) di Kopi Legit, Plaza Semanggi
- Jakarta. Bincang santai tentang movement #WomenRideSafe yang akan
diselenggarakan pada tanggal 20 November 2016
“Ibu-ibu emang gitu, sen kiri tapi belok ke kanan.”
“Ibu-ibu kalau naik motor lebih galakkan mereka walaupun salah.”Pernah dengar yang seperti itu? Malah sampe dibilang kalau ketemu ibu-ibu pengendara motor maka ‘kelar hidup loe’. Berbagai meme tentang ibu-ibu pengendara motor pun bersliweran di timeline social media. Kadang Chi tertawa melihatnya, tapi kadang malu juga. Duh, sampe segininya ya citra ibu-ibu pengendara motor?
Sebetulnya, Chi agak jarang menemukan kejadian-kejadian seperti itu. Entah karena Chi sehari-seharinya kurang jauh mainnya atau gimana. Karena sehari-hari paling cuma jemput anak yang jarak tempuhnya dekat.
Yang paling sering Chi lihat, justru para pengendara di bawah umur. Yang masih seumuran Keke bahkan Nai! Dan, mereka juga gak pernah pakai safety gear (helm, jaket, dan lain sebagainya). Chi pernah coba samperin 3 pengendara motor yang masih kecil, eh begitu dideketin malah kabur. Chi coba kejar dengan mobil, mereka malah makin ngebut sambil ketawa-tawa. Beugh! Disangka lagi main kejar-kejaran apa, ya?
Akhirnya, Chi terpaksa berhenti mengejar. Ngeri! Karena kejadiannya di komplek. Di mana bisa setiap saat ada anak kecil yang bermain di depan rumah. Udahlah, mending mengalah dulu aja walaupun hati jengkel banget.
Kemana ya orang tua mereka? Apa mereka tau kalau anaknya udah pada bisa bawa motor. Atau justru mereka malah bangga anaknya sudah bisa bawa motor? Jangan salah, faktanya banyak juga lho orang tua yang seperti itu. Malah bangga anaknya bisa mengendarai motor padahal masih kecil. Jadi inget postingan Chi yang tentang Queenrides sebelumnya. Rules, Skills, and Attitude, bagaimana orang tua yang bangga memahami 3 hal itu? *bingung*
[Silakan baca: Ngopi Cantik Queenrides]
Selain sedih dan marah ketika melihat pengendara anak-anak, 8 fakta di bawah ini menggerakan Chi untuk mendukung #womenridesafe
Perbandingan Tingkat Kecelakaan di Jalan Raya untuk Laki-Laki dan Perempuan
Berdasarkan sumber Data Korlantas periode 2014 -2015, perbandingan tingkat
kecelakaan antara perempuan dan laki-laki sebesar 5 :2
Angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia meningkat hingga 80% (sumber: Data WHO 2014). Kecelakaan yang terjadi tidak hanya di jalan raya, lho. Bahkan di komplek pun bisa terjadi kecelakaan. Itu karena kecelakaan tidak mengenal tempat
Indonesia adalah Negara dengan tingkat kecelakaan lalu lintas tertinggi di dunia (sumber: Data Global Status Report on Road Safety, WHO). Dan ternyata, semakin tinggi tingkat kecelakaan di suatu Negara berarti semakin tinggi pula tingkat korupsi. Kenapa bisa begitu? Salah satu contohnya, mudah membuat SIM dengan cara nyogok. Itu korupsi juga, kan?
Berdasarkan sumber Data WHO 2014, setiap 1 jam, 3 orang meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Duh! Setiap satu jam, lho. Mengkhawatirkan gak sih kalau faktanya kayak gini? Pastinya, ya.
Sekitar 87,5% peristiwa kecelakaan terjadi akibat perilaku pengendara yang buruk (sumber: Korlantas Polri periode Januari – Agustus 2013). Kecelakaan bisa terjadi karena berbagai sebab. Faktor kendaraan yang kurang layak jalan, infrastruktur, dan lain-lain. Tetapi yang terbesar adalah karena perilaku. Siapa yang masih suka bersocial media saat sedang berkendara? Mengenakan outfit yang gak tepat? Dan banyak perilaku salah lainnya. Yup! Diingat lagi tentang Rules, Skills, and Attitude, ya.
Pengendara perempuan rawan menjadi korban kecelakaan. Memang hal ini tidak ada datanya, tetapi bagi para pelaku kejahatan seperti mengincar pengendara perempuan lebih mudah.
Data Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, 2014 menyebutkan bahwa peningkatan sebesar 49,5% pada kecelakaan sepeda motor di Indonesia melibatkan perempuan.
Idealnya memang hanya laki-laki (suami) yang mencari nafkah. Tapi, faktanya perempuan bekerja di Indonesia itu banyak. Tentu masing-masing punya alasa sendiri akan hal itu. Dan, berdasarkan survey Queenrides terhadap 800 pengendara perempuan berusia 24-40 tahun, 80% perempuan di Indonesia berkendara untuk bekerja membantu ekonomi keluarga.
Kalau di lihat lagi fakta-fakta di atas, perempuan lebih rentan mengalami kecelakaan. Padahal sebagian besar berkendara untuk bekerja. Sehingga, ketika terjadi kecelakaan, gak bisa hanya menganggap kalau ini masalah korban semata. Akan ada keluarga yang bersedih. Perekonomian keluarga pun bisa terganggu.
Sebagai perempuan, mungkin kita tidak bisa mengendarai motor dan mobil. Tapi, lantas gak peduli. Kita masih punya keluarga dan teman. Sebagai ibu, bisa mengawasi dan mengedukasi anak-anaknya untuk tidak berkendara saat masih anak-anak. Kalau perlu bersikap tegas dalam hal ini.
Pengetahuan yang kita miliki tentang berkendara aman bisa dipakai untuk mengingatkan keluarga dan teman agar selalu berkendara aman. Lagipula, setidaknya kita pernah berada di jalan, kan. Sekalipun jalan kaki dan tentunya akan merasa lebih aman bila semua pengendara sadar tentang berkendara aman.
Sebetulnya, untuk urusan keamanan berkendara sudah ditangani oleh sejumlah kementrian dan kepolisian. Sayangnya baru sebatas bicara angka-angka. Belum sampai pada tahap agar publik menganggap hal ini sebagai isu yang krusial.
Di tingkat masyarakat pun lebih sering terjadi olok-olok terutama bagi pengendara perempuan. Ya, seperti yang Chi tulis di awal. Perilaku beberapa pengemudi perempuan dijadikan meme. Hal seperti itu gak menyelesaikan masalah. Justru sesama perempuan kita harus saling mengingatkan. Sama-sama bersuara kalau udah saatnya para perempuan sadar untuk berkendara aman. I support #WomenRideSafe
Teman-teman, Queenrides akan mengadakan movement #womenridesafe pada tanggal 20 November 2016 di Jakarta. Akan ada talkshow dengan narasumber
Angka Kecelakaan di Jalan Raya
Angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia meningkat hingga 80% (sumber: Data WHO 2014). Kecelakaan yang terjadi tidak hanya di jalan raya, lho. Bahkan di komplek pun bisa terjadi kecelakaan. Itu karena kecelakaan tidak mengenal tempat
Pertumbuhan Tingkat Kecelakaan
Indonesia adalah Negara dengan tingkat kecelakaan lalu lintas tertinggi di dunia (sumber: Data Global Status Report on Road Safety, WHO). Dan ternyata, semakin tinggi tingkat kecelakaan di suatu Negara berarti semakin tinggi pula tingkat korupsi. Kenapa bisa begitu? Salah satu contohnya, mudah membuat SIM dengan cara nyogok. Itu korupsi juga, kan?
Korban Kecelakaan
Berdasarkan sumber Data WHO 2014, setiap 1 jam, 3 orang meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Duh! Setiap satu jam, lho. Mengkhawatirkan gak sih kalau faktanya kayak gini? Pastinya, ya.
Perilaku Pengendara
Sekitar 87,5% peristiwa kecelakaan terjadi akibat perilaku pengendara yang buruk (sumber: Korlantas Polri periode Januari – Agustus 2013). Kecelakaan bisa terjadi karena berbagai sebab. Faktor kendaraan yang kurang layak jalan, infrastruktur, dan lain-lain. Tetapi yang terbesar adalah karena perilaku. Siapa yang masih suka bersocial media saat sedang berkendara? Mengenakan outfit yang gak tepat? Dan banyak perilaku salah lainnya. Yup! Diingat lagi tentang Rules, Skills, and Attitude, ya.
Perempuan Rawan Menjadi Korban Kecelakaan
Pengendara perempuan rawan menjadi korban kecelakaan. Memang hal ini tidak ada datanya, tetapi bagi para pelaku kejahatan seperti mengincar pengendara perempuan lebih mudah.
Kecelakaan Pengendara Sepeda Motor
Data Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, 2014 menyebutkan bahwa peningkatan sebesar 49,5% pada kecelakaan sepeda motor di Indonesia melibatkan perempuan.
Perempuan Bekerja
Idealnya memang hanya laki-laki (suami) yang mencari nafkah. Tapi, faktanya perempuan bekerja di Indonesia itu banyak. Tentu masing-masing punya alasa sendiri akan hal itu. Dan, berdasarkan survey Queenrides terhadap 800 pengendara perempuan berusia 24-40 tahun, 80% perempuan di Indonesia berkendara untuk bekerja membantu ekonomi keluarga.
Kalau di lihat lagi fakta-fakta di atas, perempuan lebih rentan mengalami kecelakaan. Padahal sebagian besar berkendara untuk bekerja. Sehingga, ketika terjadi kecelakaan, gak bisa hanya menganggap kalau ini masalah korban semata. Akan ada keluarga yang bersedih. Perekonomian keluarga pun bisa terganggu.
Sebagai perempuan, mungkin kita tidak bisa mengendarai motor dan mobil. Tapi, lantas gak peduli. Kita masih punya keluarga dan teman. Sebagai ibu, bisa mengawasi dan mengedukasi anak-anaknya untuk tidak berkendara saat masih anak-anak. Kalau perlu bersikap tegas dalam hal ini.
Pengetahuan yang kita miliki tentang berkendara aman bisa dipakai untuk mengingatkan keluarga dan teman agar selalu berkendara aman. Lagipula, setidaknya kita pernah berada di jalan, kan. Sekalipun jalan kaki dan tentunya akan merasa lebih aman bila semua pengendara sadar tentang berkendara aman.
Sebetulnya, untuk urusan keamanan berkendara sudah ditangani oleh sejumlah kementrian dan kepolisian. Sayangnya baru sebatas bicara angka-angka. Belum sampai pada tahap agar publik menganggap hal ini sebagai isu yang krusial.
Di tingkat masyarakat pun lebih sering terjadi olok-olok terutama bagi pengendara perempuan. Ya, seperti yang Chi tulis di awal. Perilaku beberapa pengemudi perempuan dijadikan meme. Hal seperti itu gak menyelesaikan masalah. Justru sesama perempuan kita harus saling mengingatkan. Sama-sama bersuara kalau udah saatnya para perempuan sadar untuk berkendara aman. I support #WomenRideSafe
Teman-teman, Queenrides akan mengadakan movement #womenridesafe pada tanggal 20 November 2016 di Jakarta. Akan ada talkshow dengan narasumber
- Ms. Martha Tilaar (Founder and Chairwoman of Martha Tilaar Group)
- Ms. Noni Purnomo (President Director of Blue Bird Group)
- Ms. Iim Fahima (Founder of Queenrides)
Undangannya terbatas. Silakan teman-teman klik poster invitation di bawah ini (JANGAN hubungi nomor telpon yang ada di undangan, ya). Isi data-data, Teman-teman. Nanti akan ada seleksi dan yang terpilih dihubungi lewat email. Ditunggu pendaftarannya segera. Oiya, hanya untuk perempuan acaranya, ya :)
22 comments
benar sekali nih program, semua orang harus sadar keamanan di jalan, tidak hanya laki2, perempuan bahkan anak remaja yang baru beranjak dewasa. tidak hanya perjalanan jauh akan tetapi walau berkendara dekat rumah tetap harus di jaga keselamatannya. sayang banget undangannya untuk prempuan aja, hehehee
ReplyDeletekarena yang ingin diajak untuk sadar berkendara adalah perempuan seperti fakta-fakta di atas :)
Deleteaku trmasuk yg pernah kecelakaan parah dulu mbak... naik mobil, cekikikan ama temen2, trs yg trakhir au inget aku agak membungkuk dikik utk ambil something yg terjatuh, dan tiba2 nabrak pohon.. mobil hancur parah tapi ajaibnya, aku dan temenku selamat cuma luka lecet ...sejak itu aku trauma bawa mobil ampe skr,.mending disetirin deh ato naik taxi.. motorpun aku jd takut.. apalagi di jkt ya, yg pengendaranya pada ngebut2 gitu, duuuuh, ga berani mbak.. aku pasti kalah kalo hrs ngadepin riders ato drivers yg model2 begini..
ReplyDeleteduh, untung gak kenapa-napa ya, Mbak. Ngeri juga kalau udah kecelakaan gitu
Deletebetul banget mba..aku pun punya concern yang sama..semoga kita bisa selalu awas dan selamat di perjalananan ya
ReplyDeletebeneran emang ya, jaman sekarang perempuan dijalanan banyak sekali hampir setara dengan laki2, termasuk akuuu hahhaa nyempil diprapatan sambil lirik kiri kanan.
ReplyDeleteYa, begitulah kebanyakan alasan juga membantu ekonomi keluarga. Semoga perempuan2 makin menyadari ya akan keselamatan di jalan. Apalagi musim ujan ini dijalanan ada aja perempuan pengguna motor jatuh *sediih
duh, sedih. Teh Nchie juga hati-hati di jalan, ya
DeleteAcara semacam ini menarik sekali, bakal lebih seru bila dilengkapi praktek latihan berkendara secara langsung di lapangan :)
ReplyDeletenah, setuju tuh :)
DeleteAku kayaknya harus ikutan, hikss masa nyetir masih ngecek hape >.<
ReplyDeletedirimu lagi ke Lombok pas acara ini ^_^
DeleteProgram yang menarik dan bagus. Memang miris rasanya kalau tahu berita kecelakaan.
ReplyDeletesedih, ya
DeleteWah semoga sukses acaranya dan bisa mengedukasi para pengendara wanita, benar banget pengendara wanita kadang suka diabaikan oleh pengendara lainnya, masih aja diselap selip
ReplyDeleteyup!
DeleteSaya sudah daftar, tapi belum.ada konfirmasi emailnya lagi
ReplyDeletewah, gitu ya. Memang diseleksi sih, Mbak :)
DeleteBanyak banget nih pengendara yang kudu diedukasi. Bahkan soal helm pun sampe sekarang orang-orang beranggapan kalo pake helm itu biar nggak kena tilang. Padahal yah demi keamanan, mau sedekat apa pun perginya. :"
ReplyDeletesemoga setelah ini semakin banya yang sadar berkendara. aamiin
DeleteMudah mudahan ga ada lagi Ibu-Ibu bawa matik dengan lampu sen kanan tapi belok ke kiri. Amin
ReplyDeleteDuh eike nih termasuk salah satu yg berkendara untuk membantu perekonomian keluarga :) Nggak ada salahnya perempuan makin aware terhadap keselamatan selama berkendara.
ReplyDeleteyup! justru harus, Mbak :)
DeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^