Kopi dan Rasa Bahagia

By Keke Naima - December 17, 2021

Kopi dan Rasa Bahagia - Beberapa minggu lalu, K'Aie mengajak Chi dan anak-anak untuk makan di luar. Alasannya, kami sekeluarga belum pernah makan di resto atau cafe lagi sejak pandemi. Berarti udah hampir 2 tahun, ya.

Kopi dan Rasa Bahagia
Ice Coffee Caramel Popcorn buatan sendiri 😋

 

Keke: "Nai, kita gak usah ikut. Biarin aja Ayah dan Bunda sesekali pacaran. Kita titip makanan aja."

Heuuu ...! Harusnya kalau dibolehin 'pacaran' gak usah pakai nitip gitu, ya hahaha! Nai langsung mengiyakan. Apalagi dia sedang sakit gigi. Jadi malas keluar rumah.

Singkat cerita, Chi makan berdua dengan K'Aie di salah satu resto. Tadinya sekadar pengen ngopi karena kami berangkat sore hari. Udah makan siang dan terlalu cepet untuk makan malam. Tapi, realitanya malah Chi pesan nasi goreng hehehe.

Chi: "Ayah gak pengen ngopi?"
K'Aie: "Enggak. Kenapa gitu?"
Chi: "Tadinya Bunda pilih makan di sini karena pengen ngopi. Tapi, malah pesan nasi goreng. Abis kelihatannya enak. Jadi aja Bunda pesan Lychee Tea buat minumnya. Abis nasgor ma kopi kayaknya gak nyambung. Kirain Ayah bakal ngopi. Jadi Bunda bisa icip-icip gituuu ..."
K'Aie: "Enggak. Kan, udah ngopi tadi di rumah."
Chi: "Hmmm ... pesen gak, ya?"
K'Aie: "Memang Bunda pengen apa?"
Chi: "Affogato. Tapi, Bunda masih kenyang."
K'Aie: Ya udah pesan aja. Nanti minumnya berdua."

Secangkir affogato pesanan kami pun datang. Membuat kami bisa lebih lama lagi berduaan. Ngobrol banyak hal sambil menikmati affogato.

Kopi selalu ada menemani hari-hari kami. Awalnya hanya K'Aie yang rutin minum kopi. Bangun tidur udah langsung ngopi. Rutinitas yang gak pernah berubah sampai sekarang. Tadinya Chi hanya menyukai aromanya. Paling kalau penasaran hanya icip-icip sedikit. Lama-lama jadi ikutan suka ngopi.

Hampir 20 tahun menikah, Chi nyaris gak pernah membuat kopi untuk K'Aie. Karena K'Aie selalu punya takaran sendiri. Bisa beda-beda untuk setiap kopi atau minuman yang akan dibikin. Makanya di rumah juga ada beberapa alat untuk meracik kopi. Sebetulnya gak pernah marah kalau Chi sampai salah bikin. Tapi, mending bikin sendiri aja biar lebih puas sama hasilnya.

Karena bisa meracik sendiri, kami jadi agak jarang ngopi di coffee shop. Kata K'Aie mending bikin sendiri. Chi terserah aja, deh. Kan, enak jadi suka dibikinin kopi ma suami hehehe. 
 
Gak selalu juga kami ngopi bareng. Chi masih belum berani ngopi di pagi hari. Lebih memilih sore hari. Tetapi, intinya kalau sehari gak ngopi tuh suka berasa ada yang kurang. Dalam secangkir/segelas kopi memang bisa membawa kebahagiaan.

 
Indonesia memiliki banyak keberagaman kopi. Beberapa jenis bahkan mendunia. Kami sudah punya penjual kopi langganan. Terkadang kerabat atau beberapa teman juga mengirim kopi. Tetapi, sesekali kami juga membeli bubuk atau biji kopi secara online.

Beberapa tahun belakangan ini, semakin banyak yang gemar minum kopi. Terutama di kalangan anak muda. Selalu ada aja coffee shop baru di berbagai lokasi. Dari coffee shop kecil hingga besar.
 
Keke pun lebih suka mengerjakan tugas di coffee shop. Alasannya suasananya lebih tenang. Kalau ngerjain di rumah suka banyak godaannya. Kalau gak rebahan, pengennya nonton film terus. Malah jadi gak selesai-selesai tugas sekolahnya.

Tetapi, seperti yang kita semua rasakan. Ketika pandemi datang, banyak aktivitas pindah ke rumah. Gak bisa lagi nongkrong bebas di coffee shop. Malah jadi banyak yang tutup dan hanya menerima pesanan take away.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung negara. Tetapi, banyak pengusaha UMKM yang terhantam pandemi. Pelaku usaha kopi juga termasuk terkena imbasnya. Membutuhkan inovasi baru agar bisa tetap beradaptasi dan bertahan di masa sulit ini.

Banyak coffee shop yang menawarkan kopi literan. Supaya para pelanggan tetap bisa menikmati kopi favoritnya di rumah. Adik ipar Chi termasuk yang rutin membeli kopi literan di awal pandemi. Tetapi, lama-kelamaan kebiasaannya berubah jadi kayak kami. Suka beli kopi bubuk lewat online dan meracik sendiri di rumah.

Salah satu hal positif dari pandemi adalah para pelaku UMKM mulai berusaha melek dengan dunia digital. Tujuannya supaya usaha tetap bisa berlanjut. Bahkan sangat mungkin bisa memperluas pangsa pasar.

Bila sudah merambah dunia digital, tentu akan berhubungan juga dengan jasa ekspedisi. Pelaku UMKM harus memilih jasa pengiriman yang bisa dipercaya. Seringkali pelanggan langsung menyalahkan penjual bila barang yang dipesan datang terlambat. Padahal bisa jadi karena ekspedisinya yang terlambat.
 
Sebagai perusahaan yang bergerak di jasa pengiriman, peran JNE memang tidak kecil. Bahkan termasuk sektor essensial karena pengiriman barang akan terus ada. Apalagi di saat pandemi ini belanja online bisa jadi semakin sering. 
 
Itu kami rasakan sendiri, lho. Padahal awalnya kami pikir bakal mengurangi belanja online gara-gara pandemi. Tetapi, malah tetap sering karena mobilitas yang terbatas. Jadi kalau pengen beli kopi atau apapun, seringnya belanja online.

Untuk membangkitkan kembali UMKM memang gak cukup hanya dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait. Semua bisa ikut membantu, termasuk masyarakat. Apalagi dengan era digital saat ini, kita semua bisa dengan mudah belanja berbagai produk UMKM.
 
Kopi memang bisa bikin bahagia. Bila dikaitkan dengan UMKM ini bisa kayak tagline JNE yaitu "Connecting Happiness". Para penikmat kopi bisa tetap ngopi meskipun lagi PPKM. Para pengusaha UMKM senang karena produknya dibeli. JNE pun bahagia bisa menjembatani antara seller dan buyer.

Teman-teman punya pengalaman apa nih dalam mendukung UMKM? Yuk ikutan JNE Content Competition 2021. Mengusung tema “JNE Bersama UMKM untuk Indonesia”, kompetisi ini terbuka untuk umum, jurnalis, dan juga karyawan JNE yang terbagi dalam writing competition, photo competition, video competition, dan design competition.
 
Ada hadiah hingga ratusan juta sudah menanti. Periode lomba 6 Desember 2021 - 5 Januari 2022.. Jangan sampai ketinggalan, ya! 
 

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)

Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^