Halloooo... Sudah pada mudik, kah? Yang sedang dalam perjalanan, hati-hati di jalan, ya. Insya Allah, selamat sampai tujuan. Aamiin.

Kali ini Chi mau cerita tentang manajemen popok untuk anak batita. Manajemen popok itu istilah yang Chi buat untuk penggunaan popok bagi anak bayi dan batita *soalnya bingung mau kasih istilah apa hehehe*. Seperti yang kita ketahui, bayi dan batita itu umumnya belum lancar toilet trainingnya. Masih suka buang air kecil atau besar dimanapun. Sebagai orang tua, tentu aja kita diberikan pilihan dengan alasannya masing-masing. Ada yang memilih popok kain, popok sekali pakai, atau popok kain modern *istilah kekiniannya itu clodi alias cloth diaper*

Berdasarkan pengalaman, Chi menggunakan ketiga popok ini untuk Keke dan Nai


Popok Kain


Ketika lahir sampai pusernya puput, Keke menggunakan popok kain. Setelah puput puser dia pakai celana pendek. Begitu juga dengan Nai, selalu pakai popok atau celana kain untuk sehari-hari.

Resiko, pakai popok atau celana kain adalah sering banget ganti. Sehari bisa beberapa kali ganti dan bikin cucian numpuk. Resiko lain yang paling sering dikhawatirkan adalah ketika anak pipis dan yang menjaganya tidak tau, anak bisa terpeleset pipisnya sendiri. Apalagi kalau anaknya gak bisa diam.

Untuk masalah cucian yang numpuk, dikerjakan pelan-pelan aja. Untungnya mamah Chi mau bantuin, sih. Jadi Chi gak terlalu direpotkan dengan celana atau popok yang menumpuk. Tapi, Chi juga stok popok dan celana dalan jumlah banyak juga. Setidaknya kalau belum sempat dicuci atau belum ada yang kering *problem kalau lagi musim hujan tuh biasanya*, masih ada stok celana atau popok. Kalau semua stok udah dipakai semua, berarti untuk sementara pake popok sekali pakai hehehe

Keke dan Nai juga gak terlalu pecicilan anaknya. Selain itu, ketika mereka kecil, Chi jarang lepas pengawasan terhadap mereka. Jadi bisa langsung tau kalau mereka pipis atau BAB. Kemudian langsung dibersihkan. Selain itu Chi juga mengajarkan ke mereka untuk diam ditempat ketika sedang buang air besar atau kecil dan berusaha untuk memanggil bundanya. Ajarinnya pelan-pelan aja. Menurut Chi, itu salah satu keuntungan pake popok atau celana kain. Gak membiarkan bagian vital anak basah terlalu lama karena urin atau kotoran. :)


Popok sekali pakai


Keke cuma pakai popok sekali pakai atau diaper itu ketika bepergian. Selain itu gak pernah sama-sekali. Kalau Nai, selain ketika bepergian juga saat dia tidur malam. Kenapa Nai dikasih diaper saat tidur malam sedangkan Keke tidak? Karena tenaga yang terkuras ketika punya anak 1 dengan anak 2 tentu beda.

Ketika baru punya Keke, Chi gak masalah kalau harus bangun malam beberapa kali untuk kasih Keke ASI atau gantiin celananya karena mengompol. Ketika Nai lahir, Keke sudah mulai jarang bangun kalau malam. Udah mulai jarang ngompol dan ASI malamnya sudah gak sesering dulu. Chi pun merasa butuh istirahat yang nyenyak kalau malam supaya siangnya bisa maksimal jagain mereka. Makanya Nai dikasih diapers kalau tidur malam. Biar gak sering bangun malam *bangunnya cuma buat minta ASI aja*

Trus, kenapa gak sepanjang hari aja dikasih diaper biar gak numpuk cucian? Jawabannya adalah karena mahal. Belum sanggup uangnya hehehehe. Apalagi diaper yang biasa dipake Keke dan Nai itu cuma brand tertentu aja. Pengennya sih gak milih-milih, tapi kenyataannya gak semua diaper cocok buat mereka.

Popok sekali pakai memang bikin bayi dan anak nyaman. Kita pun nyaman karena gak harus sering gantiin. Cucian juga gak numpuk karena tinggal buang. Tapi, jangan sampe terlena, ya. Harus rutin dicek. Keponakan Chi akhirnya disunat di usia yang cukup dini karena sempat infeksi. Menurut dokter, kemungkinan penyebabnya karena jarang mengganti diaper. Baby sitternya memang kurang telaten ganti diaper keponakan Chi.


Clodi


Waktu Keke masih kecil, clodi adalah sesuatu yang asing. Tau aja enggak. Tapi pas Naima lahir, Chi mulai tau tentang clodi. Cumaaaa... harganya itu, lho. harga 1 clodi buat keuangan kami saat itu cukup mahal. Sedangkan kami gak tau harus punya berapa clodi. Gak mungkin juga kan kalau cuma punya 1. Selain gak tau harus punya berapa clodi, setelah dipertimbangkan ini-itu rasanya kami lebih memilih pakai diaper aja.

Sampe kemudian, Chi lihat di internet ada yang jual clodi murah. Chi beli deh tuh clodi, tetep dipakainya untuk tidur malam. Tapi, setelah dipakai kok cepet banget tembusnya, ya? Baru 1-2 kali pipis udah tembus. Trus apa bedanya sama celana kain konvensional?

Ketika lagi ada di salah satu toko perlengkapan rumah, Chi beli beberapa lembar kain yang katanya bisa menyerap air. Ketika Nai tidur clodinya Chi lapisin dengan kain tersebut. Beneran gak tembus, sih. Tapi Chi merasa kulit yang tertutup popok agak basah. Kasian aja kalau mikir berapa lama dia terkena urin. Akhirnya balik lagi ke diaper kalau tidur malam :D

Etapi, Chi gak bisa bilang kalau semua clodi kayak gitu, ya. Karena Chi cuma pakai 1 macam merk clodi aja. Itupun udah lupa merk apa, sedangkan di pasaran kan banyak banget tuh brand clodi. Mungkin untuk yang udah bener-bener niat pake clodi untuk anak-anaknya bisa banyak cari tau dulu.

Itulah ketiga jenis popok yang pernah Keke dan Nai pake. Apapun pilihannya, pasti ada alasannya. Dan, setiap pilihan ada plus-minusnya. Apalagi pemakaian popok atau celana kan berkaitan dengan alat vital. Jangan sampai alat vital anak bermasalah karena kita kurang telaten menjaga kebersihan popok atau jarang menggantinya, ya :)