Tidur Sendiri? Mulai Kapan?

By Keke Naima - March 11, 2014

Mulai umur berapakah sebaiknya anak dibiasakan tidur sendiri? Menurut beberapa sumber, ada yang bilang sejak lahir, sebaiknya sebelum adiknya lahir, setelah usia 2 tahun, dan lain sebagainya. Jawabannya beragam dengan segala alasannya. Sementara Keke dan Nai baru mulai tidur sendiri setelah mereka diusia SD hehehe.

Dari lahir, Keke dan Nai memang gak Chi biasain tidur sendiri. Pernah, sih, waktu Keke lahir dibeliin ranjang bayi sama orang tua Chi. Tapi, jarang dipake. Chi kan kalau nyusuin Keke lebih suka sambil tidur. Dan, Keke juga nyamannya seperti itu. Pake ranjang bayi malah repot. Kalau Keke pengen nyusu, Chi harus bangun. Selesai nyusu, gendong lagi ke ranjangnya. Mending kalau udah gitu dia tidur, biasanya malah jadi kebangun. Jadi, mendingan tidur seranjang aja, deh. Ranjang bayi dipake buat naro beberapa baju gantinya :D

Dan, itu terulang lagi saat Nai lahir. Apalagi Nai, sempet ngerasain yang namanya bau tangan. Kalau dipindahin ke ranjang bayi malah gak bakal tidur, pengennya digendong. Jadi, mending satu kasur aja bareng-bareng.

Ketika mulai mensosialisasikan *halah bahasanya :p ke anak-anak untuk tidur sendiri, reaksi mereka berbeda-beda. Keke itu terus menolak awalnya. Alasannya, gak bisa peluk bunda. Trus, dia pernah tanya kenapa kamarnya tanpa AC, sedangkan kamar ayah-bunda pakai. Chi jelaskan kalau kamar Keke, ventilasinya bagus. Tanpa AC pun terasa sejuk. Apalagi kalau hujan, bukan sejuk lagi tapi dingiiiinnn padahal gak pake AC.

Sedangkan, Nai sebaliknya. Reaksinya langsung girang saat dia tau saatnya tidur sendiri. Nai memang sudah menanti-nantikan saat itu. Paling pernah beberapa kali dia bertanya pertanyaan sama, "Kenapa Ayah dan Bunda tidur berdua padahal udah pada gede? Kita yang masih anak-anak malah disuruh tidur sendiri?" atau pernah juga dia tanya gini, "Ayah dan Bunda itu kan laki-laki sama perempuan. Kok, boleh tidur bareng? Harusnya perempuan sama perempuan lagi, laki-laki sama laki-laki lagi." Huaaaaa... 😂

Berarti, proses Nai lebih mudah, dong? Enggak juga. Keke memang awalnya terus menolak, tapi entah angin darimana, tiba-tiba dia bilang mau tidur sendiri. Dan, sejak itu dia bisa tidur sendiri. Sedangkan, Nai memang semangat banget, tapi begitu masuk kamar, gelisah terus. Susah diajak tidur. Dan, tengah malam, dia masuk ke kamar ayah-bundanya minta ditemenin :r

Kalau Keke langsung sukses, Nai kadang-kadang masih suka masuk ke kamar ayah bundanya. Tapi, akhir-akhir ini frekuensinya udah semakin jarang, sih.

Tips dari Chi kalau mau menyiapkan anak untuk tidur sendiri, adalah:


  1. Sosialisasikan ke anak-anak terlebih dahulu. Apalagi kalau anaknya udah terbiasa tidur dengan orang tua dan bisa diajak komunikasi. Mungkin akan berbeda kalau sejak bayi, si anak dibiasakan untuk tidur sendiri.
  2. Setiap anak penanganannya beda-beda. Mempercantik kamar anak-anak dengan ini-itu supaya mereka mau tidur sendiri, belum tentu berhasil, lho. Terbukti sama Keke dan Nai hehe. Chi justru lebih sering ngajak mereka berpikir. Misalnya nanya, "Kalau kalian udah tidur, pada tau gak kalau Bunda lagi makan atau ke luar kamar?" Mereka jawab gak tau. Di situ Chi trus jelasin kalau itu artinya, gak usah takut tidur sendiri. Buktinya kalau udah tidur, ya tidur aja.
  3. Temani mereka tidur dikamarnya kalau perlu. Kalau Keke sih udah langsung sukses. Jadi, gak perlu ditemani. Tapi, kalau Nai di awal-awal, Chi masih sempet nemenin dia tidur di kamarnya sampai pagi. Ya, biar gimana anak perlu penyesuaian dengan ruangan barunya, kan? Jadi, gak apa-apa kalau harus ditemani.
  4. Rutinitas lain harus tetap ada. Walopun mereka udah tidur sendiri, rutinitas sebelum tidur misalnya membaca buku cerita, memeluk, dan lainnya jangan langsung dihilangkan. Tetaplah membacakan mereka buku cerita sampai tertidur atau rutinitas lainnya. Kasian kalau semuanya langsung dihilangkan hanya karena mereka tidur sendiri.
  5. Silakan kalau mau tidur sama ayah-bunda sesekali. Waktu Chi belum nikah, sesekali masih suka tidur sama orang tua, lho. Memang gak satu ranjang, biasanya Chi gelar kasur lagi. Dan, itu gak apa-apa sama papah-mamah. Chi juga gak ngerasain apa-apa *yang aneh-aneh maksudnya. Jadi, kalau Keke dan Nai sesekali mau tidur sama orang tuanyanya juga gak apa-apa. Kalau sakit, mereka pasti minta tidur sekamar. Malah mereka minta khusus Sabtu-Minggu tidur bareng ayah-bunda. Silakan aja. Kan, enak juga kruntelan di kamar rame-rame sambil becanda atau nonton film :)
  6. Menata hati. Huaaaa... Ini kejadiannya mirip sama pengalaman weaning with love. Biar gimana, berpisah tidur sama anak itu bikin mellow. Gak tau ya kalau orang tua lain apa kayak Chi juga :p Tapi, sekali lagi Chi harus konsisten di sini. Kalau anak dianggap udah mampu tidur sendiri, mending mulai dibiasakan. Kalau enggak kapan lagi?
  7. Pastikan anak tidur tertib sesuai waktunya. Memang sebaiknya di kamar anak, gak ada fasilitas bermain seperti tv, game, dan komputer. Chi pernah mengulas tentang ini di postingan "Kualitas Tidur dan Kecerdasan Anak". Tapi, kalopun di kamar ada fasilitas-fasilitas tersebut, seperti yang dialami oleh Keke dan Nai, Chi benar-benar harus memastikan kalau mereka tidur tepat waktu. Di waktu yang udah ditentukan, semua udah harus mati. saatnya tidur, ya tidur.

Begitulan kira-kira tips dari Chi. Silakan dicoba kalau dirasa cocok. Tapi, kalau enggak juga gak apa-apa :)

  • Share:

You Might Also Like

21 comments

  1. Aku selalu kesulitan dalam masalah ini, Mak. Sinetron-sinetron tv tentang hantu yang ditonton anak-anak diam-diam bikin mereka susah tidur sendiri. Jadinya setengah malem deh tidur sendirinya. Harus dikelonin sampe bener-bener nyenyak. Dan setelah disuruh guru mereka di sekolah, baru deh mereka mau tidur sendiri. Dan itu waktu mereka umur 7 tahunan. :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. tayangan televisi memang mempengaruhi. Makanya saya melarang anak2 untuk nonton film horor. Kecuali mereka mau nanggung sendiri akibatnya

      Delete
  2. kalo saya lupa mak kapan mulai tidur sendiri,soalnya dr dulu tidurnya bareng2 mulu hehe

    ReplyDelete
  3. Nai kritis banget ya. Hebat :)
    Iya bener Chi, Nadya udah dari umur 4 tahun tidurnya misah. Dia yang minta kamar sendiri. Tapi awal-awal malah emaknya yang mewek, tengah malem anaknya diangkut ke kamar. O-on banget kan ya, gk mndukung proses anak dewasa *toyor diri sendiri*
    Untungnya pas bangun dia yang protes, kok bangunnya di sini lagi. Eh trus lahir adeknya yang tidur sekasur, jadi kakaknya minta balik lagi, wkwkwkwk.. trus bukannya dikasih pengertian, emaknya malah langsung setuju. Jadi kayaknya emaknya yang blom siap xD

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha iya, kadang orang tuanya justru yang gak tahan :D

      Delete
  4. saya masih tidur bertiga dengan anak2 hehehe...
    Tapi memang Farras seharusnya sudah mulai dipisah nih...

    ReplyDelete
  5. itu kan kalo kamarnya banyak. rumahku kamar cuma 2 biji yang satu jadi gudang buku. mau ga mau ya tidur bertiga eh malah berempat kalo aku cuti, heheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya, kan dipostingan ini saya juga menulis tergantung sikon. Jadi, disesuaikan aja :)

      Delete
  6. dari umur 3 tahun aanak-0anak udah pisah tidur sesekali bareng kalau weekend atau sesuai kesepakatan

    ReplyDelete
  7. waah..sip sip Chi..well noted..
    bekal buat aku nanti kalo Radit udah harus pisah tidurnya nanti... ;)))

    ReplyDelete
  8. Kayaknya rata2 anak pisah bobo sama ortu pas udah SD. Saya dulu gitu. Pas punya adek, tiba2 aja minta dibuatin kamar. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. mungkin kalau SD udah ada rasa malu kalau tidur sama orang tua atau berasa udah gede :)

      Delete
  9. anak2 juga mulai SD bun..sama kayak Ke2Nai

    ReplyDelete
  10. aduh kapan yaa aku bisa tidur berdua aja sama suami *ngarep si Dd cepet gede*
    Tidur berdua cuma sampe si Aa lahir doang. Selanjutnya, tidur rame2 terus :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama, syaa juga baru mulai tidur berdua sekarang2. :)

      Delete
  11. Ngakak baca yang ini --> Kenapa Ayah dan Bunda tidur berdua padahal udah pada gede? Kita yang masih anak-anak malah disuruh tidur sendiri?" atau pernah juga dia tanya gini, "Ayah dan Bunda itu kan laki-laki sama perempuan. Kok, boleh tidur bareng? Harusnya perempuan sama perempuan lagi, laki-laki sama laki-laki lagi.".

    Anak cerdas hehehehe

    ReplyDelete

Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)

Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^