"Ajaran yang tidak baik tapi disampaikan dengan cara baik, maka bisa
diterima oleh orang lain. Begitu juga sebaliknya, ajaran yang baik tapi kita
menyampaikannya dengan cara yang tidak baik, akan membuat orang lain sulit
untuk menerima ajaran tersebut."
Begitu kira-kira kalimat yang Chi dengar di salah satu radio. Dan setelah
dipikir-pikir bener juga, ya.
Beberapa minggu lalu, Chi nonton tayangan Jo Frost. Di episode itu ceritanya
ada anak yang susah banget disuruh tidur sendiri di kamarnya. Maunya sama
ibunya terus.
"Kamu harus tidur di kamarmu sekarang, atau besok gak boleh main bersama
teman-temanmu," kata si Ibu.
Bagaimana pendapat orang tua terhadap kalimat yang diucapkan ibu itu di
atas? Kalau kata, Chi tergantung. Ya, tergantung intonasinya.
Di episode itu, Jo Frost juga bilang kalau kalimat yang diucapkan ibu
itu udah tepat hanya intonasinya ketinggian. Lebih mirip kayak membentak.
Intonasi yang tepat seharusnya terdengar tegas tanpa harus terlalu tinggi
nadanya dan tidak diucapkan terburu-buru. Dan di episode tersebut, si ibu
harus berkali-kali belajar intonasi untuk kalimat yang sama sampai dibilang
tepat oleh Jo Frost.
Wew! Untuk 1 kalimat yang sama aja ternyata efeknya bisa berbeda kalau salah
intonasinya. Chi jadi mikir sendiri apa jangan-jangan selama ini intonasi
Chi banyak yang salah, ya? *langsung introspeksi :p
Tapi, kalau dipikir-pikir mengatur intonasi dan memperhatikan cara
penyampaian itu ada benernya juga. Setiap kali Chi menyampaikan sesuatu
dengan nada yang tinggi, biasanya anak-anak suka terlihat gak suka dan
diekspresikan dengan sedih atau ngambek, minimal protes, lah. Padahal, Chi
mungkin saat itu gak marah. Cuma tinggi aja nadanya, mungkin karena lagi
terburu-buru atau lagi apa gitu.
Ketika anak-anak UAS, sama sekolah dikasih berbagai worksheet untuk bahan
belajar di rumah. Chi minta mereka untuk menyelesaikan semua worksheet
tersebut dengan cara dicicil tentunya.
Nai : "Bunda, Ima udah selesai, nih, worksheet akidah.
Tolong diperiksa, ya."
Bunda : "Mana, Bunda lihat."
Nai : "Tapi, Bunda janji dulu gak akan marah
kalau ternyata ada yang salah. Deal?"
Bunda : "Hihihi, kok, pake deal segala?"
Nai : "Iya, pokoknya kalau Ima salah Bunda
kasih tau aja. 'Ima, ini salah. Benerin, ya.' Kayak gitu, Bun. Jangan
marah-marah."
Bunda : "Iya, Bunda janjiiiii..."
Chi ngikik denger celoteh Nai, tapi dalam mikir juga jangan-jangan memang
Chi suka marah-marah kalau kasih tau? Ya, mungkin pernah walopun gak selalu.
Kalaupun marah juga pasti ada alasannya. Atau bisa juga hanya nadanya yang
terdengar tinggi, padahal sebetulnya gak lagi marah. Tapi, mendengar celoteh
Nai membuat Chi berpikir untuk semakin belajar lagi tentang intonasi.
Nai, terima kasih udah mengingatkan Bunda dengan caramu, ya.
14 comments
waw.. intonasi ya... :D saya juga kayaknya harus belajar intonasi lagi...
ReplyDeletekita sama2 belajar, ya :)
Deleteiya..kadang diem dengan pasang muka cemberut aja anak2 udah mikir qt marah, sampe anakku juga pernah bilang, "bun..itu bibirnya dibikin senyum dong..kalo kayak gitu, bunda jadi keliatan galak tau.." hihi..
ReplyDeleteHahaha pinter ya anak2 teh ya?
ReplyDeleteKadang Quin juga ngingetin gini " Bunda..jangan bilang awas..tapi punten,ayo bunda ulangi ngomongnya..Quin punten yaa?Bunda ga kliatan kacanya " haha pas nyetir inihhh..
sama mak saya juga harus belajar intonasi ehee :D
ReplyDeleteyuk, bareng belajarnya :)
Deleteemangnya Bunda suka marah ya Nai?
ReplyDeletekasih tau gak, yaaaaa :p
Deletewah aku juga nih harus memperbaiki intonasi
ReplyDeletesama :)
DeleteKadang kalo ngomong suka ngga nyadar suara meninggi, mgk kesanya jadi kaya marah ya bun padaal belum tentu maksudnya begitu :D
ReplyDeletenah, itu dia :D
Deletemengajarkan kebaikan itu harus dengan cara yang baik-baik pula. mudah diucapkan. tapi prakteknya sangat sulit. apalagi bila tiap hari dihadapkan dengan anak-anak dan keluarga kita sendiri :)
ReplyDeletesalam
tp jangan berhenti belajar :)
DeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^