Mencapai Cita-Cita

By Keke Naima - September 24, 2014

mencapai cita-cita
Catatan Keke tentang cita-citanya. Kenapa Keke menulis ini? Trus, ada diskusi apa setelah menulis ini? Kapan-kapan Chi bikin postingannya, ya. :)


Beberapa hari lalu, pas Chi jemput anak-anak di sekolah...

Keke: "Bundaaa! Lihat ini!"

Sambil berseru, Keke juga melambai-lambaikan selembar kertas

Bunda: "Apa itu, Ke?"
Keke: "Ini janji Kopassus."
Bunda: "Keke dapet dari mana janji Kopassus?"
Keke: "X** (nama temen sekelas Keke yang sengaja Chi rahasiakan) kan punya buku tentang Kopassus, Bun. Tadi, dia bawa ke sekolah. Trus, ada janji Kopassus di bukunya. Ya udah, Keke catet aja."
Bunda: "Tumben, Keke mau nyatet-nyatet. Biasanya rada susah. Lagian buat apaan nyatet begituan?"
Keke: "Bunda kan tau kalau Keke mau jadi Kopassus."
Bunda: "Oiya, ya, Bunda lupa. Keliatannya menjadi TNI itu cita-cita Keke yang paling lama bertahan sampai saat ini, ya?"
Keke: "Iya, Bun. Keke kepengen banget jadi Kopassus."

Obrolan pun beralih ke topik lain. Seperti biasa, lah. Kalau lagi di mobil, obrolan kami memang rupa-rupa kayak gado-gado hehe.

Sore harinya...

Bunda: "Keke beneran tuh serius mau jadi Kopassus?"
Keke: "Beneran."
Bunda: "Trus, apa aja yang udah Keke lakukan supaya cita-citanya tercapai?"
Keke: "Hmmm... apa, ya? Harus banyak bergerak? Jangan main gadget terus?"
Bunda: "Kira-kira Keke udah melakukan itu semua belom?"
Keke: "Udah."
Bunda: "Ah, mana buktinya?"
Keke: "Bunda, waktu Keke di sekolah kan panjang. Di sekolah Keke gak main gadget. Berarti Keke lebih banyak bergeraknya, kan?"
Bunda: "Hehehe, ya bukan begitulah maksud Bunda. Bunda sih maunya kalau di rumah Keke juga rutin berolahraga setiap hari. Kalau sekarang kan belom konsisten. Kalau lagi seneng main sepeda, sepak bola, atau bulu tangkis, Keke bisa terus-terusan ada di luar rumah sampe sore. Tapi, kalau lagi seneng di depan komputer, pulang sekolah langsung nyalain komputer atau main gadget. Mau Bunda sih jangan angot-angotan begitu. Bisa, gak?"
Keke: "Bisa."
Bunda: "Bener, ya?"
Keke: "Iya."

Naima pun mulai ikut nimbrung dalam obrolan di sore hari itu...

Nai: "Bun, kan Bunda pernah cerita kalau dari kecil sampe SMA setiap kali ditanya cita-cita, Bunda selalu jawab pengen jadi arsitek. Trus, kenapa kuliahnya malah di ekonomi? Trus kenapa juga sekarang Bunda gak kerja? Bunda orang yang gagal berarti, ya?"

Jleb! Plak! Pow! Wow! )&%&^$)*%^%#() *dramatisir ala kartun Batman jadul hehe

Tapi, memang gak sekali ini aja anak-anak bertanya apa Chi termasuk orang yang gagal karena tidak menjadi arsitek. Chi selalu memberi jawaban yang sama. Tapi, setiap kali mereka bertanya, suka ada rasa sedikit tertampar juga. Tertampar bukan karena malu kalau cita-citanya gak kesampean. Tapi, Chi khawatir anak-anak akan salah persepsi kenapa Chi sampe gak jadi arsitek.

Sebelum Chi jelasin jawabannya ke anak-anak, Chi mau cerita dulu kenapa anak-anak beberapa kali nanya tentang cita-cita Chi. Namanya juga diskusi, pasti yang baik adalah 2 arah, kan? Wajar aja, ketika Chi bertanya tentang cita-cita mereka, mereka pun akan tanya tentang cita-cita Chi. Kalaupun mereka terus menanyakan hal yang sama, Chi rasa bukan karena mereka gak paham. Tapi, hanya sekedar bagian dari diskusi aja. Dan, menurut Chi sebaiknya kita kasih jawabannya yang sama.

Chi selalu bilang ke mereka, walaupun gak menjadi arsitek bukan berarti Chi jadi orang yang gagal. Orang yang gagal menurut Chi adalah orang yang frustasi. Yang terjadi sama Chi sekarang adalah beralih tujuan. Tapi, bukan berarti gagal karena Chi merasa apa yang Chi jalani sekarang masih hal yang baik.

Keke: "Berarti, kalau nanti Keke gak jadi Kopassus, Bunda gak akan marah?"
Bunda: "Selama Keke gak jadi orang frustasi, kenapa juga Bunda harus marah. Misalnya di masa depan nanti Keke jadi dokter, padahal selama ini Keke pengennya jadi Kopassus. Masa' Bunda harus marah? Kan, jadi dokter atau kopassus sama-sama baik."
Nai: "Kalau Ima gimana, Bun?"
Bunda: "Ya, sama aja. Ima kan selama ini pengen jadi ilustrator. Tapi, kalau nanti gedenya jadinya pengusaha pakaian, gak mungkin juga Bunda marah. Yang penting jangan frustasi dan yang kalian jalanin itu hal baik. Trus, mulai sekarang kalian harus ada usaha untuk mencapai cita-cita. Walaupun mungkin nanti kalau udah gede kalian gak jadi cita-citanya"

Keesokan harinya...

Keke: "Bun, kenapa sih bunda pengen Keke dan Nai harus berusaha dari sekarang? Kan, belum tentu juga nanti kalau gede, Keke dan Nai sesuai sama cita-cita?"
Bunda: "Ya, tapi setidaknya kita kan harus usaha, Ke."
Keke: "Kalau Bunda sebetulnya kenapa gak jadi arsitek?"
Bunda: "Karena Bunda hanya sekedar mau. Tapi, gak ada yang mengarahkan."
Keke: "Maksudnya?"
Bunda: "Ya, namanya juga anak-anak, kadang suka nyebut pengen jadi apa kan belum tentu ngerti alasannya. Trus, umunya anak usia remaja suka galau begitu. Bunda sepertinya termasuk yang begitu dulu. Dan, gak ada yang bener-bener nanya juga menguatkan tujuan Bunda kemana. Makanya, begitu kuliah dan harus memilih, Bunda pilih ekonomi aja, deh. Belajar dari pengalaman, Bunda gak mau Keke dan Nai kayak begitu. Dari kecil udah harus punya tujuan. Apa nanti tujuannya tercapai atau enggak, itu lain cerita. Yang penting udah usaha."

Keke dan Nai pun mulai melakukan usaha untuk mencapai cita-citanya. Apa itu? Nanti di postingan berikutnya aja Chi ceritain, ya. Chi berharap kami semua bisa konsisten berusaha. Chi dan K'Aie berusaha untuk terus mengingatkan dan mendukung mereka. Sedangkan Keke dan Nai berusaha supaya cita-cita mereka tercapai. Aamiin


Buku "Blogger Bicara Parenting", karya bersama para blogger WB ini yang membuat ilustrasi untuk sampulnya adalah Nai. Karya perdana Nai untuk buku
Berminat sama buku ini. Silakan klik Kontak Saya :)

  • Share:

You Might Also Like

14 comments

  1. Jleb! Plak! Pow! Wow! )&%&^$)*%^%#()

    Memang ya Mak .... reaksi anak2 bisa bikin begitu :D

    Tapi itu karena kita jadi punya bahan pikiran untuk menjawab yang tepat dan tidak disalahartikan anak. Jawaban Mak Chi sudah cocok tuh .... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga kalau selalu dijelaskan, anak tidak salah mengartikan ya, Mak :)

      Delete
  2. MasyaAllah... Nai... kereeeeen banget dirimu, Nak. Terpukau dengan gambar Nai yang jadi sampul buku parenting. Moga cita-citanya ntar kesampaian yaaaa :)

    ReplyDelete
  3. Bijak sekali ya Mak Mira... Nai juga pinter gambarnya. Pake aplikasi apa?

    ReplyDelete
    Replies
    1. menggambar di kertas hvs. Setelah itu di scan, dan dirapikan di photoshop :)

      Delete
  4. Anak-anak skarang kritis ya bertanya dan omongan mereka mak jleb bangeeet hehehehe

    Semoga cita-cita Keke dan Nai terwujud :*

    ReplyDelete
  5. apapun cita-cita kita, maka kita akan hidup. dan kita akan mati kalo gak punya cita-cita. Salut buat calon Kopassus! :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. dan sebagai orang tua juga kalau bisa jangan mematikan cita2 anak :)

      Delete
  6. Hei, kalian cpet gede dong, pingin lihat KekeNai dengan cita2nya. Hihihi

    Semoga cita2 kalian trwujud, ya. Ortunya sudah mendukung bgtt.

    ReplyDelete
    Replies
    1. aaaahhh gak mau ah mereka cepet gede. Nanti susah diuyel2nya :)

      Delete
  7. anak-anak memang luar biasaa ya maaak....tapi pertanyaan mereka memang seringkali menjebak :)...saya baru ngeh kalau karya Nai sudah mejeng jadi sampul buku...hebaaat....hugs for all our kids...Bo juga cita-citanya jadi polisi :)

    ReplyDelete

Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)

Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^