Dua minggu lalu di sekolahnya Keke dan Nai diadakan seminar parenting dengan tema Peran Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak. Pembicaranya adalah Prof. DR. H. Arief Rachman, M.Pd
Banyak penjelasan yang menarik disampaikan oleh Pak Arief. Setelah dipikir-pikir kayaknya Chi bakal posting terpisah-pisah aja, kalo sekaligus kepanjangan.
Secara sederhana karakter artinya 'tanda' yang dimiliki oleh setiap orang. Apakah saya seorang pemarah, baik hati, sombong, atau bagaimana? Tanyalah ke orang lain, karena mereka yang menilai :)
Menurut Pak Arief, pendidikan karakter di mulai sejak suami-istri melakukan hubungan. Ucapkan bismillah, itu adalah langkah awal yang baik.
Pada dasarnya anak mencari pendidikan yang nyaman terlebih dahulu bukan benar atau salah. Makanya jangan heran kalo ada anak yang lebih menurut ke temannya atau orang lain ketimbang kepada orang tuanya. Padahal apa yang diajarkan oleh orang tua adalah hal-hal yang benar, tapi kenapa anak lebih menurut kepada pihak lain yang jelas-jelas sudah memberikan pendidikan yang salah. Itu karena cara kita mendidiknya salah, sudah membuat anak menjadi tidak nyaman
Jadi ingat tausyiah yang Chi dengar beberapa waktu lalu, ustadznya bilang "Orang cenderung lebih mudah menerima ilmu yang salah tapi disampaikan dengan benar, seperti berlaku lemah lembut. Ketimbang menerima ilmu yang benar tapi disampaikannya dengan cara tidak baik."
Chi sih setuju-setuju aja, karena suka ilfil juga kalo ada orang yang memberitahu kebaikan tapi dengan cara yang kasar atau memaksakan kehendak. Bikin gak simpatik. Walopun untuk kadar tertentu boleh juga kita sesekali keras (tapi bukan kasar). Dalam hati tentu aja Chi mengakui kebenaran yang disampaikan tapi caranya bikin gak simpatik.
Salah satu contoh bentuk pendidikan yang kurang nyaman adalah orang tua suka merasa "saya ini orang tua mu, kamu jadi anak nurut aja". Artinya kalo ada permasalahan anak gak pernah diberi kesempatan untuk menjadi benar, karena orang tualah yang selalu benar. Menghormati orang tua itu harus, tapi apakah orang tua itu harus selalu benar. Enggak juga :)
Jadi masing-masing orang tua juga sebaiknya berintrospeksi, apakah sudah memberikan pendidikan yang nyaman untuk anak?
Banyak penjelasan yang menarik disampaikan oleh Pak Arief. Setelah dipikir-pikir kayaknya Chi bakal posting terpisah-pisah aja, kalo sekaligus kepanjangan.
Secara sederhana karakter artinya 'tanda' yang dimiliki oleh setiap orang. Apakah saya seorang pemarah, baik hati, sombong, atau bagaimana? Tanyalah ke orang lain, karena mereka yang menilai :)
Menurut Pak Arief, pendidikan karakter di mulai sejak suami-istri melakukan hubungan. Ucapkan bismillah, itu adalah langkah awal yang baik.
Pada dasarnya anak mencari pendidikan yang nyaman terlebih dahulu bukan benar atau salah. Makanya jangan heran kalo ada anak yang lebih menurut ke temannya atau orang lain ketimbang kepada orang tuanya. Padahal apa yang diajarkan oleh orang tua adalah hal-hal yang benar, tapi kenapa anak lebih menurut kepada pihak lain yang jelas-jelas sudah memberikan pendidikan yang salah. Itu karena cara kita mendidiknya salah, sudah membuat anak menjadi tidak nyaman
Jadi ingat tausyiah yang Chi dengar beberapa waktu lalu, ustadznya bilang "Orang cenderung lebih mudah menerima ilmu yang salah tapi disampaikan dengan benar, seperti berlaku lemah lembut. Ketimbang menerima ilmu yang benar tapi disampaikannya dengan cara tidak baik."
Chi sih setuju-setuju aja, karena suka ilfil juga kalo ada orang yang memberitahu kebaikan tapi dengan cara yang kasar atau memaksakan kehendak. Bikin gak simpatik. Walopun untuk kadar tertentu boleh juga kita sesekali keras (tapi bukan kasar). Dalam hati tentu aja Chi mengakui kebenaran yang disampaikan tapi caranya bikin gak simpatik.
Salah satu contoh bentuk pendidikan yang kurang nyaman adalah orang tua suka merasa "saya ini orang tua mu, kamu jadi anak nurut aja". Artinya kalo ada permasalahan anak gak pernah diberi kesempatan untuk menjadi benar, karena orang tualah yang selalu benar. Menghormati orang tua itu harus, tapi apakah orang tua itu harus selalu benar. Enggak juga :)
Jadi masing-masing orang tua juga sebaiknya berintrospeksi, apakah sudah memberikan pendidikan yang nyaman untuk anak?
20 comments
dulu sering banget ikut seminar parenting atau yang berhubungan dengan anak2 tapi sekarang dah g pernah,di Batam nggak ada soalnya mbk....
ReplyDeletedi Batam gak pernah ada seminar parenting ya?
Deletesetuju bgt dg kata2 ustad nya deh...
ReplyDeletesemoga kita diberi hati yg lemah lembut dlm mendidik anak.
TFS mba Chi..;)
Semangat ngikutin cerita selanjutnya...
ReplyDeleteMemang untuk menurunkan ego sebagai ortu biar ga selalu merasa benar itu sulit. Semoga aku bisa..
Ayo mbak dilanjutkan ceritanya.. DItunggu yaaa.. ^^
yup menurunkan ego kadang seperti 'berperang' ya :)
Deletenyimak terus hasil seminar parentingnya.. haus ilmu...*duduk manis menanti postingan selanjutnya
ReplyDeletehihihi iya nih syaa blm sempet ajah :D
DeleteKenyamanan memang prioritas utama ya. . . :)
ReplyDeleteGak salah kepilih jadi DO Parengting ih. . . ^*
betul, pokoknya enak yg nyaman2 aja, deh :)
Deleteaku juga suka ngikutin acaranya Pak Arief Rahman dulu kalo ga salah Hikmah Fajar di RCTI, sharingnya berguna banget mba, ditunggu klanjutannya :)
ReplyDeletecara bicaranya tegas tapi bagus, ya :)
DeleteBener, mbak. Kerasa banget, deh. :(
ReplyDeleteBeberapa waktu ini Destin tidak nyaman dengan situasi rumah. Saya tak pula membantunya mengatasi ketidaknyamanannya kecuali menasehati agar terus bersabar. Hiks... sediih.. tapi gimana lagi... sikon-nya harus gitu.
semoga destin bisa menemukan lagi sikon yg nyaman, ya :)
DeleteSeminar parenting efeknya emang dahsyat banget mbak, pernah ngikutin 4 th yll,ilmunya bener2 msh nyantol dalam kalbu. Can't wait anymore ...
ReplyDeletesy juga jadi ketagihan nih :D
Deleteiyah bener Chi...
ReplyDeletememang harus sediakan waktu dan sabar yang banyak untuk menjelaskan...
saya paling ndak suka "pokoknya"... sampe skrg pun saya masih sering ndak sreg diberi tau (sama yg lebih tua) pake pokoknya.. hihihi..
malah bikin jd tambah keras kepala kl dikerasin ya :D
DeleteKadang definisi mendidik itu hal2 yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan saja. Padahal pengertian mendidik itu luas sekali. Membuat nyaman anak2, otomatis berhubungan suasana nyaman di dalam rmh scr keseluruhan.
ReplyDeleteSenengnya bisa ikut2 seminar parenting gitu ya Mba. Aku belum berkesempatan aja. Makanya Mba yang rajin posting ya review materi seminar parenting ya...soalnya sangat bermakna buat aku, hehehe..
ReplyDeleteThank you for your sharing...
saya juga jarang sebetulnya ikut seminar :D
Deletesama2 :)
Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^