IBU, Cinta Tanpa Akhir
By Keke Naima - December 22, 2013
Namanya Dini. Chi udah lama mengenalnya. Hmmm... tepatnya, sih, mengenal
namanya. Chi sering dengar namanya dari cerita tante Chi. Jadi, suami dari
tante Chi ini sepertinya masih punya hubungan keluarga dengan keluarga Dini.
Tapi, Chi kurang paham hubungannya seperti apa.
Dini adalah seorang ibu rumah tangga, memiliki putra berumur 10 tahun. Sebagai seorang ibu rumah tangga, Dini gak pernah memasak untuk suami dan anak semata wayangnya itu. Selalu beli makanan matang. Apakah itu artinya Dini bukanlah ibu yang sempurna? Tunggu! Jangan buru-buru menghakimi, kita baca dulu profilnya sampai selesai, ya :)
Putra semata wayang Dini menderita tuna rungu sejak lahir. Dan katanya, sih, gak bisa diperbaiki. Bahkan dengan alat bantu dengar sekalipun. Dunianya sunyi senyap. Gak hanya tuna rungu, putranya itu juga autis. Karena tuna rungu dan autis, maka putranya di home schooling-kan. Sehari-hari waktu Dini untuk menemani putranya.
Chi mengenal nama Dini memang sejak lama dari cerita-cerita tante dan sepupu. Tapi, baru beberapa minggu lalu Chi bisa bertemu langsung dengannya. Itu karena Dini pindah rumah, dekat dengan rumah Chi sekarang. Tante dan sepupu Chi pun nginep di rumah supaya bisa mengunjungi Dini.
Ketika datang ke rumahnya, terlihat putranya asyik dengan dunianya sendiri. Menurut cerita tante dan sepupu Chi, putra Dini itu karena autisnya memang suka terlihat asik dengan dunianya sendiri. Tapi, ada kalanya juga gak mau diam bahkan marah. Terutama kalau menginginkan sesuatu dimana tidak ada satupun yang mengerti. Kalau sedang menginginkan sesuatu, gak peduli ibunya sedang mengobrol atau mengerjakan hal lain. Kadang kepala Dini digoyang-goyangin sama putranya.
Hanya Dini, lah, yang bisa mengerti bahasa putranya itu sekaligus menenangkannya. Mungkin di sinilah yang kita maksud ikatan batin seorang ibu, ya. Yang bikin Chi terharu sekaligus kagum adalah Dini pun seorang tuna rungu.
Berbeda dengan putranya, pendengaran Dini masih bisa dibantu dengan alat bantu dengar. Bahkan selama kita melakukan pembicaraan tatap mata dengannya, tidak akan terlihat kalau Dini itu tuna rungu. Cara berbicaranya biasa aja.
Penggemar craft pasti akan betah banget kalau main ke rumah Dini. Ruang tamunya diubah menjadi ruang craft. Mirip-mirip ruang craft kayak yang banyak bertebaran diinternet itu. Lengkaaaappp! Chi aja mupeng banget lihat ruangannya.
Craft memang jadi passion Dini. Gak cuma sekedar hobi, tapi juga dibisniskan. Salah satu jualannya Dini adalah boneka. Chi lupa nama bonekanya apa, tapi boneka yang dijualnya itu untuk koleksi. Makanya yang beli kebanyakan kolektor boneka dari luar negeri. Pakaian hingga aksesoris boneka tersebut buatan tangan Dini. Telaten banget!
Chi saat itu sempet tanya, kapan Dini mengerjakan semua itu padahal untuk mengurus anaknya aja udah pasti menyita waktu. Dini bilang kalau untuk craft kebanyakan dilakukan saat putranya tidur.
Gak cuma itu Dini juga sudah menghasilkan buku tentang craft. Dan waktu Chi baca profil di buku itu ternyata Dini juga seorang craft blogger yang sejak lama Chi suka blognya. Ya, ampun ternyata itu Dini. Dunia memang sempit hehehe. Tapi, kalau di blog dia lebih dikenal dengan nama Estha.
Tapi, udah lama dia gak keliatan aktif di blog. Padahal blognya itu pernah menjadi pemenang mingguan blog award internet sehat di tahun 2009. Sekarang lebih aktif di FB. Silakan intip atau add FB Dini Estha kalau mau lihat koleksi craftnya yang bikin kita mupeng.
Dini adalah seorang ibu rumah tangga, memiliki putra berumur 10 tahun. Sebagai seorang ibu rumah tangga, Dini gak pernah memasak untuk suami dan anak semata wayangnya itu. Selalu beli makanan matang. Apakah itu artinya Dini bukanlah ibu yang sempurna? Tunggu! Jangan buru-buru menghakimi, kita baca dulu profilnya sampai selesai, ya :)
Putra semata wayang Dini menderita tuna rungu sejak lahir. Dan katanya, sih, gak bisa diperbaiki. Bahkan dengan alat bantu dengar sekalipun. Dunianya sunyi senyap. Gak hanya tuna rungu, putranya itu juga autis. Karena tuna rungu dan autis, maka putranya di home schooling-kan. Sehari-hari waktu Dini untuk menemani putranya.
Chi mengenal nama Dini memang sejak lama dari cerita-cerita tante dan sepupu. Tapi, baru beberapa minggu lalu Chi bisa bertemu langsung dengannya. Itu karena Dini pindah rumah, dekat dengan rumah Chi sekarang. Tante dan sepupu Chi pun nginep di rumah supaya bisa mengunjungi Dini.
Ketika datang ke rumahnya, terlihat putranya asyik dengan dunianya sendiri. Menurut cerita tante dan sepupu Chi, putra Dini itu karena autisnya memang suka terlihat asik dengan dunianya sendiri. Tapi, ada kalanya juga gak mau diam bahkan marah. Terutama kalau menginginkan sesuatu dimana tidak ada satupun yang mengerti. Kalau sedang menginginkan sesuatu, gak peduli ibunya sedang mengobrol atau mengerjakan hal lain. Kadang kepala Dini digoyang-goyangin sama putranya.
Hanya Dini, lah, yang bisa mengerti bahasa putranya itu sekaligus menenangkannya. Mungkin di sinilah yang kita maksud ikatan batin seorang ibu, ya. Yang bikin Chi terharu sekaligus kagum adalah Dini pun seorang tuna rungu.
Berbeda dengan putranya, pendengaran Dini masih bisa dibantu dengan alat bantu dengar. Bahkan selama kita melakukan pembicaraan tatap mata dengannya, tidak akan terlihat kalau Dini itu tuna rungu. Cara berbicaranya biasa aja.
Penggemar craft pasti akan betah banget kalau main ke rumah Dini. Ruang tamunya diubah menjadi ruang craft. Mirip-mirip ruang craft kayak yang banyak bertebaran diinternet itu. Lengkaaaappp! Chi aja mupeng banget lihat ruangannya.
Craft memang jadi passion Dini. Gak cuma sekedar hobi, tapi juga dibisniskan. Salah satu jualannya Dini adalah boneka. Chi lupa nama bonekanya apa, tapi boneka yang dijualnya itu untuk koleksi. Makanya yang beli kebanyakan kolektor boneka dari luar negeri. Pakaian hingga aksesoris boneka tersebut buatan tangan Dini. Telaten banget!
Chi saat itu sempet tanya, kapan Dini mengerjakan semua itu padahal untuk mengurus anaknya aja udah pasti menyita waktu. Dini bilang kalau untuk craft kebanyakan dilakukan saat putranya tidur.
Gak cuma itu Dini juga sudah menghasilkan buku tentang craft. Dan waktu Chi baca profil di buku itu ternyata Dini juga seorang craft blogger yang sejak lama Chi suka blognya. Ya, ampun ternyata itu Dini. Dunia memang sempit hehehe. Tapi, kalau di blog dia lebih dikenal dengan nama Estha.
Tapi, udah lama dia gak keliatan aktif di blog. Padahal blognya itu pernah menjadi pemenang mingguan blog award internet sehat di tahun 2009. Sekarang lebih aktif di FB. Silakan intip atau add FB Dini Estha kalau mau lihat koleksi craftnya yang bikin kita mupeng.
Buku karya Dini. Chi gak tau, selain buku ini apakah Dini juga menghasilkan
buku craft lainnya. Yang pasti, selain menerbitkan buku, hasil karya Dini juga
pernah muncul di tabloid
Dini juga seorang pecinta kucing. Kalau kata sepupu Chi, kucing
peliharaannya banyak dan semuanya keurus. Waktu Chi kesana, Dini cerita
kalau salah satu koleksi wig untuk bonekanya baru aja dikoyak-koyak sama
kucing. Tapi, dia sambil ketawa aja ngobrolnya. Padahal wig boneka itu
lumayan mahal harganya. Chi juga tanya, apa gak khawatir segala
perlengkapan craftnya diacak-acak kucing. Dia juga bilang gak apa-apa,
nanti juga ketemu. Duh, sabar banget.
Kalau anak lagi tidur, mendingan masak daripada bikin craft sama
ngurus kucing.
Adakah yang berpikiran seperti itu? Semoga enggak, ya. Tapi, kalau memang ada, yuk kita berpikir sejenak...
Chi rasa mempunyai anak seperti putra Dini mungkin akan membuat kita lelah lahir-batin karena butuh perhatian ekstra. Ditambah lagi kita juga tuna rungu. Kalau kita yang menjadi Dini, masih bisa menjadi ibu yang murah senyum?
Semua orang butuh me time. Jadi, mungkin aja craft adalah me time bagi Dini sekaligus jawaban kenapa dirinya tetap terlihat sabar dan berbahagia. Semua orang berhak untuk bahagia!
Suaminya aja keliatannya gak pernah protes apakah Dini suka masak atau enggak. Buktinya pernikahan mereka tetap langgeng sampe sekarang. Jadi, kita pun gak usah menghakimi hehehe.
Dini merupakan sosok ibu yang sempurna buat Chi. Ibu, cinta tanpa akhir. Apalagi ketika melihat komunikasi dengan putranya itu bikin terharu. Pelajaran yang Chi dapat dari sosok Dini, seringkali kita terlalu sibuk membuat kriteria ibu sempurna itu harus begini-begitu. Saking sibuknya sampe lupa untuk melakukan aksi. Sementara di luar sana, ada sosok seperti Dini yang gak mau pusing dengan segala kriteria tapi ada hasil nyata dan inspiratif yang dia bisa buat.
Gak afdol kalau di hari ibu ini, Chi gak ungkapin rasa sayang Chi untuk mamah tercinta. "Selamat hari ibu, Mah! Yang paling berkesan buat Chi sampe sekarang, walopun Mamah seorang pekerja kantoran yang sangat sibuk tapi masih nyempetin untuk masak buat keluarga. Masakan mamah tetep yang paling maknyuss. Mamah juga pinter jahit (ketrampilan yang belum juga bisa Chi tiru). Waktu kecil bahkan semua baju Chi hasil jahitan mamah bukan beli di toko. Sekarang, pun, mamah masih suka jahit termasuk buat cucu-cucunya. Maaf, ya, Mah kalau Chi suka ngerepotin minta jahitin seragam Keke dan Nai. Maaf, juga kalau Chi gak bisa bikin postingan yang mengharu biru tentang Mamah. Tapi, bukan berarti Chi gak sayang. Love you full, Mah"
Selama anak masih selalu tersenyum kepada ibunya dan mengucapkan 'Aku sayang bunda' dengan apapun bahasanya, maka disaat itu, lah, seorang ibu bisa disebut ibu yang sempurna, apapun kondisinya.
Adakah yang berpikiran seperti itu? Semoga enggak, ya. Tapi, kalau memang ada, yuk kita berpikir sejenak...
Chi rasa mempunyai anak seperti putra Dini mungkin akan membuat kita lelah lahir-batin karena butuh perhatian ekstra. Ditambah lagi kita juga tuna rungu. Kalau kita yang menjadi Dini, masih bisa menjadi ibu yang murah senyum?
Semua orang butuh me time. Jadi, mungkin aja craft adalah me time bagi Dini sekaligus jawaban kenapa dirinya tetap terlihat sabar dan berbahagia. Semua orang berhak untuk bahagia!
Suaminya aja keliatannya gak pernah protes apakah Dini suka masak atau enggak. Buktinya pernikahan mereka tetap langgeng sampe sekarang. Jadi, kita pun gak usah menghakimi hehehe.
Dini merupakan sosok ibu yang sempurna buat Chi. Ibu, cinta tanpa akhir. Apalagi ketika melihat komunikasi dengan putranya itu bikin terharu. Pelajaran yang Chi dapat dari sosok Dini, seringkali kita terlalu sibuk membuat kriteria ibu sempurna itu harus begini-begitu. Saking sibuknya sampe lupa untuk melakukan aksi. Sementara di luar sana, ada sosok seperti Dini yang gak mau pusing dengan segala kriteria tapi ada hasil nyata dan inspiratif yang dia bisa buat.
Gak afdol kalau di hari ibu ini, Chi gak ungkapin rasa sayang Chi untuk mamah tercinta. "Selamat hari ibu, Mah! Yang paling berkesan buat Chi sampe sekarang, walopun Mamah seorang pekerja kantoran yang sangat sibuk tapi masih nyempetin untuk masak buat keluarga. Masakan mamah tetep yang paling maknyuss. Mamah juga pinter jahit (ketrampilan yang belum juga bisa Chi tiru). Waktu kecil bahkan semua baju Chi hasil jahitan mamah bukan beli di toko. Sekarang, pun, mamah masih suka jahit termasuk buat cucu-cucunya. Maaf, ya, Mah kalau Chi suka ngerepotin minta jahitin seragam Keke dan Nai. Maaf, juga kalau Chi gak bisa bikin postingan yang mengharu biru tentang Mamah. Tapi, bukan berarti Chi gak sayang. Love you full, Mah"
Selama anak masih selalu tersenyum kepada ibunya dan mengucapkan 'Aku sayang bunda' dengan apapun bahasanya, maka disaat itu, lah, seorang ibu bisa disebut ibu yang sempurna, apapun kondisinya.
I'm shining like a candle in the dark
When you tell me that you love me
When you tel me that you love me - Diana Ross
33 comments
Setiap ibu memang punya cara tersendiri dalam menjadi ibu paling istimewa bagi anak2nya ya, Mak. Salut dengan Mbak Dini, yang begitu sabar dan telaten dalam membesarkan putranya.
ReplyDeleteNice share, Mak. Eh iya, selamat hari ibu yaaa. Yuk jadi ibu terbaik bagi anak2 kita, dengan cara kita masing-masing. :)
betul, Mbak. Setiap ibu punya cerita perjuangannya sendiri
DeleteMbak Dini itu ibu yang tangguh ... salut.
ReplyDeletesaya juga salut :)
DeleteIbu yang hebat....tidak mudah menyeimbangkan semua ya mak...harus sabar dan ikhlas..thanks for sharing..selamat hari Ibu..
ReplyDeletesama2 Mbak :)
Deleteibu Dini Sosok seorang ibu yang tegar...
ReplyDeleteSelamat hari Ibu :)
iya, tegar banget
DeleteNge-craft itu.... adalah pengendalian emosi yang sangat kuat. Ketika hidup terasa sangat berat, membuat sesuatu berdasarkan hobi bisa menjadi obat untuk penyakit hati. <3
ReplyDeleteAku tahu karyanya mbak Dini, tapi baru tahu sosoknya dari sini. :)
setiap org butuh sesuatu untuk mengendalikan emosi, ya, Mbak :)
DeleteMakasih sudah berbagi cerita ttg sosok Dini, membuat saya berkaca diri sosok ibu seperti apakah saya. Selamat hari Ibu Chi :)
ReplyDeletesaya juga termasuk berkaca sama Dini, Mbak :)
Deletetulisan yang mengharukan mba, selamat hari ibu ya...
ReplyDeletejadi pengin lihat sosok Dini...kok gak dikasih foto mak? selamat hari ibu ya mak
ReplyDeletesaya gak punya fotonya. Tapi di FBnya ada, kok
Deletenyentil banget ...secara saya masih banyak ngeluh karena rempong dengan anak2..hikhiks
ReplyDeletetermasuk saya salah satunya :)
DeleteSelamat Hari Ibu :)
ReplyDeleteWah, jiwa kreatifnya terlihat sekali, salut :)
selamat hari ibu juga :)
Deletesaya langsung ngintipin blog dan FB Dini begitu baca postingan ini, emang keren maak. Selamat hari ibu ya mak Chi...
ReplyDeleteluar biasa ya mba Dini ini, saya aja sering habis kesabaran ngadepin anak2 yg notabene tidak berkebutuhan khusus seperti putra mba Dini (oya, namanya siapa ya?). harus terus belajar untuk menjadi ibu yg lebih baik ah. thks for sharing mak Chi :)
ReplyDeletenamanya Diaz, Mak :)
DeleteMba Dini ini pasti seorang ibu yg sabar banget ya...
ReplyDeletekeliatannya begitu
DeleteMak Myra, aku punya buku ituuu...:))
ReplyDeleteEh iya, selamat hari ibu ya, maak..
selamat hari ibu juga :)
Deletesubhanallah.. salut sama kesabaran mba dini, sekaligus malu sama diri sendiri..
ReplyDelete:'(
iya, Mak
DeleteSubhanallah ya mak, selamat hari ibu Mba Dini...dan slmt hari ibu jg untukmu mak keke naima :)
ReplyDeleteselamat hari ibu juga
Deletewanita memang sebenarnya memiliki kekuatan yang luar biasa ;)
ReplyDeletesetuju, Mak
DeleteSelamat hari ibu...;)
ReplyDeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^