Pendidikan Literasi Keuangan untuk Anak dengan Kurikulum Cha-Ching

By Keke Naima - February 22, 2019

Pendidikan Literasi Keuangan untuk Anak dengan Kurikulum Cha-Ching

Pendidikan Literasi Keuangan untuk Anak dengan Kurikulum Cha-Ching - "Kan, Ayah punya uang di ATM. Ambil dulu aja."

Pernah gak kita mengalami kejadian saat anak meminta dibelikan sesuatu, ketika permintaannya ditolak dengan santainya anak akan meminta orang tua mengambil uang di ATM. Seolah-olah terkesan adalah mesin yang bisa mengeluarkan uang kapan pun dan sebanyak apapun yang kita mau. Keke dan Nai pernah seperti itu ketika mereka masih kecil.

Lalu, pernah gak anak menjadi tantrum di tempat umum karena keinginannya untuk membeli sesuatu tidak dipenuhi? Kalau Keke dan Nai gak pernah. Kayaknya mereka paham kalau kami termasuk orang tua yang 'tega'. Gak akan mempan mau ngambek sampai tantrum juga.

[Silakan baca: 5 Alasan untuk Tega sama Anak]


Ajarkan Anak Memahami Literasi Keuangan Sedini Mungkin


Ajarkan Anak Memahami Literasi Keuangan Sedini Mungkin

Menurut survey yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2016, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia kurang dari 30%.

Survey tersebut dilakukan kepada orang dewasa. Belum ada data resmi tentang tingkat literasi keuangan di kalangan anak. Tetapi, bila persentasi orang dewasa aja masih rendah, bagaimana dengan anak? Kan, kita semua, terutama orang tua, yang seharusnya mengajarkan anak tentang paham literasi keuangan.

Ada suatu kekhawatiran di mana anak-anak sekarang kelak akan lebih suka menghabiskan pendapatan daripada berinvestasi. Tidak bisa membedakan mana kebutuhan dan keinginan. Misalnya, lebih suka pendapatannya habis untuk traveling daripada membeli rumah.

Anak-anak sekarang juga termasuk generasi instan. Salah satu contohnya, mulai banyak yang menggampangkan kerjaan. Gak betah di satu kantor, mereka langsung memilih resign dan mencari kerjaan lain.

Banyak hal yang harus dipelajari tentang literasi keuangan. Tetapi, ada 4 konsep utama yang bisa dipahami terlebih dahulu yaitu:


  1. Earn (peroleh)
  2. Save (simpan)
  3. Spend (belanjakan)
  4. Donate (sumbangkan)

Seperti yang ditulis di atas, pada awalnya anak memiliki konsep yang sangat sederhana tentang keuangan. Peroleh uang (dari atm / dompet) kemudian dibelanjakan. Nanti pelan-pelan bisa diajarkan dari mana uang berasal, tentunya tidak tiba-tiba muncul di ATM atau dompet. Kemudian dikasih pengertian lagi kalau sudah memiliki uang, sebaiknya disimpan terlebih dahulu baru dibelanjakan.

Pemahaman tentang menyimpan bisa dikembangkan dengan cara mengenalkan ke bank. Sedangkan untuk membelanjakan bisa diajarkan bagaimana cara yang bijak untuk berbelanja. Setelah itu, kita bisa mengajak anak untuk berdonasi agar uang uang diperoleh memiliki nilai lebih.

[Silakan baca: Perlukah Uang Jajan untuk Anak?]


Prudential Meluncurkan Program Cerdas Keuangan Cha-Ching Curriculum


Prudential Meluncurkan Program Cerdas Keuangan Cha-Ching Curriculum

Rabu (20/2) bertempat di Gedung F Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Prudential meluncurkan program Cha-Ching Curriculum. Sebetulnya program ini merupakan lanjutan implementasi karena sejak tahun 2012 Prudential Indonesia sudah memperkenalkan Cha-Ching.

Cha-Ching adalah inisiatif dari Prudence Foundation, divisi Community Investment Prudential Corporation Asia. Dikembangkan dalam kemitraan dengan Cartoon Network, kanal televisi anak-anak terkemuka di Asia Pasifik dan Dr. Alice Wilder, seorang pakar bidang pendidikan dan psikologi anak pemenang Emmy Award. Cha-Ching menggunakan pendekatan naratif musikal yang menarik dan sesuai dengan usia, untuk mengajarkan anak-anak tentang empat konsep utama manajemen dasar keuangan - Earn, Save, Spend, dan Donation.

Sumber: Prudential.co.id

Bagi yang suka nonton channel Cartoon Network tentunya sudah tidak asing dengan animasi ini. Tetapi, Prudential menginginkan dampak yang lebih luas di masyarakat. Oleh karena itu pada tahun 2017, Cha-Ching mulai dimasukkan ke kurikulum sekolah dasar di Sidoarjo, Jawa Timur. Hingga kini sudah ada 602 SD di Sidoarjo dengan jangkauan 29.000 siswa SD dan 969 guru. 99% respons orang tua yang anaknya mendapatkan pendidikan keuangan ini sangat baik.

Kurikulum Cha-Ching ini kemudian dilanjutkan di 221 SD di Jakarta dengan jangkauan 14.062 siswa dan 466 guru. Untuk sekolah di Jakarta saja, Prudential memiliki target jangkauan 92.000 siswa dari 1.546 sekolah hingga tahun 2020. Diharapkan implementasi ini juga berlanjut ke berbagai sekolah di kota lain.


“Prudential Indonesia memahami bahwa sebuah bisnis yang bertanggung jawab adalah bisnis yang memiliki komitmen berkelanjutan untuk mengembangkan masyarakat serta lingkungan sekitarnya. Sesuai dengan fokus “We DO Good” yang dicanangkan Prudential di awal tahun, kami terus berkomitmen untuk mendukung usaha pemerintah dalam meningkatkan literasi serta inklusi keuangan masyarakat Indonesia, terutama anak-anak di tingkat sekolah dasar, salah satunya melalui program Cha-Ching," ujar Nini Sumohandoyo, Sharia, Government Relations and Community Investment Director Prudential Indonesia

Apa yang disampaikan oleh ibu Nini sesuai dengan peraturan OJK nomor 76 tahun 2016, untuk mengimplementasikan pendidikan keuangan pada masyarakat Indonesia. Lalu kenapa sasarannya adalah anak sejak usia 7 tahun? Karena menurut studi dari University of Cambridg, anak-anak mulai membentuk kebiasaan finansial sejak 7 tahun.

Marc Fancy, Executive Director Prudence Foundation, mengatakan bahwa bidang pendidikan memiliki peran yang sangat fundamental. dalam pembangunan sumber daya manusia.


Belajar Keuangan dengan Konsep Menyenangkan


Belajar Keuangan dengan Konsep Menyenangkan

Pernah bermain monopoly? Rasanya menyenangkan, bukan?

Monopoli adalah salah satu permainan papan yang paling terkenal sejak dulu. Monopoli sebetulnya tidak sekadar bermain. Disadari atau tidak, kita juga sedang mempelajari keuangan dari permainan ini.

Jadi, mempelajari keuangan memang bisa dengan cara menyenangkan. Bila berlangganan tv kabel, orang tua bisa mengajak anak menonton channel Cartoon Network. Kurikulum Cha-Ching yang diajarkan di sekolah, terdiri dari berbagai aktivitas yang menarik. Orang tua juga bisa melihat melalui berbagai media sosial Cha-Ching atau ke situs https://chaching.cartoonnetworkasia.com. Di situs Cha-Ching ini ada beberapa pilihan bahasa, salah satunya bahasa Indonesia.

Sudah saatnya semua elemen bersinergi untuk mengajarkan anak-anak tentang literasi keuangan. Pemerintah sudah membuat peraturan OJK tentang pendidikan literasi keuangan. Kemudian bekerjasa dengan pihak swasta yaitu Prudential mengenalkan kurikulum Cha-Ching ini ke berbagai sekolah dasar. Maka, orang tua pun harus bisa menerapkan hal yang sama. Tidak efektif bila anak-anak sudah mendapat pendidikan tentang keuangan di sekolah, tetapi begitu di rumah anak tetap dimanjakan dengan selalu memenuhi segala keinginannya.


  • Share:

You Might Also Like

24 comments

  1. Jadi pengen nyanyi lagunya Jessie J mba, hahaha
    Tapi emang ya, literasi keuangan buat si kecil itu penting banget.
    Mengajarkan tentang finansial sejak dini, agar anak bisa mengelola uangnya secara bijak

    Salut deh akan kepedulian Prudential :)

    ReplyDelete
  2. Menarik ya. Andai mampu diserap semua anak Indonesia, generasi bangsa kita jadi lebih melek literasi keuangan.

    ReplyDelete
  3. Senang banget kalau ada literasi berhubungan dengan anak khususnya keuangan. Mungkin kesalahanku juga sih mba, apa-apa langsung disediakan jadi anak itu kurang menghargai sesuatu. Tapi dengan kurikulum cha ching, anak-anak bisa mengelola keuangan, menyimpan, menabung dan menyumbang. Program keren banget ini mah.

    ReplyDelete
  4. Di rumah ada TV kabel tapi sudah jarang ditonton..anaknya lebih suka yutuban..hiks
    Nanti saya mau juga puter CN buat tahu Cha Ching ini.
    Bagus kalau anak-anak dikenalkan literasi keuangan sejak dini :)
    Also post on Facebook

    ReplyDelete
  5. Ini program yang bagus nih. Anak harus mulai dikenalkan dengan cara mengelolanya, agar ketina dewasa nanti anak sudah terbiasa mengelola uang sendiri. Harus mukai ngajarin dari sekarang ya.

    ReplyDelete
  6. ini penting banget banget ya mba chi, aku kok melihat ponakan ku yang masih SD, kalo punya uang pengennya beli hape baru sama kuota mulu. Gak ada nabung-nabungnya. semoga berjalan lancara sampai ke daerah ya mba chi programnya.

    ReplyDelete
  7. Aku beberapa memperlihatkan YT Cha Chimg anak2 suka nontonnya sambil aku jelasin mbak. Uang itu apa, drmn datangnya, trus sebaiknya diapain. Skrng anak2 lbh paham kalau fungsinya uang gak cuma buat belanja aja. Bagus nih kurikulumnya :D

    ReplyDelete
  8. Wah kece nih inovasinya pruden dan aku pun pengen menerapkan metode cha ching ini juga ke si kecil ken. Makasih udh share mbk chi

    ReplyDelete
  9. Hahaha.. ternyata anak-anak yang udah kenal ATM sama aja ya.. anak-anak saya juga gitu. Sering minta uminya ngambil uang di ATM. Huhuhu.
    Jadi emang penting ya sekarang mengajarkan masalah finansial sejak dini. Apalagi zamannya sekarang zaman hedon, konsumtif, dkk..

    ReplyDelete
  10. Memasukkan edukasi dalam permainan emang efektif ya Chi. Aku aja main monopoli bisa kerekam seumur hidup serunya dan "kejamnya" aku sebagai tuan tanah.

    Cha ching ini serial apa hanya satu episode aja yang mengenal kan konsep keuangan?

    ReplyDelete
  11. Ada benarnya juga anak-anak harus diajarkan untuk mengenal literasi keuangan sejak dini agar kelak bisa tumbuh dewasa secara bertanggung jawab. Uang tak bisa dijadikan perkara gampang karena untuk beroleh uang harus kerja keras.
    Konsep anak harus dibentuk seak awal agar jadi pribadi yang cerdas kelola keuangannya. Untuk itu butuh kesabaran dari bimbingan orang tua.

    ReplyDelete
  12. Anak-anak nih juga harus diajarkan soal pendidikan literasi keuangan ya mbak biar mereka juga paham tentang keuangan. Jadi penasaran ini seperti apa ini konsepnya.

    ReplyDelete
  13. Bener banget mba, anak2 jaman now selain diperkenalkan industri 4.0 juga harus dibekali Literasi Khususnya Literasi keuangan. Keren deh Prudential lagi dan lagi selalu punya program yang inovatif

    ReplyDelete
  14. Aku penasaran pengen datang dan nyimak langsung acara dari prudent ini. Sosisalisasi Cha Ching ini kira2 sampai Pekalongan kapan ya mak chi?

    ReplyDelete
  15. Boleh bngt y sedari kecil sudah diajarkan literasi keuangan biar nanti dh besarny bijak menggunakan uang

    ReplyDelete
  16. Aku juga baru denger nie ada kurikulum chacing...dan inovasi dari prudential emang keren banget yaa untuk pendidikan seperti ini..

    ReplyDelete
  17. Inovasi belajar keuangan buat anak SD pakai kurikulum Cha-Ching ini kereeeen! Aku suka board game yang seperti monopoli tapi versi Cha-Ching. Mudah dimainkan dan punya nilai edukasi tinggi.

    ReplyDelete
  18. Metode yang menarik untuk mengenalkan tentang keuangan pada si kecil niih.. Inovasinya prudential asyik-asyik yaa

    ReplyDelete
  19. wah baru tahu, produk prudential ya, kreatif

    ReplyDelete
  20. Seumuran anakku nih masih yang model belum ngerti uang tapi bagaimanapun harus diajarkan cerdas finansial juga kan. Bagus ya Mbak Myra metode cha ching ini

    ReplyDelete
  21. Bagus banget nih jika literasi keuangan mulai dikenalkan sejak dini. Iya sama loh, anakku juga taunya uang bakalan selalu muncul dari ATM hahahaa... enak aja, emang yang ngisi siapa coba.
    Sidoarjo kok malah sudah menerapkan kurikulum ini ya. Di sekolah anakku belum nih, masih pake metode yang biasa. Mau juga kan padahal anakku dibelajari pake Cha Ching ini biar makin melek keuangan.

    ReplyDelete
  22. Menarik yaa...kartunnya.
    Aku pikir tadi pakai bahasa Inggris yang susah dipahami, ternyata...bahasa Indonesia looh...

    Serru...seruu..

    ReplyDelete
  23. Anakku juga gitu. Padahal baru 4 tahun. Kalau aku bilang ga ada uang, kan bisa ambil di ATM. :( Aku pernah beberapa kali menghadapi anakku yang tantrum karena minta dibeliin sesuatu. Dan ujubg2nya aku ga tegaan. Harus berubah nih. Btw, inovasi prudential makin kece aja ya. Bagus banget utk anak2

    ReplyDelete
  24. Anak anak juga gitu mbak awalnya kalau aku bilang gak punua uang bilangnya ambil aja mah dATM lha emang uang diATM kalo diambil terus gk habis apa?tp skrg lama2 udah agak ngerti sih aku bilangin kalau mau beli apa misaln mainan kamu harus nabung dulu yah

    ReplyDelete

Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)

Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^