Ketika Anak Demam

By Keke Naima - February 25, 2016

Ketika anak demam,  orang tua mana yang gak khawatir? Sama, Chi pun merasakan hal itu.

Rasanya baru beberapa minggu lalu, Chi nyetatus mengucap rasa syukur kalau ternyata hampir 1,5 tahun terakhir ini Keke dan Nai gak ke dokter. Ya, mungkin mereka pernah 1-2 kali sakit tapi gak sampai harus ke dokter. Alhamdulillah :)

Gak taunya beberapa minggu setelahnya, tepatnya minggu kemarin, Nai demam. Selama 1 minggu lamanya Nai gak masuk sekolah. Kayaknya ini gak masuk sekolah terlama yang pernah dialamin, Nai. Sempat ada kekhawatiran Nai terkena DBD atau Typus karena sepertinya kedua penyakit ini sedang marak.

Menurut beberapa info, demam itu adalah pertanda kalau tubuh sedang berusaha melawan penyakit. Caranya dengan menaikkan suhu tubuh agar virus atau bakteri sulit berkembang. Chi juga biasanya gak langsung bawa anak-anak ke dokter kalau suhu tubuh anak terasa meningkat. Ketika Keke masih bayi, Chi pernah ditegur sama dokter anak. Katanya jangan sebentar-sebentar di bawa ke dokter. Ya, namanya juga dulu belum mengerti hehe jadi ketika anak demam, mikirnya langsung aja ke dokter.

Lalu, bagaimana langkah yang harus dilakukan ketika anak demam?


Ukur suhu tubuh


Thermometer itu memang wajib ada di rumah. Gak cukup mengukur suhu tubuh anak hanya dengan meletakkan telapak tangan kita ke tubuh anak. Biasanya kalau belum sampai 38 derajat celcius, Chi minta anak-anak untuk beristirahan dan minum yang banyak. Kalau udah mulai masuk ke angka 38 derajat celcius, baru mulai dikasih obat penurun panas.


Obat penurun panas


Ada 2 macam obat penurun panas, yang mengandung paracetamol dan ibuprofen. Kalau merk, sih, bisa berbagai macam. Keke dan Nai minum paracetamol kalau sedang demam. Mereka gak cocok dengan ibuprofen. Kalau dikasih obat penurun panas yang mengandung ibuprofen, biasanya Keke dan Nai sering mengeluhkan perutnya sakit banget. Malah suka ada muntah. Ternyata, ibuprofen memang gak cocok untuk anak yang sensitif lambungnya (kalau dokter menyebutnya alergi). Nah, ketika anak demam sebaiknya diperhatikan juga kandungan obat penurun panasnya, ya.


Tunggu 3x24 jam


Nah, ini yang bikin Chi dan K'Aie ditegur hehehe. Kata dokter, selama panasnya belum sampai 39 derajat, tunggulah sampai 3x24 jam. Kalau 3x24 jam panasnya belum turun juga, meski masih di bawah 39 derajat, tetep harus dibawa ke dokter. Dan kalau sudah di atas 39 derajat, padahal belum sampai 3x24 jam juga harus dibawa ke dokter. Khawatir kejang kalau suhunya terlalu tinggi.

Saat Keke dan Nai masih balita, dokter selalu bertanya, "apakah anak-anak ada riwayat kejang?" Karena Keke dan Nai gak ada riwayat kejang, mereka tetap disarankan untuk menunggu hingga 3x24 jam baru dibawa ke dokter, kecuali kalau panasnya sudah di atas 39 derajat. Mungkin kalau ada riwayat kejang, berapapun kenaikan suhu tubuhnya harus lekas dibawa ke dokter, ya.

Minggu lalu, kami tunggu sampai 3x24 jam. Memang biasanya langsung periksa darah kalau sudah 3x24 jam. Tapi kalau dibawa 3x24 jam udah dibawa ke dokter dan demamnya masih dibawah 39 derajat, paling cuma dikasih obat penurun panas.


'Jangan Dibungkus'


Ketika panasnya sedang tinggi, biasanya Nai gak mau pakai baju. Pasti langsung dibuka sama dia. Kata dokter justru bagus. Ketika anak demam, badannya 'jangan dibungkus.' Gak pakai baju malah bagus. Kalau orang tua gak tega melihat anaknya gak pake baju, setidaknya beri pakaian longgar yang tangan pendek. Tapi kalau Nai memilih gak pakai baju, cuma celana pendek aja.

Ketika suhu tubuh Nai meninggi, biasanya diawali dengan menggigil dulu karena tangan dan kakinya dingin banget. Kalau ada bagian tubuh yang dingin, boleh lah ditutup sama selimut atau dikasih kaos kaki untuk sementara waktu. Tapi kalau panasnya sudah merata, harus dibuka lagi.


Kompres dengan air hangat


Ketika anak demam, yang tepat adalah kompres dengan air hangat bukan dingin. Chi malah kalau ketika suhu tubuhnya mulai menurun setelah minum obat, anak-anak dimandiin dengan air hangat :D


Banyak minum


Ketika diambil darah di lab, petugasnya bilang kalau darah Nai kental kemungkinan karena jarang minum. Saat sakit, Nai memang agak susah minum dan makan. Sebetulnya dia maunya makan dan minum melulu tapi setiap kali menelan rasanya sakit. Jadi yang masuk cuma sedikit.

Minggu lalu, rumah sakit penuh banget. Sepertinya memang lagi musim sakit. Menunggu hasil tes darah juga lumayan lama. Untung aja rumah sakit gak terlalu jauh dari rumah. Sambil menunggu hasil, anak-anak bisa beristirahat di rumah. Iya Keke juga ikut karena gak mau ditinggal. Lega banget ketika tau hasilnya Nai gak perlu dirawat. Dia radang tenggorokan. Sekarang sudah sembuh. Semoga setelah ini, semua baik-baik saja.

Ketika anak demam, usahakan jangan panik. Kalau Chi selalu menggunakan cara di atas. Jaga kesehatan teman-teman dan keluarga juga, ya :)

  • Share:

You Might Also Like

4 comments

Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)

Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^