Sap Sap Sap!
Begitulah kata magic dari Nurman, salah satu karakter di film animasi
Jumbo. Teman-teman udah menonton?

Silakan nonton aja buat tau artinya. Pastinya sejak awal tau ada animasi
ini, udah diniatin banget harus nonton. Sebagai penggemar film animasi, Chi
langsung jatuh cinta dengan poster film Jumbo. Gemesin!
Ya, niatan awal pengen banget menonton Jumbo karena suka dengan animasinya.
Bangga banget lihat Indonesia bisa bikin animasi sebagus Pixar, Disney, atau
yang kelas dunia lainnya. Makanya, Chi gak berekspektasi apapun dengan jalan
ceritanya. Karena hari raya tahun ini hanya merayakan dengan suami dan
anak-anak, langsung aja direncanain mau nonton filmnya di hari ke-3
Lebaran.
Silakan baca: Merayakan Lebaran dengan Keluarga Kecil
Silakan baca: Merayakan Lebaran dengan Keluarga Kecil
Sinopsis Film Animasi Jumbo
Jumbo menceritakan tentang Don, seorang anak berusia 10 tahun. Dia kerap
dirundung teman-temannya karena badannya yang besar. Karena badannya pula,
Don dipanggil Jumbo. Hanya 2 sahabatnya yaitu Mae dan Nurman yang tetap
memanggilnya Don.
Dalam rangka merayakan hari Kemerdekaan, Kampung Seruni mengadakan berbagai
lomba termasuk pentas seni. Don ingin ikut lomba pensi. Harapannya
sederhana, tidak ada lagi yang akan memanggil Jumbo kalau dia menang
pensi.
"Kalau kita menang, Aku gak bakal diledekin JUMBO lagi."
Kehadiran Meri, Hantu Perempuan Cilik, yang Menjadi Kontroversi
Beberapa hari setelah penayangannya, timbul pro kontra yang sangat ramai
tentang film Jumbo. Sosok Meri, hantu perempuan cilik, bagi beberapa
orangtua dianggap melewati batas aqidah. Jumbo dan para sahabatnya dianggap
bekerjasama atau meminta tolong kepada hantu. Beberapa orangtua merasa
kesulitan menjelaskan hal ini ke anak.
Pro Kontra Film Jumbo tentang Batasan Aqidah

Seperti ekspektasi Chi, visualnya pun sangat memanjakan mata sepanjang
film. Suka banget!
Jalan ceritanya sendiri, alur awalnya agak lambat. Chi pikir hanya seputar
tentang Don yang kerap di-bully, kemudian dia dan 2 sahabatnya menang pensi.
Setelah itu, gak ada lagi yang nge-bully Don.
Dugaan Chi agak meleset. Acara pentas seni yang dikira akan menjadi bagian
pamungkas, ternyata ada di bagian tengah. Adegan Don yang bernyanyi "Selalu
Ada di Nadimu" terasa magis! Setelah itu alurnya agak naik dan lebih
seru.
Chi perhatiin, rasanya para netizen sepakat dengan kualitas visual animasi
serta ost filmnya. Pro kontra banyak terjadi di bagian cerita. Ada yang
bilang gak cocok untuk semua umur, terlalu berat untuk anak balita. Hingga
yang membahas tentang batasan aqidah.
Semua pro kontra tersebut awalnya masih dalam batasan wajar. Lagipuna Jumbo
atau film apapun memang gak sempurna 100%. Selalu ada ruang untuk pro
kontra. Tapi, yang kemudian menjadi ramai adalah ketika ada yang mencoba
'riding the wave' dengan cara yang kurang bisa diterima banyak
netizen.
Nah, yang bikin ramai itu yang membuat review film Jumbo, memberi
kritikan agak keras (beberapa netizen bahkan menganggap kritikannya lebih ke
arah menjatuhkan film Jumbo), tapi di akhir review malah promosi produk.
Chi udah baca reviewnya. Sebetulnya bagus. Tapi, memang caranya yang kurang
tepat. Jadi bikin banyak netizen kesal. Apalagi banyak netizen sedang banyak
yang bangga dengan film Jumbo karena ternyata kita bisa bikin animasi dnegan
kualitas sebagus itu. Jadi, kebayang kan ya sedang bangga-bangganya kemudian
ada yang mencoba 'numpang panggung' tapi caranya kurang sreg.
Buktinya gak semua kritikan terhadap film Jumbo akan mendapatkan reaksi
keras. Ya kembali lagi tentang cara kita mengolah kalimat supaya pembaca
bisa menerima dengan baik.
Jumbo Film untuk Semua Umur
Ada beberapa netizen yang bilang kalau Jumbo harusnya bukan film untuk
semua umur. Karena ada cerita pembebasan lahan, kehadiran Meri, dan
lain-lain.
Menurut Chi, Jumbo tetap film untuk semua umur. Justru film dengan rating
SU tuh rentang usianya paling luas. Makanya gak heran kalau ada hal-hal yang
kayaknya agak serius. Tapi, selama tidak terlalu sadis atau adegan yang
vulgar, masih cocok aja dikatakan untuk semua umur.
Tidak hanya film Jumbo. Lihat aja berbagai animasi kelas dunia. Salah satu
contohnya Ice Age. Sebetulnya kan ada pesan seriusnya juga yaitu global
warming. Mungkin anak-anak belum paham akan isu ini. Mereka hanya menangkap
bagian lucunya.
Jadi, sebetulnya gak usah kaget kalau anak-anak hanya bisa menangkap
sebagian dari film Jumbo. Bahkan kehadiran Meri pun gak dianggap serius ma
anak, apalagi mengkhawatirkan. Karena anak-anak baru sebatas menangkap
bagian lucunya.
Apalagi ini film animasi. Mau menonton animasi apapun, Chi gak terlalu berlogika orang dewasa. Animasi justru suka banyak 'ajaibnya', tapi menarik. Penuh imajinasi. Justru itu yang bikin Chi suka film animasi.
Coba aja lihat Ice Age. Gara-gara seekor tunai ingin menyimpan 1 buah ek, bumi jadi terbelah hehehe. Animasi Turning Red, menceritakan seorang gadis remaja yang setiap kali PMS menjadi panda merah pemarah. Madagascar, Kungfu Panda, Toy Story, dan masih banyak lagi.
Ya begitulah film animasi menurut Chi. Makanya jarang banget atau malah gak pernah menonton dengan berlogika. Asalkan menghibur dan biasanya banyak pesan moralnya.
Menurut Chi, pesan moral di film Jumbo ini lumayan banyak. Pengen juga
diulas satu per satu. Pengen juga menulis tentang bagaimana menjelaskan ke
anak berdasarkan pengalaman pribadi. Nanti dilanjut aja deh ya di tulisan
berikutnya.
Teman-teman udah pada menonton film Jumbo? Sekarang udah tembut 7 juta
penonton, lho. Keren!
34 Comments
kami nonton Jumbo sekeluarga, beberapa hari setelah lebaran. seru filmnya. Cuma memang menurutku ga cocok untuk anak-anak usia Toddler karena masalahnya terlalu komplek. Untuk anak usia TK dan SD cocok banget ini filmnya. anakku sampe ngekek2 di dalam bisokop hahaha
ReplyDeleteBelum nonton, tapi baca reviewnya emang bagus2 katanya. Apa pun pro dan kontra yg terjadi, tetap bangga hasil karya anak bangsa bisa sebagus ini.
ReplyDeleteSetuju kak, karena pasti ada aja yang namanya plus minus. Tinggal ambil baiknya dan bijak menyikapinya. Ya gak sih?
DeleteDaku sampe sekarang belum nonton dong kak. Bukannya sok sibuk, tapi memang belum sempat aja, hihi.
ReplyDeleteMasih nyimak reviewnya aja. Dan selalu dukung perfilman Indonesia
Blm nonton sih, tapi sdh banyak baca reviewnya yg menilai ini film bagus. Proses kontra memang jamak adanya ya ..
ReplyDeleteBelum nonton, kayaknya pengin nonton deh. Inner child ku sepertinya akan meronta-ronta ketika nonton Jumbo. Pas dengerin lagunya aja bikin nangis apalagi nontonnya yha. Mauuu banget nonton.
ReplyDeleteKita sama-sama gemes soal kritik aqidah itu ya Mak Chi hahaha untungnya netizen kali ini beneran budiman. Ga ditanggapin dan jumlah penontonnya terus meroket. Semoga bisa tembus 10 juta lebih dan jadi best seller film Indonesia. Ga ikut ngapain-ngapain kecuali nonton aja tapi rasanya bangga banget sama Jumbo, Sap sap sap!
ReplyDeleteKeren yaah.. Jumbo mampu membuktikan bahwa karya anak negeri juga cakepnya bikin apotek tutup.
ReplyDeletePenggarapannya serius dan pastinya memenuhi ruang imaji anak.
Pastinya pro-kontra itu dikembalikan lagi ke kebijaksanaan penonton sebagai konsumen.
Take it or leave it.
Iya, sekilas muncul juga tuh di timeline yang mengkritik soal hantu Meri. Emang rada aneh sih ya idenya. Tapi secara keseluruhan, film ini keren banget animasinya. Udah kayak Up ya kualitasnya. Keren sekali Indonesia bisa bikin film animasi secakep ini.
ReplyDeleteNah, ini. Aku penasaran sebenarnya review seperti apa sih yang bikin heboh itu. Tapi memang sebenarnya kalau soal isu yang diangkat enggak masalah, sih. Toh, cara bahasnya enggak berat juga. Memang tidak ada karya manusia yang sempurna, sehingga bisa menjadi cara bagi siapapun untuk terus belajar.
ReplyDeleteAku banyak membaca juga masukan-masukan untuk film ini yang disampaikan secara menarik. Mulai dari akidah, jalan cerita, pengembangan karakter tokohnya, sampai dengan koherensi cerita. Dan uniknya mayoritas para penulis kritik ini tetap mendukung dan menyarankan nonton Jumbo karena masih banyak sisi positifnya. Walaupun menang ada yang ujungnya jualan itu ya. Harapannya, masukan ini bisa membangun dunia film animasi Indonesia, jadi sambil kasih masukan sambil tetap menyemangati, karena penjualan tiket yang bagus juga akan mendorong film lain memungkinkan untuk diproduksi dengan lebih baik lagi.
ReplyDeleteAku belum nonton sama sekali tapi banyak mendengar pujian dari teman-teman yang sudah menonton. Sejauh ini sih tanggapan mereka gak ada yang kontra. Apalagi JUMBO banyak mengajarkan soal arti persahabatan, semangat berjuang, dan menghargai diri sendiri.
ReplyDeleteTanggapan kontra memang tak bisa dihindarkan karena POV orang terkadang/sering berbeda. Selalu ada yang seperti itu. Karena rambut bisa sama hitam tapi pemikiran bisa berbeda.
Aku belum nonton Myra, ajak akulah yuk nonton lagi hehehe. Beneran penasaran jadinya dengan keviralan fil Jumba dalam konteks positif ya.
ReplyDeleteSUka sama lagu Selalu Ada di Nadimu nada & liriknya ngena banget. Bener banget bearti kita bisa bikin animasi bagus semoga setelah ini makin banyak lagi ya film animasi yang mendidik pastinya. Biasanya netizen ya ada aja yang kontra dengan jalan xerita filmnya
Dari tempo hari pengen ngeJumbo bareng anak-anak tapi belum jadi-jadi, hiks. Padahal penontonnya sudah jutaan yaa, semoga masih belum turun layar (belum ngecek). Kalau masalah sosok hantu mau dipermasalahkan, jaman anak milenial malah bertebaran hantu dan tuyul yaaa di film anak-anak, hihihiii. Film anak-anak kan sekedar hiburan, guna meningkatkan imajinasi anak.
ReplyDeleteTerlepas dari kontroversinya, tetapi saya rasa ini film yang bagus deh. Semua pasti punya pendapat masing-masing tetapi semoga ini jadi awal kebangkitan film anak tanah air.
ReplyDeleteMasih hangat-hangatnya warga +62 terjumbo2. Wajar sih, filmnya keren dan bisa membius animo masyarakat untuk menontonnya. Setiap ke Bioskop pasti pengen nonton film jumbo ini.
ReplyDeleteBelummmm....hiks
ReplyDeleteFilm wajib nonton nih, sayang terakhir ke Bandung, acaranya berakhir terlalu siang dan saya udah capek banget.
Tentang kontroversi, saya pikir gapapa kok Mbak Myra, setiap orang punya caranya sendiri untuk mengapresiasi
Terbukti, tadi saya cek, per hari ini penonton Jumbo udah tembus 8 juta. Keren ya?
Sudah... Saya sudah nonton sebelum Jumbo tayang di bioskop Mbak. Jadi saya diajak komunitas penulis bacaan anak mewakili nonton bersama Kementerian pendidikan dasar dan menengah di plaza Senayan hehehe.
ReplyDeleteDan tokoh Nurman itu memang kayaknya paling berkesan. Karakternya dan juga Sap..Sap.. Sap-nya hehehe .
Dan Jombo masih cocok untuk tontonan semua umur. Hanya memang anak harus didampingi orang tua. Setuju sinematografi keren dan saya suka semua soundtrack-nya
Sap sap sap! Hehe jadi inget norman. Hehe, emang terbaik nih Jumbo. Animasinya keren dan cerita menarik
ReplyDeleteKeren ya film jumbo. Apalagi ini karya anak bangsa. Tembus tujuh juta penonton lebih itu luar biasa banget
ReplyDeleteTerlepas pro kontra buat saya nonton ya cari hiburan saja ... Syukur syukur bisa ngambil pelajaran hidupnya
Pro kontra nya ini masih terbilang hangat dibicarakan, khususnya kalo daku lihat temlen medsos. Apapun itu, semoga sih bisa membuka langkah animasi lainnya ya, katanya bakalan ada yang keluar juga sih ini
ReplyDeleteAku termasuk jajaran WNI yang belum nonton film Jumbo.
ReplyDeleteTapi pastinya turut mendukung dan excited dengan antusiasme orangtua yang mengajak anak-anak nobar ke bioskop.
Ini bukti bahwa Indonesia menghargai karya anak bangsa dan pastinya mendukung kalau ada karya-karya animasi anak bangsa berikutnya.
Seneng banget ya akhirnya ada film animasi jumbo yang pas ceritanya buat anak2 semoga tumbuh lagi nih film animasi lain ya,,
ReplyDeleteFilm animasi buatan anak negeri sendiri mah sudah pasti wajib diapresiasi dong, apalagi yang ramah untuk anak dan menghibur seperti Jumbo ini. Cocok banget kutonton bareng ponakan-ponakan kecilku.
ReplyDeleteKalau aku nggak salah inget aku juga nonton h +3 apa plus 4 lebaran gitu, rame-rame mumpung kumpul keluarga besar sampe beli 12 tiket :D Ngajak ponakan-ponakan kan pada seneneng semua ya liat kartun meski beberapa di antara mereka masih di bawah umur dan pas ditanya, "tadi filmya tentang apa?" e malah bilangnya nggak tau heheheh namanya juga anak-anak. Anyway, aku salut sama film animasi Indo bisa melangkah sejauh ini berkat Jumbo. Meski pas nonton sempet kesel banget sama kelakuan si JUmbo, nyebelin banget sampe aku berbisik sama kakakku, itu judulnya bisa diganti aja nggak si, Mae apa Nurman aja gitu wkwkwk
ReplyDeleteAku suka film jumbo, animasinya tuh alus dan memanjakan mata, tokohnya juga unik-unik, lagunya tuh enak-enak, setelah nonton langsung cari liriknya
ReplyDeleteFilm Jumbo menjadi pembicaraan hangat dan diskusi yang asik bagi yang orangtua kepada ananda. Karena selain menyediakan ruang imajinatif, juga ada isu-isu yang dekat dengan dunia anak dan pre-teen sampai remaja Indonesia.
ReplyDeleteSaya belum sempat nonton film Jumbo. Tp pas mendengar teman2 dan keluarga yang sudah menonton jadi tertarik buat datang ke bioskop untuk nonton. Semoga belum turun layar ya
ReplyDeleteSaya juga udah nonton film Jumbo. Emang seru filmnya baguus buat anak² buat dewasa juga baguus
ReplyDeleteAku belum nonton. Pingin banget. Apalagi semua bilang bagus. Film “Jumbo” hadir dengan cerita yang ringan tapi sarat makna. Tambahan Ulasanmu menggambarkan animasi lokal kini makin berkembang dan layak dinikmati semua usia. Penekanan pada karakter dan nilai cerita membuat aku tertarik untuk menonton langsung.
ReplyDeleteDari ulasan, lumayan, jadi serasa ikutan menonton Jumbo. Sayang sekali, melewatkan kesempatan nonton, walau sekarang pun lokasi bioskop terdekat masih terpisah dua kabupaten :D
ReplyDeleteSemoga ada kembali karya anak bangsa yang terinspirasi dengan berhasilnya Jumbo.
Aamiin..
Belum nonton hihi krn anak udh gede² n gak ada yg mau nemenin nonton film SU ini. Tp aku cukup puas baca sinopsis n review orang². Salut dgn produser dan tim animasi Jumbo yg bisa mengangkat kreasi lokal jd keren banget..
ReplyDeleteSap.. sap.. Sap... Pertama... hehehe
ReplyDeleteAdegan Nurman itu masih terus saya ingat sampai sekarang, Mba. Sosok Nurman malah lebih menonjol dari sosok Don menurut saya. Apalagi ditambah kambing-kambingnya hahaha.
Film Jumbo memang tidak sempurna, Tapi kehadirannya bisa membuka pintu lebar hadirnya animasi-animasi Indonesia lainnya. Pastinya nanti harus lebih diangkat lokalitas Indonesia.
Sudah nonton beberapa hari setelah lebaran. Memang bagus. Kalau masalah hantu itu agak berlebihan, dulu ada Casper juga nggak masalah karena cerita animasi berbeda dengan dunia nyata. Salam hangat kak Chi.
ReplyDeleteTerima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)
Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^