gadget teman anak, samsung galaxy tab a, samsung, tablet

Gadget sebagai teman si kecil. Duh, mendingan berpikir ulang, deh! Bikin anak jadi gak bergerak, nanti obesitas. Bikin anak jadi menatap layar melulu. Bisa-bisa masih kecil udah pake kacamata. Belum lagi banyak konten yang gak pantas! Bisa ditiru ma anak-anak, nih.

Etapi ...

Trus, ada tugas dari sekolah yang sumbernya bisa dicari di internet. Ada tugas kelompok juga tapi cari waktu ngumpulnya sulit banget. Padahal kalau diskusinya lewat LINE pasti udah beres.

Jadinya gimana, nih? Mulai mengenalkan gadget ke anak atau enggak, ya? Binguuuuungg!

Cerita yang di atas hanya ilustrasi aja ya, Teman-teman. Tapi, apakah teman-teman pernah mengalami kegalauan yang sama? Sebelum memutuskan, mendingan baca artikel ini dulu lalu ditimbang-timbang perlu atau tidak mengenalkan anak dengan gadget.


Sedini Apa Orang Tua Mengenalkan Gadget Pada Anak?


"Sedini apa orang tua mengenalkan gadget pada anak?" Begitu pertanyaan awal dari mbak Anna Surti Nina S.Psi., M.Si, Psikolog pada acara "Jadikan Gadget Teman Si Kecil bersama Samsung Galaxy Tab A" di Letter D, Jakarta (23/7).

Usia 2 tahun? 3 tahun? Atau di atas 5 tahun? Kenyataannya, disadari atau tidak, banyak orang tua yang mengenalkan gadget pada anak sejak lahir. Begitu bayi lahir, difoto dan langsung diupload ke social media. Saat itulah orang tua mulai mengenalkan anak pada gadget.

Lalu bagaimana orang tua menghadapi rasa parno terhadap efek negatif gadget? Penggunaan gadget memang bisa merugikan bila penggunaannya


  1. Berlebihan
  2. Tidak cerdas
  3. Tidak tahu aturan 

Minim batasan Efek merugikan dari penggunaan gadget pada anak bisa mempengaruhi kemampuan fisik dan motorik, kognitif dan bahasa, serta emosi dan sosial. Keterlembatan tumbuh kembang, insomnia, obesitas, gangguan sensori, kesulitan menulis menjadi permasalahan untuk kemampuan fisik dan motorik. Prestasi menurun, kesulitan konsentrasi, daya ingat bermasalah, muncul berbagai ide yang tak sesuai usia, keterlambatan bicara, dan kesulitan komunikasi menjadi masalah untuk kempuan kognitif dan bahasa anak. Sedangkan untuk masalah di bagian sosial dan emosi antara lain kurang kenali dan kendalikan emosi diri, kesepian, kecanduan, lebih agresif, gangguan kecemasan, depresi, lebih rentan terkena cyber bullying, dan lebih sulit bahagia.

Tapi, sebelum berkesimpulan kalau gadget sudah pasti buruk, ternyata sisi positifnya pun ada, yaitu


  1. Memperluas wawasan
  2. Mudah mencari informasi
  3. Cara aman untuk bereksplorasi
  4. Meningkatkan kemampuan berpikir strategis
  5. Memunculkan ide kreatif
  6. Lebih mudah belajar bahasa
  7. Mudah berkomunikasi dengan orang lain
  8. Menghibur 
 
Mbak Nina bercerita ketika putranya ingin melihat mulut buaya tentu saja tidak mungkin mengajaknya melihat buaya lalu membuka mulutnya. Sangat berbahaya. Yang dilakukan adalah melihat mulut buaya melalui gadget. Rasa ingin tahu anak terpenuhi tapi tetap aman.

Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik Termasuk dalam hal penggunaan gadget. Positif atau negatif tergantung bagaimana menggunakannya. Di setiap rentang usia ada durasi menggunakan gadget. Usia 0-2 tahun memang tidak disarankan untuk diberi gadget. Selain masih dalam masa keemasan untuk pertumbuhannya, di rentang usia tersebut biasanya kebiasaannya adalah amati, menggigit, pukul, dan banting. Bila ada anak usia 0-2 tahun membanting gadget tentu saja jangan anaknya yang disalahkan, ya. Karena membanting memang masih jadi salah satu kebiasaan anak di usia tersebut.

Sering berinteraksi dengan anak, seperti mengajak diskusi, bermain, dan lain sebagainya. Adakan waktu tanpa gadget pada saat tertentu seperti waktu makan, belajar, beribadah, dan lainnya. Perbanyak berinteraksi dengan alam dengan cara mengajak liburan, olahraga, kumpul keluarga, dan lain-lain. Cara-cara tersebut bisa dilakukan untuk meminimalkan efek negatif dari gadget.

Asalkan tepat menggunakan gadget, maka tidak perlu terlalu khawatir akan pengaruh buruk dari gadget Menurut mbak Nina, orang tua bisa memaksimalkan pengaruh baik gadget dengan cara


  1. Mengenalkan fitur apa saja yang boleh dimainkan anak
  2. Carikan anti virus terbaik
  3. Aktifkan Kids Mode
  4. Minta anak membuat karya yang disukai dari dunia digital
  5. Bantu anak belajar bedakan mana yang boleh diklik dan tidak  

 

Samsung Galaxy Tab A - Tablet yang Ramah Anak


Semakin banyak anak yang mulai mengenal gadget, maka mulai dirasa perlu gadget yang ramah anak. Tidak semua gadget memiliki fitur Kids Mode. Apabila teman-teman ingin mengenalkan gadget kepada putra-putrinya, bisa diberikan tablet Samsung Galaxy Tab A.

Tablet Samsung Galaxy Tab A sudah memiliki fitur Kids Mode. Orang tua bisa mengontrol dan mensetting penggunaan gadget bagi anak. Dimulai dari setting durasi hingga memilihkan aplikasi apa saja yang ada bila fitur Kids Mode diaktifkan. Tersedia pula kamera dengan aneka stiker yang lucu.

Fitur Kids Mode ini tentu bisa membantu orang tua dalam melakukan kontrol terhadap anak dalam hal penggunaan gadget. Yang penting jangan sampai anak tau password untuk mengaktifkan Kids Mode. Kalau sampai tau, percuma aja. Langsung ganti passwordnya kalau anak udah tau, ya :D