#KidsToday : Jadilah Anak-Anak, Nak. Dan, Itu Cukup.

By Keke Naima - May 10, 2014

Ketika menjadi orang tua kadang terbersit keraguan dalam hati. Mampukah menjadi orang tua yang yang bisa mendidik anak hingga berhasil?


Pernah lihat pemandangan seperti foto diatas? Awalnya terasa mengganggu, karena segerombolan anak berlarian, main skuter, dan sepeda sambil keliling lorong-lorong di hypermarket.

Mereka tidak sedang menemani orang tuanya berbelanja. Tapi, anak-anak yang tinggal di sekitar hypermarket. Mereka akan lari tunggang langgang kalau satpam udah menghampiri.

Jadi ada rasa iba ketika melihatnya. Kekurangan lahan bermain sepertinya menjadi penyebab mereka bermain di tempat yang bukan seharusnya. Salah satu kebutuhan utama anak-anak memang bermain.

"Anak-anakmu udah cerdas sih, ya. Makanya gak perlu kursus tambahan kayak matematika dan lain-lain."

Dengan alasan persaingan yang semakin berat, banyak anak yang saya kenal masih kursus mata pelajaran sepulang sekolah hingga sore. Bahkan weekend pun masih ada yang kursus. Sementara anak-anak saya, setelah pulang sekolah adalah saatnya bermain. Mereka belajar sejenak seusai maghrib. Kalaupun kursus, paling yang menyenangkan seperti menggambar, berenang, dan musik. Itu juga gak setiap hari.

Alhamdulillah, anak-anak saya termasuk cerdas. Tapi, kecerdasan yang mereka miliki juga gak otomatis 'turun dari langit'. Tetap ada yang namanya stimulus yang harus dilakukan untuk merangsang kecerdasan.

Apapun stimulus yang saya berikan, prinsipnya adalah belajar itu harus menyenangkan. Belajar sambil bermain. Dan, itu dibuktikan dengan berbagai catatan saya di blog ini tentang bagaimana mengajarkan anak-anak dengan cara yang menyenangkan.


Daripada melarang, lebih baik setelah bermain meminta mereka langsung mandi air hangat, minuh teh hangat, lalu makan supaya gak masuk angin. Melarang bermain tubing akan menghilangkan wajah bahagia, belajar untuk berani, serta dekat dengan alam.


Saya punya pengalaman pribadi ketika masa kecil hingga SMP. Lokasi sekolah yang sangat jauh dari rumah membuat saya kelelahan. Berangkat pagi-pagi sekali, sampai sarapan harus di mobil, pulang ke rumah sudah sore. Boro-boro belajar, untuk bermain aja udah gak punya energi. Saya pun bertekad kalau punya anak gak boleh sekolah yang lokasinya terlalu jauh dari rumah.

Sekolah dekat rumah memungkinkan anak-anak saya bisa tidur cukup, sarapan di rumah, bahkan masih memiliki waktu bermain yang banyak. Anak-anak saya tidak termasuk 'anak-anak yang sibuk', karena mereka lebih banyak bermain. Tapi, bukankah kita yang dewasa saja tidak bisa nyaman berpikir dan beraktivitas ketika lelah? Apalagi anak-anak. Justru mereka menjadi rewel. Jadi, bagaimana bisa merangsang kecerdasan kalau mereka terlalu lelah dan rewel?

Ya, apapun perkembangan zaman dengan segala tuntutannya, saya gak mau menghilangkan masa anak-anak mereka. Saya senang melihat wajah-wajah anak-anak ketika bermain. Ada kebahagiaan disana. Gak mau nantinya mereka menjadi dewasa yang kekanak-kanakan karena kurang bermain ketika masih kecil. Gak mau juga mereka menjadi terbiasa hilang senyumnya karena biasa terlalu lelah. Gak perlu khawatir dengan bermain, karena juga sedang berproses ketika bermain.



Jadilah anak-anak, Nak. Dan, itu cukup. Jadi inget juga ucapan Nai beberapa waktu lalu, setelah diminta membantu gurunya mengajar SBK karena Nai senang berkreasi. "Engaaaaaaakkkk.... Gak mauuuuuuu.... Ima mau jadi anak-anak ajaaaa...!" Jadi anak-anak memang menyenangkan, ya, Nak😘

  • Share:

You Might Also Like

33 comments

  1. Biarlah anak2 kita menikmati indahnya masa anak2 ya mak

    ReplyDelete
  2. masa anak2 itu masa yang penuh kenangan bangetttt...jadi nnti kl punya anak sebisa mungkin jadi anak alam kayak saya dulu,renang di sungai hehehehe

    ReplyDelete
  3. Masa anak-anak memang masa yang menyenangkan. Biarkanlah mereka menikmati masa masa indah itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. setuju. Jgn sampe ketika besar jadi kekanak-kanakan :)

      Delete
  4. iyaa nak,, puaskanlah masa menjadi anak2nya,,,,
    jangan sampai terbebani sama hal yg menggangggunya... :)

    ReplyDelete
  5. nah itu...
    ruang bermain mulai sempit. kalopun ada di mall, dikasih tarif masuk mahal :(
    tapi ada sih satu dua tempat yang kasih playground gratis
    dan semoga itu semakin banyak

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya juga berharapnya bakal lebih banyak lagi taman2 yg bisa dinikmati anak2 secara gratis

      Delete
  6. waaa,,keke dan Nai emang anak2 yg hebat,,mak chi pasti bangga pada mereka,,,

    ReplyDelete
  7. Menjadi anak memang sangat menyenangkan (mengingat masa kecil saya dulu :D )

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama, Mak. Apalagi kalau inget permainan tradisional yang dulu sering dimainin. Jadi kangen masa anak2 :)

      Delete
  8. Wuih hebat, Keke dan Nai naik itu. Padahal waktu masih kecil. Anakku baru-baru ini naik itu. Aduh... apa ya namanya. Hehehe... aku gak berani naik itu. Takuuuut :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. namanya bungee jumping, Mak.

      Kalau saya juga gak berani, untuk anak2 gak penakut kayak emaknya hahaha

      Delete
    2. ups, bungee trampolin maksudnya :)

      Delete
  9. di dekat rumah ada anak yang suka banget main di Alfa, sampai makanpun pingin disitu, memang sih jadi mengganggu pembeli

    ReplyDelete
  10. Jadi anak-anak memang menyenangkan. Jadi ingat film Doraemon, saat Nobita ingin kembali jadi balita agar tidak disuruh belajar dan buat peer terus...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya, semua anak bahkan saya pun kalau ditanya seperti itu kayaknya juga bakal jawab yg sama kayak Nobita :)

      Delete
  11. dunia anak2 adalah dunia bermain... :)
    gutlak mak...

    ReplyDelete
  12. Paling nikmat melihat seorang anak menikmati kebebasan di dunia mereka ya Mba ?

    Salam

    ReplyDelete
  13. Replies
    1. saya juga kadang pengen balik ke masa kecil hihi

      Delete
  14. Anak2 perlu lahan bermain yang cukup, sekarang banyak tanah lapangan dijadikan rumah dan pemukiman sangat padat, di perumahan pun sama, kadang halaman depan dibangun kamar sampai menjorok ke got.
    Anak2 perlu ruang yang sehat dan luas. Jangan sampai mereka kehilangan masanya. Nice post Mba :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. harapan saya juga begitu, Mbak. Janganlah semua lahan kosong dijadikan bangunan. sisakan buat tempat anak bermain

      Delete
  15. hihi, mendidik anak juga pertimbangan seseorang (saya sendiri sih) tentang kapan saat yang tepat untuk menikah, hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga di saat yang tepat akan ada jodoh yang tepat :)

      Delete
  16. Keren infonya. Patut aku contoh besok jika sudah jadi ibu. Aamiin.

    ReplyDelete
  17. peran orangtua yg cerdas memilh dan memberi keleluasaan bermain buat putra putrinya..
    di yakini menumbuh kembangkan mental dan otaknya

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya, sebaiknya org tua jangan terlalu mengatur. Tp, bersikaplah yg cerdas :)

      Delete

Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)

Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^