(Trauma) Naik Kendaraan Umum

By Keke Naima - May 26, 2015

Hari Sabtu lalu, Chi kecopetan di jembatan penyebrangan stasiun Bogor. Udah Chi ceritain panjang lebar kejadiannya di blog Chi yang tentang jalan-jalan. Walopun berusaha untuk tetap tenang, tapi yang namanya kehilangan memang tetap aja menimbulkan rasa gak enak. Termasuk rasa gak enak ketika selama beberapa hari terpaksa rada diet socmed lewat socmed karena pake hape jadul hehehe.

Lucu juga kalau dipikir-pikir. Sebelum berangkat, Chi memang udah niat mau diet socmed sepanjang long wiken lalu. Eh, gak taunya pas sampe Tanakita, koneksi internet lagi lancar jaya. Jadi aja, rada tergoda dan sesekali ngintip plus komen-komen sama nyetatus hehehe. Sebentar aja, kok. Tetap berkurang frekuensinya :p Jadinya memang rada gagal puasa socmed, sih. Tapi, kemudian ada kejadian kecopetan yang bikin Chi juga terpaksa puasa socmed lewat hape :D

Kenapa Chi pake hape jadul untuk sementara waktu? Karena K'Aie lagi gak sempet nganterin. Chi gak berani beli sendiri karena belum pernah beli hape tanpa K'Aie. Atau biasnaya K'Aie yang beliin tanpa Chi. Sambil nunggu kapan K'Aie ada waktu, Chi mulai cari-cari di internet. K'Aie juga, sih. Akhirnya ketemu HP apa yang Chi mau.


trauma naik kendaraan umum
Yeaaay! Berani beli HP sendiri :p


Karena kelihatannya, K'Aie juga belum ada waktu untuk nganterin atau beliin HP, Chi dikasih izin sama K'Aie untuk beli sendiri. Deg-degan banget awalnya karena memang belum pernah. Jumat pagi, jalan ke mal sendirian. Datengin beberapa toko HP, sampe akhirnya beli Lenovo P70 di salah satu toko HP. Abis itu, ngurus kartu pasca bayar yang sempet Chi blokir. Alhamdulillah, semua prosesnya dari mulai beli HP sampe ngurus nomor, semuanya dimudahkan. Dan, Chi bisa sendiri. Gak menakutkan seperti  yang Chi kira ternyata *bangga dan lega  hehehe*

Urusan HP udah beres, tetep masih ada pikiran yang mengganjal gara-gara kejadian itu. Kira-kira Keke dan Nai bakal trauma naik kendaraan umum gak, ya? Karena biar gimana, waktu itu sempet rada tegang juga. Apalagi Keke bilang kayaknya masih ada 1 orang yang ngikutin Chi terus. Memang iya, sih, kemanapun kami melangkah di stasiun Bogor, ini orang kayak ngikutin dalam jarak tertentu. Tapi, kalau kami langsung lihat ke dia, orangnya pura-pura melihat ke arah lain.


jalan-jalan naik transportasi umum bersama anak
 Keke mulai susah diajak foto, nih. Selalu memalingkan muka. Apalagi kalau di foto sama orang tuanya. Harus dipaksa hehehe


Di tempat terpisah, Chi bertanya ke Keke dan Nai tentang pengalaman naik kendaraan umum. Nai bilang kalau dia gak mau naik kendaraan umum lagi. Dia agak takut sejak kejadian itu.Banyak orang aneh, katanya.

Bunda: "Kalau lain kali kita lebih hati-hati gimana? Masih gak mau naik kendaraan umum?
Nai: "Hmmm... iya deh Ima masih mau. Tapi, beneran hati-hati, ya."
Bunda: "Iya."

Sebetulnya, bisa sangat dimengerti ketidaknyamanan Nai. Buat kita yang sudah dewasa atau Keke yang meskipun masih anak-anak tapi badannya sudah tinggi, ketika berdesak-desakan setidaknya masih bisa lihat ke sekitar. Sedangkan tinggi badan Nai belum seperti itu. Jadi, ketika berdesak-desakan dengan banyak orang, yang dia lihat cuma punggung. Tentu aja sangat gak nyaman untuknya. Ditambah lagi ada kejadian kecopetan. Makin bikin dia was-was, lah.

Kalau Keke pendapatnya beda lagi. Dia sama sekali gak trauma naik kendaraan umum. Menurutnya, naik kendaraan umum tetep asik. Dan dia paling suka naik commuter line sambil berdiri hihihi.

Syukurlah kalau Keke dan Nai gak trauma dengan kendaraan umum. Karena tujuan mengajak mereka naik kendaraan umum sebetulnya bukan semata-mata karena pengiritan. Tapi, yang utamanya adalah mengajarkan mereka dengan berbagai jenis kendaraan. Jangan cuma taunya naik mobil sama kendaraan pribadi aja. Kalaupun naik kendaraan umum, taunya cuma taxi. Naik taxi mah sama nyamannya kayak mobil pribadi. Cuma gak nyaman saat bayarnya ajah hahaha.

Ngajarinnya juga bertahap, sih. Jangan sampe mereka terkaget-kaget juga. Dan, sampe sekarang Chi belum berani ngajak anak-anak naik bis kota apalagi metromini. Ya, suatu saat nanti, lah. Bertahapdan nikmati prosesnya. Yang penting mereka gak trauma naik kendaraan umum :)

  • Share:

You Might Also Like

4 comments

  1. Dulu aku juga pernah dicopet mak. Dan abis itu jd detektor copet. HeHehe... maksudnya tiap ada copet, aku selalu siap dan warning orang2 klo ada copet. Sampe pernah ditonjok copet waktu zaman kuliah di bis kota. Sekarang iya, aku takut naik kebdaraan umum. Untung udah punya hp pengganti, ya makkk...

    ReplyDelete
  2. Lah sama dengan hp anakku ini. Hati2 ya kalau naik angkutan umum. AKu udah nggak pernah naik angkutan kota secara angkutan disini gak spt di Jkt atau Bogor. Kecopetan udah pernah 4x heheee...

    ReplyDelete

Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)

Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^