Rio *bukan nama sebenarnya*: "Mah, kalau makannya gak habis, boleh?"
Mama Rio: "Harus habis."
Rio: "Tapi kalau gak habis, boleh?"
Mama Rio: "Harus habis! Biasanya juga habis."
Rio: "Iya, tapi kalau gak habis, boleh?"
Mama Rio: "Mama kan udah bilang harus habis!"
Nada mama Rio semakin meninggi. Apalagi Rio menanyakan hal yang sama berulang-ulang. Akhirnya, Mama Rio menjadi marah. Rio juga ngambek karena gak mendapatkan jawaban yang diinginkan. Acara makan jadi bubar jalan. Chi pun geleng-geleng ngelihatnya. Debat kusir dengan anak memang bikin cape.
Iya, Chi memang melihat kejadiannya. Chi juga pernah mengalami kejadian seperti itu. Biasanya kalau lagi begitu karena Chi lagi cape. Maunya anak langsung nurut sama orang tua. Kalau disuruh A ya harus melakukan A. Gak usah pake bantah, pokoknya nurut. Maksudnya biar cepet supaya Chi bisa istirahat. Namanya juga anak-anak, dikasih jawaban belun tentu selesai. Bisa-bisa nyambung dnegan berbagai pertanyaan kenapa. Tapi langsung memaksa mereka menurut juga gak jaid solusi, nyatanya malah urusan jadi panjang. Bahkan emosi jadi kepancing juga. Keduanya sama-sama cape, tapi pilih mana?
Chi punya beberapa solusi, berdasarkan pengalaman pribadi tentunya.
"Gak boleh, Nak. Makan itu harus dihabiskan."
Rio anak berusia 5 tahun. Kayaknya kalau ngomong sama anak balita harus jelas, jangan abu-abu. "Mah, kalau makannya gak habis, boleh?" Diakhir kalimat Rio menggunakan kata 'boleh', berarti dia menunggu jawaban ya atau tidak. Sebaiknya jawab dengan kalimat, "Gak boleh, Nak. Makanan harus dihabiskan." Kalau Rio hanya sekadar bertanya maka dia gak akan mengajukan pertanyaan lain. Paling dia akan melanjutkan membuat pernyataan seandainya gak mau menghabiskan makanan.
"Kenapa gak boleh, Mah?"
Kadang anak bertanya itu sebetulnya mengharapkan hanya 1 jawaban. Anak ingin orang tuanya mendukung apa yang dia mau. Misalnya kayak cerita Rio, bisa jadi dia sebetulnya mengharapkan mamanya mengizinkannya untuk tidak menghabiskan makanan.
Biasanya kalau anak-anak udah mulai bertanya kenapa, gak selalu harus Chi jelaskan lebih dulu. Ada kalanya perlu juga untuk membalikkan pertanyaan. "Kenapa harus gak habis? Biasanya kan kalau makan habis." Coba perhatikan jawabannya, deh.
Biasanya kalau ditanya balik mereka akan memberikan alasannya. Tapi kalau cuma jawab, "Ya, pengen aja." seringkali Chi tolak permintaan mereka. Chi selalu bilang kalau jawaban seperti bukan alasan. Akibatnya kalau Chi sekali waktu jawab kayak gitu, mereka akan balik nasehatin bundanya hahaha.
Alasannya yang mereka lontarkan harus dipertimbangkan. Kalau masuk akal, boleh dicari solusinya. Misalnya, porsinya dikurangi atau ganti menu lain kalau memungkinkan. Tapi, kalau alasannya ingin buru-buru main biasanya Chi gak kasih izin malah dikasih nasehat plus ngomel dikit *ups! :p*
Ngeladenin pertanyaan anak memang bikin cape. Tapi kalau debat kusir malah lebih cape lagi. Udah gitu, endingnya debat kusir suka gak enak. Kalau udah dijawab tapi anak masih bertanya juga, sebaiknya dikasih ketegasan aja. Apalagi kalau bertanyanya pas waktunya makan. Bisa keburu dingin nanti hidangannya. *Padahal aneka rendang yang menggoda sudah didepan mata :D*
Mama Rio: "Harus habis."
Rio: "Tapi kalau gak habis, boleh?"
Mama Rio: "Harus habis! Biasanya juga habis."
Rio: "Iya, tapi kalau gak habis, boleh?"
Mama Rio: "Mama kan udah bilang harus habis!"
Nada mama Rio semakin meninggi. Apalagi Rio menanyakan hal yang sama berulang-ulang. Akhirnya, Mama Rio menjadi marah. Rio juga ngambek karena gak mendapatkan jawaban yang diinginkan. Acara makan jadi bubar jalan. Chi pun geleng-geleng ngelihatnya. Debat kusir dengan anak memang bikin cape.
Iya, Chi memang melihat kejadiannya. Chi juga pernah mengalami kejadian seperti itu. Biasanya kalau lagi begitu karena Chi lagi cape. Maunya anak langsung nurut sama orang tua. Kalau disuruh A ya harus melakukan A. Gak usah pake bantah, pokoknya nurut. Maksudnya biar cepet supaya Chi bisa istirahat. Namanya juga anak-anak, dikasih jawaban belun tentu selesai. Bisa-bisa nyambung dnegan berbagai pertanyaan kenapa. Tapi langsung memaksa mereka menurut juga gak jaid solusi, nyatanya malah urusan jadi panjang. Bahkan emosi jadi kepancing juga. Keduanya sama-sama cape, tapi pilih mana?
Chi punya beberapa solusi, berdasarkan pengalaman pribadi tentunya.
"Gak boleh, Nak. Makan itu harus dihabiskan."
Rio anak berusia 5 tahun. Kayaknya kalau ngomong sama anak balita harus jelas, jangan abu-abu. "Mah, kalau makannya gak habis, boleh?" Diakhir kalimat Rio menggunakan kata 'boleh', berarti dia menunggu jawaban ya atau tidak. Sebaiknya jawab dengan kalimat, "Gak boleh, Nak. Makanan harus dihabiskan." Kalau Rio hanya sekadar bertanya maka dia gak akan mengajukan pertanyaan lain. Paling dia akan melanjutkan membuat pernyataan seandainya gak mau menghabiskan makanan.
"Kenapa gak boleh, Mah?"
Kadang anak bertanya itu sebetulnya mengharapkan hanya 1 jawaban. Anak ingin orang tuanya mendukung apa yang dia mau. Misalnya kayak cerita Rio, bisa jadi dia sebetulnya mengharapkan mamanya mengizinkannya untuk tidak menghabiskan makanan.
Biasanya kalau anak-anak udah mulai bertanya kenapa, gak selalu harus Chi jelaskan lebih dulu. Ada kalanya perlu juga untuk membalikkan pertanyaan. "Kenapa harus gak habis? Biasanya kan kalau makan habis." Coba perhatikan jawabannya, deh.
Biasanya kalau ditanya balik mereka akan memberikan alasannya. Tapi kalau cuma jawab, "Ya, pengen aja." seringkali Chi tolak permintaan mereka. Chi selalu bilang kalau jawaban seperti bukan alasan. Akibatnya kalau Chi sekali waktu jawab kayak gitu, mereka akan balik nasehatin bundanya hahaha.
Alasannya yang mereka lontarkan harus dipertimbangkan. Kalau masuk akal, boleh dicari solusinya. Misalnya, porsinya dikurangi atau ganti menu lain kalau memungkinkan. Tapi, kalau alasannya ingin buru-buru main biasanya Chi gak kasih izin malah dikasih nasehat plus ngomel dikit *ups! :p*
Ngeladenin pertanyaan anak memang bikin cape. Tapi kalau debat kusir malah lebih cape lagi. Udah gitu, endingnya debat kusir suka gak enak. Kalau udah dijawab tapi anak masih bertanya juga, sebaiknya dikasih ketegasan aja. Apalagi kalau bertanyanya pas waktunya makan. Bisa keburu dingin nanti hidangannya. *Padahal aneka rendang yang menggoda sudah didepan mata :D*
14 Comments
selalu ada pertanyaan lanjutan ya kalau debat kusir sama anak
ReplyDeleteplus jadinya emosi berlipat, Lid :)
DeleteBiasanya kalau sudah lelah, aku serahin ke bapaknya wkwkwkkk
ReplyDeletehahaha syaa juga suka begitu :D
Deletekenai, sip dah ah, kritis ya mak, emaknya jd trpacu bwt nyari jwbn yg pas :)
ReplyDeleteharus update jawaban dan stok sabar haha
DeleteHarus sabar ya Mbak, kritis anaknya hehehe
ReplyDeleteiya betul :)
DeleteBeneeeer....
ReplyDeleteJawab sekali dia nanya lagi ratusan kalii...
Jadi harus bener2 ngasih jawaban yang berkualitas buat anak
mending kasih jawaban berkualitas daripada debat kusir :)
DeleteIya, namanya aja anak-anak, apa aja pengen ditanyain. Tadi anak sy pas lg belajar baca aja, tiap kata yg abis dibaca ditanyain artinya, maksudnya, trus kadang plus kenapa n kenapa :DD
ReplyDeleteJadinya belajar baca 1 halaman aja jadi lamaaa banget :D
padahal kadang kita maunya cepat :D
DeleteBarusan anakku juga ujung nyali, nanya tapi membantah -______-
ReplyDeleteuji kesabaran :D
DeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^