"Ipan, ini yang namanya Myra Anastasia," seru Mbak Nuniek ketika kami bertemu di acara Fotile.
Mbak Nuniek lalu bercerita kalau Ipan sempat menyangka dirinya adalah Myra Anastasia. *Berarti kita mirip, ya, Mbak hihihi* Chi terkejut ketika kemudian Ipan dengan santun menyapa lalu cium tangan! Ya, semua blogger yang bertemu dengannya tidak hanya disapa dengan santun dan dipanggil 'Kak' tapi juga dicium tangannya oleh Ipan. *Chi langsung berasa jadi orang tua wkwkkw.* Sebelumnya, Chi pernah tau dari Mbak Ani Berta kalau ada peserta Fun Blogging yang datang jauh dari Garut. Akhirnya, Chi bisa ketemu juga dengan urang Garut ini walopun baru sekali :)
Gak cuma kesantunan dan keramahan yang menjadi ciri khas Ipan Setiawan, bujang garut berusia 23 tahun. Tapi, semangatnya juga sangat tinggi. Kalau teman-teman yang berteman dengannya di social media, mungkin akan melihat kalau Ipan ini cukup sering berada di Jakarta. Dari satu event ke event lainnya. Padahal Ipan masih berdomisili di Garut, lho.
Dia sering sekali bolak-balik Garut-Jakarta demi kegiatan blogging. Nah, Chi jadi penasaran apa, sih, yang bikin Ipan bolak-balik ke Jakarta terus. Padahal jarak Garut-Jakarta itu gak dekat. Udah gitu blognya juga aktif. Bagaimana dia mengatur waktunya dan juga semangatnya supaya gak kendor? Ini bincang-bincang online Chi bersama Ipan
Sejak kapan Ipan tertarik ngeblog? Alasannya apa
Mbak Nuniek lalu bercerita kalau Ipan sempat menyangka dirinya adalah Myra Anastasia. *Berarti kita mirip, ya, Mbak hihihi* Chi terkejut ketika kemudian Ipan dengan santun menyapa lalu cium tangan! Ya, semua blogger yang bertemu dengannya tidak hanya disapa dengan santun dan dipanggil 'Kak' tapi juga dicium tangannya oleh Ipan. *Chi langsung berasa jadi orang tua wkwkkw.* Sebelumnya, Chi pernah tau dari Mbak Ani Berta kalau ada peserta Fun Blogging yang datang jauh dari Garut. Akhirnya, Chi bisa ketemu juga dengan urang Garut ini walopun baru sekali :)
Gak cuma kesantunan dan keramahan yang menjadi ciri khas Ipan Setiawan, bujang garut berusia 23 tahun. Tapi, semangatnya juga sangat tinggi. Kalau teman-teman yang berteman dengannya di social media, mungkin akan melihat kalau Ipan ini cukup sering berada di Jakarta. Dari satu event ke event lainnya. Padahal Ipan masih berdomisili di Garut, lho.
Dia sering sekali bolak-balik Garut-Jakarta demi kegiatan blogging. Nah, Chi jadi penasaran apa, sih, yang bikin Ipan bolak-balik ke Jakarta terus. Padahal jarak Garut-Jakarta itu gak dekat. Udah gitu blognya juga aktif. Bagaimana dia mengatur waktunya dan juga semangatnya supaya gak kendor? Ini bincang-bincang online Chi bersama Ipan
Sejak kapan Ipan tertarik ngeblog? Alasannya apa
Assalamualaikum, Kak Myra Anastasia :) Alhamdulillah, pertama kali saya ngeblog itu tahun 2009, SMA kelas X. Alasannya, saya membuat blog karena suka nulis. Saya suka baca koran dan majalah remaja. Di situ ada halaman khusus untuk web/blog yang sedang populer. Nah, saya langsung berkhayal, 'Keren banget, ya, kalau saya punya seperti ini. Semua tulisan bisa diupdate dan dibaca oleh siapa saja'.
Kemudian, saya langsung cerita sama salah satu guru. “Pak kalau mau punya seperti ini gimana, ya, cara buatnya?
“Wah, kalau buat website itu susah dan mahal banget, Pan,” jawabnya singkat. Saat itu saya masih di ruangan sambil melototi halaman majalah yang saya pegang, sedangkan beliau langsung keluar kelas setelah saya tanya. Dari sana saya tidak berani lagi bertanya kepada siapapun disekolah. Saya lebih sering menyendiri, mempelajari secara otodidak dari artikel majalah yang saya gunting, dan dari perpustakaan. Lalu, saya mempraktikannya di warnet (karena saat itu saya tak memiliki gadget apapun).
Alhamdulillah, selama 6 bulan mempelajarinya akhirnya saya punya mini blog. Setelah memiliki blog, saya lebih sering menuliskannya di sana. Tak lagi menulis di buku catatan yang tercampur dengan buku mata pelajaran.
Ipan, kan, berdomisili di Garut. Tapi, saya lihat Ipan sering sekali ke Jakarta, bahkan bisa berhari-hari. Saya pernah mendengar, Ipan bahkan sampai menginap di masjid. Benarkah?
Iya betul, Kak. Saya asli dari Garut dan rela PP ke Jakarta jika ada acara. Bahkan jika ada dua acara yang beda hari, saya rela menginap di mushola. Pernah juga tidur di Monas, sampai saya diamankan sama pihak kemanan. Disangkanya saya pengamen liar karena selonjoran dan ketiduran. Kagetnya bukan main, tapi Alhamdulillah, setelah dijelaskan panjang lebar akhirnya bisa istirahat di kantor jaga :D #SakitBangetSaatItu
Dari setiap perjalanan mengikuti banyak acara, akhirnya saya jadi punya banyak ilmu dan wawasan yang didapat dari kakak-kakak blogger lainnya dengan sharing informasi. Itu sangat menyenangkan. Ilmu yang saya dapatkan tak akan pernah ada di sekolah dan di universitas manapun :)
Apa, sih, yang membuat Ipan terus menerus tertarik untuk kembali ke Jakarta? Bukankah Garut punya berbagai tempat wisata dan budaya? Kenapa gak dieksplore sama Ipan?
Jakarta bagi saya adalah universitas kehidupan yang luar biasa, dimana di dalamnya terdapat banyak ilmu, kenangan, dan cerita yang akhirnya menjadi sebuah momen istimewa. Ya, Garut memang memiliki tempat wisata yang indah dan budaya yang megah. Menjadi PR bagi saya untuk mengemas dan mengeksplore Garut menjadi lebih dahsyat. Tentunya dengan ilmu yang saya dapat di dunia blog.
Masih ada hubungan dengan nomor 3, nih. Kita berbincang tentang materi sedikit *semoga Ipan gak keberatan* Pastinya Garut – Jakarta pp, membutuhkan ongkos. Sedangkan berbagai event yang didatangi belum tentu menghasilkan dari sisi nominal. Berarti ada poin plus kenapa Ipan tetap mau datang keberbagai undangan di Jakarta. Bisa diceritakan alasannya?
Memang betul, Kak. Perjalanan Garut-Jakarta membutuhkan nominal ongkos. Tapi bagi saya ilmu, pengalaman, dan momen dari setiap acara lebih berharga. Tntunya kesempatan yang sama tak akan datang dua kali. Maka dari itu setiap ada kegiatan saya selalu semangat untuk ikut :)
Ipan sering juga datang keberbagai event di Jakarta. Blognya pun rajin diupdate. Bagaimana Ipan membagi waktunya?
Syukur Alhamdulillah, saya masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk mengikuti berbagai event di Jakarta. Untuk membagi waktunya, pagi-pagi setelah beres-beres rumah dan sebagainya, saya usahakan untuk corat-coret draft postingan reportase event. Kalau tidak ada reportase yang ditulis, saya selalu nulis ringan saja, Kak.
Nah, aktivitas saya lainnya adalah kalau untuk kegiatan pagi menjelang siang sekitar jam 10.00-14.00 WIB, saya berkecimpung di kegiatan sosial kerelawanan desa dan kecamatan untuk memanfaatkan penggunaan tekhnologi belajar TIK dasar. Lalu sore harinya saya habiskan belajar bersama dengan adik-adik kecil di madrasah. Malam harinya, sebelum istirahat saya biasakan untuk browsing ringan, mencari informasi yang update. Alhamdulillah Barokalloh.
Perjalanan Jakarta-Garut membutuhkan waktu berapa jam? Apa yang Ipan lakukan disepanjang perjalanan?
Nah, ini yang lebih seru lagi. Perjalanan Garut-Jakarta membutuhkan waktu sekitar 5 jam (belum termasuk macet). Yang saya lakukan selama diperjalanan adalah membaca buku, browsing, dan corat-coret ide di catatan kecil. Lalu, saya usahakan membuat draft reportase acara. Jadi setelah sampai di rumah tinggal mengedit dan menambah kalimat yang dibutuhkan.
Bagaimana tanggapan teman-teman Ipan sesama Blogger dengan seringnya Ipan ke Jakarta? Apakah ketika kembali ke Garut, Ipan berbagi pengalaman kepada teman-teman? Ada blogger Garut yang mulai terarik ikut jejak Ipan gak, nih?
Alhamdulillah kalau tanggapan teman-teman sesama blogger ketika saya bolak-balik ke Jakarta. Mereka juga memberikan semangat dan tentunya semakin tertantang untuk ikut. Tentu setelah ikut acara di Jakarta saya selalu membagikan ilmu dan pengalamannya ke teman-teman atau masyarakat di desa/kecamatan. Alhamdulillah dengan seringnya saya ikut acara dan selalu ada ilmu yang didapat, akhirnya saya dapat inspirasi membuat komunitas blogger Garut, Kak, yaitu Blogger Academy. Alhamdulillah, saat ini anggotanya ada 3 SMA/SMK/MA yang tergabung dan masyarakat yang ikut belajar bareng. Barokalloh untuk tempatnya sendiri di support sama PT.Telkom Garut :
Saya melihat, kelebihan Ipan adalah keramahan, sopan-santun, dan semangatnya yang tinggi. Ngomong-ngomong tentang semangat, pernah gak sih Ipan merasa lelah? Apalagi perjalanan Jakarta-Garut gak sebentar. Bagaimana Ipan menyemangati diri sendiri untuk tetap semangat? Kasih tipnya, ya. Biar banyak blogger yang tertular semangat Ipan.
Alhamdulillah selama ini saya tidak pernah merasa lelah, Kak. Saya bahagia denga apa yang saya lakukan. Untuk menyemangati diri saya sendiri adalah dengan “Ilmu baru dan masa depan”. Jika ingin berubah, ya, harus bergerak. Dari setiap gerakan itulah yang bisa memompa semangat baru.
Apa harapan besar dari Ipan sebagai blogger?
Harapan terbesar saya sebagai blogger bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat dan bisa memberikan perubahan positif dengan apa yang saya lakukan, Kak.
Yang terakhir, kita bicara ringan aja, ya. Ipan pertama kali ke Jakarta kapan? Ceritain, dong, pengalaman lucu ketika Ipan berada di Jakarta?
Hahaha! Kalau mengingat momen pertama kali menginjakan kaki ke Jakarta, aduuh maluuu banget, Kak. Desooo nya keluar :D Pertama kali banget ke Jakarta itu tanggal 21 Maret 2007. Saya masih ingat karena dicatat. Tepatnya, saat saya duduk di bangku kelas VII SMP. Saat itu nekad banget dengan membawa uang Rp70.000,00. Uang receh lagi. Niatnya mencari alamat penerbit yang mau menerbitkan naskah puisi, cerpen, dan novel. Nah saat itu saya tau info penerbit PT. Bumi Intitama Sejahtera yang beralamat di Jalan Tanah Tinggi II No.44 Jakarta. Tau infonya dari Koran.
Alhamdulillah setelah kesasar lima kali dengan bantuan terakhir pak polisi, akhirnya menemukan juga tempatnya itu masuk ke dalam banget. Setelah sampai kesana, dengan polosnya saya membawa naskah puisi dalam buku catatan biasa tanpa diketik dan langsung masuk ke penerbitannya. Alhamdulillah, saat itu pihak redaksinya menyambut dengan baik dan terlihat kaget juga melihat saya. Saya masih ingat, namanya Pak.Budi. Beliau berkata “Yakin dari Garut? Anak sekecil kamu sudah berani ke Jakarta? Terus, orang tuamu tau?”
Dengan santainya saya menjawab, "Iya, Pak. Saya dari Garut, dan orang tua saya tidak tau." Ya, karena saat itu saya meminta izin kepada orang tua saya untuk ikut camping pramuka. Kalaupun saya minta izin jelas orang tua saya tak akan mengizinkan. Alhamdulillah saya dalam keadaan sehat dan selamat sampai tujuan. Dan momen terindah pertama kali saya ke Jakarta, ya, di ajak main ke Monas bersama redaksi penerbitan itu. Usia 13 tahun lah saya mengenal Jakarta, Kak.
Kalau pengalaman lucunya, setiap kali saya ke Jakarta pasti ada momen lucu yang selalu saya temui. Mulai dari menubruk pedagang gorengan di terminal Kampung Rambutan gara-gara tali sepatu saya keinjak. Yang paling gokil pas pertama tau toilet di Jakarta dan menemukan toilet duduk. Saya bingung cari tempat cebokannya dimana, eh, ternyata diputer dari pinggir. Hahahaha! Pertama kali naik trans Jakarta jujur saya bingung banget. Saya naik dan turun diterminal yang sama (naik di halte rambutan dan turun pun di halte rambutan). Seharian keliling naik trans Jakarta. Pokoknya Jakarta itu istimewa banget.
Tuh, gak salah, kan, kalau Chi memilih mewawancarai Ipan. Ketika membaca semua jawabannya, perasaan Chi campur-aduk banget, deh. Terharu melihat semangatnya. Dari mulai yang seperti 'diremehkan' oleh gurunya. Ipan kecil yang nekad datang ke Jakarta hingga ipan yang sekarang tetap tinggi semangatnya. Juga berbagai cerita lucu dan seru yang dia alami. Apa yang dia alami bukanlah hal yang instant. Keterbatasan tidak menjadi alasan bagi Ipan untuk tidak maju.
Selain ngeblog aktivitas Ipan saat ini adalah relawan di KomTIK dan Sahabat Pulau. Ipan juga freelancer di sebuah perusahaan desain dan case gadget. Teman-teman yang ingin mengenal sosoknya lebih dekat bisa blogwalking ke www.jangipan.com. Ada juga info semua akun social medianya di sana.
“Wah, kalau buat website itu susah dan mahal banget, Pan,” jawabnya singkat. Saat itu saya masih di ruangan sambil melototi halaman majalah yang saya pegang, sedangkan beliau langsung keluar kelas setelah saya tanya. Dari sana saya tidak berani lagi bertanya kepada siapapun disekolah. Saya lebih sering menyendiri, mempelajari secara otodidak dari artikel majalah yang saya gunting, dan dari perpustakaan. Lalu, saya mempraktikannya di warnet (karena saat itu saya tak memiliki gadget apapun).
Alhamdulillah, selama 6 bulan mempelajarinya akhirnya saya punya mini blog. Setelah memiliki blog, saya lebih sering menuliskannya di sana. Tak lagi menulis di buku catatan yang tercampur dengan buku mata pelajaran.
Ipan, kan, berdomisili di Garut. Tapi, saya lihat Ipan sering sekali ke Jakarta, bahkan bisa berhari-hari. Saya pernah mendengar, Ipan bahkan sampai menginap di masjid. Benarkah?
Iya betul, Kak. Saya asli dari Garut dan rela PP ke Jakarta jika ada acara. Bahkan jika ada dua acara yang beda hari, saya rela menginap di mushola. Pernah juga tidur di Monas, sampai saya diamankan sama pihak kemanan. Disangkanya saya pengamen liar karena selonjoran dan ketiduran. Kagetnya bukan main, tapi Alhamdulillah, setelah dijelaskan panjang lebar akhirnya bisa istirahat di kantor jaga :D #SakitBangetSaatItu
Dari setiap perjalanan mengikuti banyak acara, akhirnya saya jadi punya banyak ilmu dan wawasan yang didapat dari kakak-kakak blogger lainnya dengan sharing informasi. Itu sangat menyenangkan. Ilmu yang saya dapatkan tak akan pernah ada di sekolah dan di universitas manapun :)
Apa, sih, yang membuat Ipan terus menerus tertarik untuk kembali ke Jakarta? Bukankah Garut punya berbagai tempat wisata dan budaya? Kenapa gak dieksplore sama Ipan?
Jakarta bagi saya adalah universitas kehidupan yang luar biasa, dimana di dalamnya terdapat banyak ilmu, kenangan, dan cerita yang akhirnya menjadi sebuah momen istimewa. Ya, Garut memang memiliki tempat wisata yang indah dan budaya yang megah. Menjadi PR bagi saya untuk mengemas dan mengeksplore Garut menjadi lebih dahsyat. Tentunya dengan ilmu yang saya dapat di dunia blog.
Masih ada hubungan dengan nomor 3, nih. Kita berbincang tentang materi sedikit *semoga Ipan gak keberatan* Pastinya Garut – Jakarta pp, membutuhkan ongkos. Sedangkan berbagai event yang didatangi belum tentu menghasilkan dari sisi nominal. Berarti ada poin plus kenapa Ipan tetap mau datang keberbagai undangan di Jakarta. Bisa diceritakan alasannya?
Memang betul, Kak. Perjalanan Garut-Jakarta membutuhkan nominal ongkos. Tapi bagi saya ilmu, pengalaman, dan momen dari setiap acara lebih berharga. Tntunya kesempatan yang sama tak akan datang dua kali. Maka dari itu setiap ada kegiatan saya selalu semangat untuk ikut :)
Ipan sering juga datang keberbagai event di Jakarta. Blognya pun rajin diupdate. Bagaimana Ipan membagi waktunya?
Syukur Alhamdulillah, saya masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk mengikuti berbagai event di Jakarta. Untuk membagi waktunya, pagi-pagi setelah beres-beres rumah dan sebagainya, saya usahakan untuk corat-coret draft postingan reportase event. Kalau tidak ada reportase yang ditulis, saya selalu nulis ringan saja, Kak.
Nah, aktivitas saya lainnya adalah kalau untuk kegiatan pagi menjelang siang sekitar jam 10.00-14.00 WIB, saya berkecimpung di kegiatan sosial kerelawanan desa dan kecamatan untuk memanfaatkan penggunaan tekhnologi belajar TIK dasar. Lalu sore harinya saya habiskan belajar bersama dengan adik-adik kecil di madrasah. Malam harinya, sebelum istirahat saya biasakan untuk browsing ringan, mencari informasi yang update. Alhamdulillah Barokalloh.
Perjalanan Jakarta-Garut membutuhkan waktu berapa jam? Apa yang Ipan lakukan disepanjang perjalanan?
Nah, ini yang lebih seru lagi. Perjalanan Garut-Jakarta membutuhkan waktu sekitar 5 jam (belum termasuk macet). Yang saya lakukan selama diperjalanan adalah membaca buku, browsing, dan corat-coret ide di catatan kecil. Lalu, saya usahakan membuat draft reportase acara. Jadi setelah sampai di rumah tinggal mengedit dan menambah kalimat yang dibutuhkan.
Bagaimana tanggapan teman-teman Ipan sesama Blogger dengan seringnya Ipan ke Jakarta? Apakah ketika kembali ke Garut, Ipan berbagi pengalaman kepada teman-teman? Ada blogger Garut yang mulai terarik ikut jejak Ipan gak, nih?
Alhamdulillah kalau tanggapan teman-teman sesama blogger ketika saya bolak-balik ke Jakarta. Mereka juga memberikan semangat dan tentunya semakin tertantang untuk ikut. Tentu setelah ikut acara di Jakarta saya selalu membagikan ilmu dan pengalamannya ke teman-teman atau masyarakat di desa/kecamatan. Alhamdulillah dengan seringnya saya ikut acara dan selalu ada ilmu yang didapat, akhirnya saya dapat inspirasi membuat komunitas blogger Garut, Kak, yaitu Blogger Academy. Alhamdulillah, saat ini anggotanya ada 3 SMA/SMK/MA yang tergabung dan masyarakat yang ikut belajar bareng. Barokalloh untuk tempatnya sendiri di support sama PT.Telkom Garut :
Saya melihat, kelebihan Ipan adalah keramahan, sopan-santun, dan semangatnya yang tinggi. Ngomong-ngomong tentang semangat, pernah gak sih Ipan merasa lelah? Apalagi perjalanan Jakarta-Garut gak sebentar. Bagaimana Ipan menyemangati diri sendiri untuk tetap semangat? Kasih tipnya, ya. Biar banyak blogger yang tertular semangat Ipan.
Alhamdulillah selama ini saya tidak pernah merasa lelah, Kak. Saya bahagia denga apa yang saya lakukan. Untuk menyemangati diri saya sendiri adalah dengan “Ilmu baru dan masa depan”. Jika ingin berubah, ya, harus bergerak. Dari setiap gerakan itulah yang bisa memompa semangat baru.
Apa harapan besar dari Ipan sebagai blogger?
Harapan terbesar saya sebagai blogger bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat dan bisa memberikan perubahan positif dengan apa yang saya lakukan, Kak.
Yang terakhir, kita bicara ringan aja, ya. Ipan pertama kali ke Jakarta kapan? Ceritain, dong, pengalaman lucu ketika Ipan berada di Jakarta?
Hahaha! Kalau mengingat momen pertama kali menginjakan kaki ke Jakarta, aduuh maluuu banget, Kak. Desooo nya keluar :D Pertama kali banget ke Jakarta itu tanggal 21 Maret 2007. Saya masih ingat karena dicatat. Tepatnya, saat saya duduk di bangku kelas VII SMP. Saat itu nekad banget dengan membawa uang Rp70.000,00. Uang receh lagi. Niatnya mencari alamat penerbit yang mau menerbitkan naskah puisi, cerpen, dan novel. Nah saat itu saya tau info penerbit PT. Bumi Intitama Sejahtera yang beralamat di Jalan Tanah Tinggi II No.44 Jakarta. Tau infonya dari Koran.
Alhamdulillah setelah kesasar lima kali dengan bantuan terakhir pak polisi, akhirnya menemukan juga tempatnya itu masuk ke dalam banget. Setelah sampai kesana, dengan polosnya saya membawa naskah puisi dalam buku catatan biasa tanpa diketik dan langsung masuk ke penerbitannya. Alhamdulillah, saat itu pihak redaksinya menyambut dengan baik dan terlihat kaget juga melihat saya. Saya masih ingat, namanya Pak.Budi. Beliau berkata “Yakin dari Garut? Anak sekecil kamu sudah berani ke Jakarta? Terus, orang tuamu tau?”
Dengan santainya saya menjawab, "Iya, Pak. Saya dari Garut, dan orang tua saya tidak tau." Ya, karena saat itu saya meminta izin kepada orang tua saya untuk ikut camping pramuka. Kalaupun saya minta izin jelas orang tua saya tak akan mengizinkan. Alhamdulillah saya dalam keadaan sehat dan selamat sampai tujuan. Dan momen terindah pertama kali saya ke Jakarta, ya, di ajak main ke Monas bersama redaksi penerbitan itu. Usia 13 tahun lah saya mengenal Jakarta, Kak.
Kalau pengalaman lucunya, setiap kali saya ke Jakarta pasti ada momen lucu yang selalu saya temui. Mulai dari menubruk pedagang gorengan di terminal Kampung Rambutan gara-gara tali sepatu saya keinjak. Yang paling gokil pas pertama tau toilet di Jakarta dan menemukan toilet duduk. Saya bingung cari tempat cebokannya dimana, eh, ternyata diputer dari pinggir. Hahahaha! Pertama kali naik trans Jakarta jujur saya bingung banget. Saya naik dan turun diterminal yang sama (naik di halte rambutan dan turun pun di halte rambutan). Seharian keliling naik trans Jakarta. Pokoknya Jakarta itu istimewa banget.
Tuh, gak salah, kan, kalau Chi memilih mewawancarai Ipan. Ketika membaca semua jawabannya, perasaan Chi campur-aduk banget, deh. Terharu melihat semangatnya. Dari mulai yang seperti 'diremehkan' oleh gurunya. Ipan kecil yang nekad datang ke Jakarta hingga ipan yang sekarang tetap tinggi semangatnya. Juga berbagai cerita lucu dan seru yang dia alami. Apa yang dia alami bukanlah hal yang instant. Keterbatasan tidak menjadi alasan bagi Ipan untuk tidak maju.
Selain ngeblog aktivitas Ipan saat ini adalah relawan di KomTIK dan Sahabat Pulau. Ipan juga freelancer di sebuah perusahaan desain dan case gadget. Teman-teman yang ingin mengenal sosoknya lebih dekat bisa blogwalking ke www.jangipan.com. Ada juga info semua akun social medianya di sana.
28 Comments
waah pemuda yang inspiratif yah
ReplyDeleteiya, Mbak
DeleteIpan semangatnya luar biasa ya, ikut monuitas dimana-mana
ReplyDeleteiya,kegiatan Ipan banyak :)
DeleteKeren nih semangatnya, semoga jaya Mas Ipan :)
ReplyDeleteaamiin
DeleteIpan, semangatnya keren. Sama nih kita ASGAR , ASli GARut
ReplyDeleteternyata tian asgar juga, ya :)
DeleteAssalamualaikum...selamat pagi... Subhanalloh Alhamdulillah... terima kasih kak @Myra... :) Barokalloh...
ReplyDeleteUntuk kakak-kakak semua salam kenal dan salam bahagia... :) :)
wa alaikum salam. Tetap menginspirasi kami, ya :)
Deletewaj inspiratif sekali nih Jang Ipan..salut
ReplyDeleteiya, sosoknya menginspirasi :)
DeleteHahaa..sy ngakak jawaban yg terakhir. Soal salah satunya sy pernah mengalami. Kang ipan mah kecil2 cabe rawit euy.
ReplyDeleteiya, kesana-kemari hehehe
DeleteRamah banget Mbak orangnya, saya sudah ketemu langsung sama dia. Semangatnya luar biasa ;)
ReplyDeleteiya bener
DeleteIpan emang kereeeen. Orang ramah dan semangatnya luar biasa bangeeet. Aku ketemu sama Ipan beberapa kali soalnyah
ReplyDeleteberkesan, ya :)
DeleteSaya sempat beberpa kali bertemu dengan beliau... Banyak hal yang bisa kita petik dan pelajari dari ipan.. Dan terkadang semangatnya itu menampar halus ssya...untuk terus ngeblog...:)
ReplyDeletebener banget :)
DeleteAkhirnyaaa bisa baca kisahnya Ipan. Suka penasaran, knapa sampai jauh2 datang, padahal perjalanannya aja hampir 5jam. Rajin pula datangnya, bukan cuma sekali dua kali. Itulah kalau udah semangat yaaa
ReplyDeletedia aja semangat. Seharusnya kita juga ya, Mbak
DeleteBelum pernah ketemuan, nih ama Jang Ipan :))
ReplyDeleteSampai sekarang belum pernah ketemu?
DeleteIpaaan hebaaat.. Dedicated sekaliii ya mak. Suka dwngan semangatnyaa.. Dan sopan pulaaa .. Bravooo Ipaaan
ReplyDeleteiya, Mbak. Salut
DeleteKeren banget ya, 5 jam itu perjalanan yang melelahkan kalo naik bus. Salut banget ama Ipan :)
ReplyDeleteiya tapi Ipan tetap semangat :)
DeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^