Undangan Pernikahan, Kok, Begini?

Foto milik: For The Love of Stationary
Sumber: Bridestory


“Undangan pernikahan, kok begini? Mirip kayak undangan ulang tahun M** (menyebut salah satu nama resto fastfood yang sering ngadain acara ulang tahun buat anak-anak)”, ujar salah seorang sesepuh di keluarga Chi. Gak ditanggapi, hanya nyengir mendengarnya. Chi pikir yang penting orang tua udah setuju.

Undangan pernikahan Chi dan K’Aie saat itu memang hanya selembar. Konsepnya memang mau dibikin seperti kartu pos. Tapi, sesepuh malah ingetnya kayak kartu undangan ulang tahun hahaha.

Undangan yang hanya selembar itu, satu sisinya menampilkan foto Chi dan calon suami. Fotonya juga cuma lewat photo box yang hasilnya kami scan. Kemudian, kami utak-atik lewat photoshop biar gak kelihatan photo box banget hihihi. *maaf, Chi gak kasih lihat contoh undangannya, ya. Karena waktu itu belum berhijab* Dikasih tulisan juga nama kedua mempelai. Di sisi lainnya, berisi beberapa detil yang memang harus ada di setiap undangan pernikahan. Warnanya kami bikin sephia biar terkesan alami seperti warna tanah.

Sebelum memutuskan berbentuk post card, ada beberapa pilihan lain yang kami pikirkan. Tapi, semuanya gak lazim, sih. Setidaknya untuk ukuran saat itu. Sempet kepikiran message in the bottle, tapi bingung cari botolnya karena udah mepet waktunya. Sempet juga pengen bikin kayak poster film karena kami pernah dapat undangan kayak gitu dan kelihatan keren. Tapi, dipikir-pikir kok kayaknya gede aja ukurannya. Ya, udahlah post card aja hehehe.

Bentuk undangan memang ada beragam. Dari konvensional sampai unik. Ada yang terlihat sangat sederhana hingga mewah. Ada yang berpendapat, undangan gak perlu lah mewah. Sayang kertas dan semakin mewah maka semakin mahal harganya. Mending budgetnya untuk makanan. Tapi, kalau buat Chi terserah yang punya hajat aja, sih. Masing-masing punya pendapat pribadi. Cuma ya kalau bisa, jangan sampai undangan terkesan mewah, giliran makanan apa adanya bahkan kurang. Sama satu lagi, mau sederhana atau mewah sekalipun, jangan lupakan detil penting yang harus ada di setiap undangan.


Detil apa aja sih yang harus ada di setiap undangan pernikahan?


Nama kedua mempelai dan juga nama orang tua kedua mempelai.

Iya, dong biar tau siapa yang mengundang. Nama kedua orang tua juga perlu karena kadang kita mengenal orang tuanya tapi gak mengenal mempelainya. Nama juga penting karena kadang di dalam satu gedung suka ada 2 hajatan pernikahan. Kalau kita gak tau siapa yang mau nikah, trus mau datang ke hajatan yang mana?


Alamat dan petanya

Namanya juga mengundang, pasti harus kasih alamat. Walopun sekarang udah zamannya google maps, tapi memberi peta di undangan kayaknya masih wajib, deh. Karena waktu itu undangan Chi berbentuk kartu pos dimana spacenya terbatas banget, jadi untuk peta disisipin pakai selembar kertas.


Tanggal pernikahan

Sama jamnya juga. Nanti bingung orang mau datang kapan. Tapi, teman-teman pernah gak datang ke acara undangan eh gak taunya salah lihat tanggal. Kalau itu sih sih salah sendiri, ya hehehe.


Detil khusus tapi penting

Umumnya pernikahan itu di dalam ruangan. Entah di rumah, gedung, atau hotel. Tapi, sekarang banyak juga undangan pernikahan di ruang terbuka. Sebaiknya dikasih keterangan di undangannya. Karena Chi pernah datang ke undangan yang diadakan di taman. Banyak tamu perempuan yang menggunakan high heels. Masalahnya kalau pake high heels yang ujungnya lancip gitu suka pada nancep di rumput. Akhirnya bikin repot kalau jalan. Untungnya Chi bukan penggemar high heels, sih. Jadi, gak bermasalah saat itu.

Mungkin kita ingin tamu menggunakan dress code. Gak apa-apa juga, sih. Apalagi kalau resepsinya dibikin privat dengan jumlah undangan gak terlalu banyak. Cantumin juga diundangan, kalau ada dress code yang ditentukan.

Ada juga undangan yang cantumin keterangan RSVP. Kalau menginginkan seperti itu harus dicantumkan contact personnya juga. Dan, kita yang diundang harus menghormati. Jangan sampai datang tanpa konfirmasi terlebih dahulu. Apalagi datang membawa pasukan :)

Detil khusus yang sudah umum saat ini adalah tulisan yang mengimbau untuk tidak memberikan hadiah berupa benda kepada mempelai. Hanya menerima angpau. Waktu Chi menikah, gak ada tulisan seperti itu di undangan, karena kayaknya aturan ini udah jadi umum. Memang semua tamu pada kasih uang, sih. Kecuali beberapa keluarga ada yang memberi kado.

Pokoknya apapun bentuk undangannya, jangan lupa detil terpenting yang harus ada di setiap undangan. Tapi kalau bingung cari undangan, Teman-teman bisa cari infonya di Bridestory. Di sana banyak banget pilihan vendor undangan pernikahan dari seluruh Indonesia bahkan dunia. Coba, deh, pilih-pilih di sana. Atau siapa tau kita jadi dapet inspirasi pengen bikin undangan pernikahan seperti apa setelah buka web www.bridestory.com

Post a Comment

0 Comments