#Nutritalk - Jangan Sampai Tumbuh Kembang Anak Terganggu karena Pencernaannya Sensitif. Yuk, Cari Tau Cara Mengatasinya

By Keke Naima - May 24, 2016

Mengatasi pencernaan sensistif pada anak, tumbuh kembang
Nutritalk - Dasar-dasar dan pedoman praktis mengatasi pencernaan sensitif pada anak


"Heran! Pisang kok bisa bikin BAB jadi keras. Papah justru suka makan pisang kalau buang air lagi gak lancar," kata papah Chi beberapa tahun silam saat Keke masih di bawah setahun. Chi cuma diam aja. Abis gak tau juga mau jawab apa. Yang jelas, setiap kali dikasih pisang, pasti feses Keke jadi keras. Kasihan melihat dia harus ngeden saat BAB. Kalau udah gitu, Chi suka kasih jus wortel supaya fesesnya lembut lagi. Dan hal tersebut terulang ke Nai. Chi dulu gak tau penyebab pastinya apa. Yang jelas karena terus terulang, mending menghindari pisang untuk sementara waktu. Kalau sekarang sih udah gak bermasalah.

Beberapa tahun kemudian ...

"Bentuk feses anak Bunda, biasanya seperti apa?"
Chi langsung ngeblank ketika seorang Mbak dari Nutrisi untuk Bangsa bertanya ke Chi. Acara Nutritalk kali ini ini (28/4) yang diselenggarakan di hotel JW Marriott, Jakarta akan membahas tentang “EARLY LIFE NUTRITION: Dasar-Dasar dan Pedoman Praktis Mengatasi Pencernaan Sensitif pada Anak”.

Gimana gak nge-blank, urusan mengamati feses udah lama berlalu. Sekarang, Keke dan Nai udah mulai gede. Urusan buang air besar aja udah bisa mereka lakukan sendiri. Susah juga kalau Chi maish mengamati feses mereka, kecuali kalau mereka sendiri yang bercerita :D Tapi, waktu mereka masih kecil, Chi rajin mengamati. Karena katanya sih bentuk feses bisa menjadi indikator apakah anak sedang mengalami gangguan pencernaan atau tidak.

Apabila seorang anak mengeluhkan saluran cernanya, kemudian dokter tidak menemukan kelainan apapun bahkan sudah diperkuat dengan hasil laboratorium dan radiologi. Maka, kemungkinan si anak mengalami gangguan saluran cerna fungsional. Bisa saja terjadi karena berkaitan dengan maturitas saluran cerna sehingga pencernaannya sensitif. Pada usia tertentu saluran cerna anak menjadi sensitif karena belum matang.


Kesehatan yang baik berasal dari saluran cerna

Saluran cerna itu organ yang kompleks. 70% sel imun keluar dari saluran cerna. Sistem kekebalan tubuh ada dimanapun termasuk di saluran cerna. Jaringan usus berperan dalam saluran imun. Apabila ada usus yang terganggu, maka kesehatan anak pun bisa terganggu.

Saluran cerna adalah barrier dari dunia luar sebelum kuman masuk ke dalam tubuh.

Kita hidup di lingkungan penuh bakteri. Bahkan di organ tubuh pun bakteri juga ada, termasuk di saluran cerna. Sedangkan di sisi lain, orang tua disarankan untuk memaksimalkan kualitas 1000 hari pertama dalam kehidupan. Padahal di 1000 hari tersebut, usus bayi masih rentan lalu bakteri dimana-mana, makanya banyak bayi yang mudah sakit karena pencernaannya sensitif.

Gak semua kuman itu jahat. Kalau teman-teman pernah mendengar Lactobacillus (probiotik) adalah kuman baik yang diharapkan ada di saluran cerna. Jumlahnya harus cukup agar pencernaan tetap sehat. 


Bayi yang diberi ASI Eksklusif saluran cernanya didominasi oleh bakteri baik

Ketika berada di dalam kandungan, bayi berada di ruang steril. Bayi baru bertemu dengan kuman ketika lahir, termasuk kuman dari tubuh ibunya. Pemberian ASI eksklusif bisa membuat saluran cerna bayi menjadi sehat. Ada penelitian antara kelompok bayi yang diberi ASI Eksklusif dan susu formula. Dalam jangka waktu 1 bulan, kadar immunoglobulin A bayi dengan ASI eksklusif lebih tinggi dibanding yang diberi susu formula. Immunoglobulin A adalah salah satu marker sistem dalam saluran cerna.

Angka pasien diare yang berat hingga harus dirawat di Indonesia cukup tinggi. Antara peringkat ke-2 atau 3 dari penyebab kematian pada anak. Penyebab diare akut anak dibawah 3 tahun adalah rotavirus. Apabila penyebabnya rotavirus penyembuhannya tidak memerlukan antibiotik. Rotavirus adalah jenis virus yang menginfeksi usus.


Diare adalah kondisi dimana anak buang air besar (BAB) cair lebih dari tiga kali sehari. Keadaan ini dapat disebabkan oleh infeksi, seperti virus, bakteri, parasit, dan jamur, atau non-infeksi seperti alergi dan intoleransi makanan.

Konstipasi adalah kondisi anak mengalami BAB dengan tinja keras dan frekuensi kurang dari 2 kali dalam seminggu.

Bisakah orang tua menduga bila anak di bawah usia 2 tahun terkena diare karena rotavirus atau bakteri? Ternyata bisa.

Menurut Dr. Badriul Hegar, Ph.D, SpA(K), Konsultan Gastrohepatologi Anak, bila anak terus diare, pantatnya merah, feses bau asam, dan perut kembung maka kemungkinan anak terkena diare karena rotavirus. Sikap tenang orang tua sangat dibutuhkan. Jangan sampai anak kekurangan cairan karena kejadian ini.

Kematian bayi karena diare rotavirus biasanya disebabkan oleh:


  1. Kurangnya cairan
  2. Pemberian ASI Eksklusif dihentikan malah diganti dengan susu formula
  3. Bayi yang sudah diberi MPASI malah dihentikan MPASInya
 
Untuk anak yang terkena diare akut, harus diberikan Zinc tablet selama 10 hari. Meskipun diare sudah sembuh sebelum 10 hari, pemberian zinc tetap harus dilakukan selama 10 hari. Ada penelitian yang mengatakan, dengan pemberian zinc selama 10 hari, sekitar 40% kasus bisa mencegah terjadinya diare akut yang berulang selama 3 bulan ke depan.

Anak yang baru lahir hingga berusia 1 bulan, kadar enzimnya belum cukup. Sehingga jangan heran bila bayi mengalami kejadian seperti terkena diare rotavirus. Tapi itu bukan diare, penyebabnya karena enzimnya belum lengkap.

Faktor genetik juga bisa berpengaruh. Genetik Amerika dan Eropa kadar enzim laktasenya lebih tinggi dibandingkan genetik Asia dan Afrika. Misalnya, bila minum susu, biasanya orang Asia atau Afrika gak bisa terlalu banyak untuk sekali minum. Berbeda dengan orang Amerika dan Eropa yang bisa lebih kuat minum susu untuk sekali konsumsi. Bila terjadi diare karena hal ini sebetulnya wajar. Susu gak perlu dihentikan, hanya diatur saja takaran konsumsinya.

Selain diare, masalah pencernaan lainnya adalah konstipasi. Feses anak sangat keras. Ketika dikeluarkan membuat anak kesakitan dan lecet. Sehingga anak pun menjadi ketakutan saat buang air besar. Padahal semakin ditahan, feses bayi akan kembali keras.


Bayi yang dikasih ASI ekslusif, frekuensi buang air besarnya bisa sering. Tetapi ada sekitar 2% kasus dimana bayi usia 0-1 bulan yang diberi ASI eksklusi, frekuensi buang airnya hanya 1x seminggu. Selama si bayi bahagia, buang air besarnya gak susah (ngeden) dan fesesnya bagus itu gak masalah buang air besar hanya 1x seminggu. Bila bayi sampai ngeden, harus mulai waspada konstipasi.

Toilet training pada anak harus dimulai sejak usia 3 tahun. Terlalu kecil bisa mengakibatkan anak trauma. Anak yang toilet trainin menggunakan toilet duduk, kakinya tidak boleh menggantung. Harus diberi bangku kecil sebagai pijakan. Tujuannya adalah supaya adanya tekanan saat buang air besar.

Selama ini, banyak yang beranggapan untuk menghindari konstipasi adalah mengkonsumsi banyak serat. Ternyata anggapan ini gak sepenuhnya tepat. Serat memang bagus bagi pencernaan. Tetapi kadarnya harus cukup, bukan berlebih.

Ada beberapa orang tua yang sepanjang hari selalu memberikan bayinya pepaya. Alasannya supaya BABnya lancar, ternyata malah konstipasi. Penyebabnya karena asupan seratnya kebanyakan. Pisang tidak disarankan diberikan kepada bayi. Selain seratnya lebih tinggi daripada pepaya, pisang juga mengandung peptin yang bisa menyebabkan konstipasi. *Terjawab sudah pertanyaan Chi selama beberapa tahun ini, kenapa Keke dan Nai selalu konstipasi bila diberikan pisang saat mereka bayi.*

DR. Dr. Ahmad Suryawan, SpA(K), konsultan Tumbuh Kembang Anak mengatakan bahwa penting untuk mengantisipasi berbagai gangguan di saluran cerna karena akan berpengaruh kepada tumbuh kembang.


Agar tumbuh kembang anak berjalan dengan baik, ada 2 hal yang harus diperhatikan, yaitu nutrisi dan stimulasi. Satu-satunya pintu masuk nutrisi untuk menuju ke otak adalah melalui saluran cerna.

Saluran cerna yang sehat akan mendorong anak memiliki otak yang sehat. Diare pada anak tidak hanya bisa mengganggu pertumbuhan berat dan pertumbuhan anak, tetapi juga bisa berdampak pada kecerdasan. Anak yang terkena diare di bawah 2 tahun, pada usia 5-9 tahun skor IQnya bisa menurun hingga 10 poin dibandingkan anak yang tidak pernah terkena diare. 

Imbas lainnya bisa mempengaruhi school permance anak, bahkan beresiko tidak naik kelas. Anak yang terus-menerus mengalami gangguan pencernaan, misalnya kecepirit, juga bisa mempengaruhi tingkah laku. Anak menjadi malu di sekolah, apalagi kalau teman-teman sudah meledeknya. Gangguan pencernaan sensitif memang bisa berdampak panjang. Penting bagi orang tua untuk tau cara mengatasinya.


Arif Mujahidin, Head of Corporate Affairs Sarihusada, menerangkan bahwa “Nutritalk adalah forum diskusi yang diselenggarakan untuk menyebarkan pengetahuan kesehatan anak kepada masyarakat luas. Hari ini masyarakat diajak untuk meningkatkan pengetahuannya tentang peran saluran cerna bagi optimalisasi tumbuh kembang dan langkah praktis untuk mengatasi saluran cerna sensitif.”

- sumber: http://www.sarihusada.co.id/Berita-Aktifitas/Berita-Sarihusada/Nutrisi-Tepat-Kunci-Kesehatan-Pencernaan-bagi-Optimalisasi-Tumbuh-Kembang-Anak

Mengatasi pencernaan sensistif pada anak, tumbuh kembang

  • Share:

You Might Also Like

12 comments

  1. Hiks... bener ya berarti gara2 dulu saya berhentiin asi karena kerja di luar kota jadi pengaruh sama pencernaannya sekarang, pantees..

    ReplyDelete
    Replies
    1. bisa jadi seperti itu, Mbak. Tapi sebaiknya periksa juga ke dokter

      Delete
  2. Berarti ASI memang terbaik ya? Untuk pencernaan anak menjadi baik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ASI memang yang terbaik. Apalagi untuk anak usia hingga 6 bulan. Sebaiknya berika ASI Eksklusif

      Delete
  3. Jaman nadia bayi n susah banget makan aku pernah ke Sp.A spesialis pencernaan anak n teenyata saluran penceenaan n usus nadia itu pendek jd makan banyak dikit lgs muntah. Makanya smp sekarang aku hati2 bgt ruh porsi makannya. Ga perlu banyak asal smua kebutuhan gizi terpenuhi cukup lah menenangkan hati :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang yang benar seperti itu. Bukan banyaknya tapi kecukupan gizi. Nai juga kalau makan sedikit tapi sering :D

      Delete
  4. Banyak pengetahuan baru yang mengenai saluran cerna anak, banyak hubungan nya ternyata.

    ReplyDelete
    Replies
    1. yup! penting banget menjaga saluran cerna, ya

      Delete
  5. Lengkap banget Mbak penjelasannya...
    Jadi makin tahu tentang sistem pencernaan anak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau sudah tau, mulai perhatikan pencernaan, ya :)

      Delete
  6. ilmu, selalu ada ilmu yang bisa dibawa pulang kalo dateng kemari, gak perlu ikut talkshow secara langsung ... hehehe

    ReplyDelete

Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)

Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^