Namanya Juga Anak-Anak

By Keke Naima - April 11, 2014

Ayah : "Kenapa anak kodok jalannya loncat-loncat?"

Ceritanya K'Aie kasih tebak-tebakan buat Keke dan Nai. Mereka dengan semangat nebak begini-begitu tapi gak ketebak juga. Dan, akhirnya nyerah.

Ayah : "Namanya juga anak-anak. Anak-anak kan suka loncat-loncat."

Kami memang sering bermain tebak-tebakan lucu, terutama kalau lagi di jalan. Teka-teki menjadi salah satu cara untuk menghilangkan bosan, apalagi kalau jalanan lagi macet.

Kejadian yang lain, Nai kejedot pegangan pintu pas lagi jalan.

Bunda : "Duh, Dek! Hati-hati kalau jalan."
Nai     : "Ya, namanya juga anak-anak, Bun. Maklumi aja kalau kejedot."
Bunda : "Bukan Bunda gak memaklumi. Cuma, kan tetep aja Adek harus hati-hati."

Beberapa kali kalau Nai melakukan kesalahan baik itu disengaja atau tidak. Dia suka bilang, "namanya juga anak-anak." Chi sering jadi ngikik kalau Nai udah ngomong kayak gitu.

Ngomong-ngomong tentang kalimat 'Namanya juga anak-anak', haruskah kita selalu memaklumi kalimat tersebut? 

Menurut Chi, tidak. Sebagai contoh, Chi pernah melihat sepasang keluarga yang berbeda pendapat tentang ulah anaknya yang baru berumur 4 tahun. Anak laki-laki ini kalau udah punya mau harus dituruti, kalau enggak dia akan tantrum.

Suatu hari, si anak ingin mengajak sodara-sodaranya main. Tapi, sodara-sodaranya menolak karena lagi ada aktivitas masing-masing. Marahlah ini anak. Dan, gak cuma marah, sodaranya yang berbadan paling kecil dipukuli dan dicubiti sama anak ini. Sampe sodaranya jerit-jerit.

Ibu dari anak ini kemudian melerai dan menegur anaknya. Ketika sedang ditegur, bapaknya ngomong, "Biarin ajalah gak usah ditegur, namanya juga anak-anak." Yang terjadi, sepasang suami istri ini berdebat dan si anak ngacir.

Chi gak bermaksud mencampuri urusan rumah tangga orang lain. Lah, saat itu Chi juga cuma diam aja, kok. Tapi, Chi memang gak setuju sama pendapat bapak dari anak tersebut. Anaknya memang masih balita, tapi gak bisa semua ulahnya dimaklumi dengan kalimat 'Namanya juga anak-anak'.

Sedini mungkin anak udah bisa dilatih bagaimana bertingkah laku dan bersosialisasi. Sudah harus diajarkan mana benar dan salah. Malah menurut Chi, anak-anak itu berpikirnya masih hitam-putih, belum masuk wilayah abu-abu. Jadi, katakan salah kalau memang salah. Dan katakan benar kalau memang benar. Memukul, apalagi karena kemauannya tidak dipenuhi, termasuk tindakan salah. Tetapi, tentunya cara kasih taunya harus disesuaikan dengan usianya.

Anak juga bisa bingung kalau situasinya begitu. Sama ibunya ditegur, sama ayahnya malah dibela dengan alasan 'namanya juga anak-anak'. Akhirnya, anak biasanya memilih yang membela. Siapa sih yang gak suka dibela? :)

  • Share:

You Might Also Like

16 comments

  1. "namanya juga anak-anak" alasan yg pas untuk memaklumi sebuah keteledoran atau ketidaktahuan, ya? :)

    ReplyDelete
  2. HoOh, Anak2 tuh identik dg tingkahnya yang lucu dan unik. Gak malah berantem dibiarkan ya, Bund. . . :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya walopun mereka lucu, tetap ada hal2 yang harus diajarin juga ke mereka

      Delete
  3. jaman dulu sama embah ngga boleh mainan loncat2 biar ngga anyang2en, trus nanya enakan anak kodok dong boleh mainan loncat2an sama ibuknya :D

    ReplyDelete
  4. betul ituu.. "namanya anak-anak" memang harus sesuai dg sikon, dan disinilah pentingnya komunikasi antar suami istri, biar ada kesepakatan bagaimana mendidik anak mereka, tapi komunikasinya jangan di depan anak2 juga.. :)

    ReplyDelete
  5. namanya juga anak - anak , hihihi jadi biarin aja dia hapus data kerjaan :p hihihihi #curhat

    ReplyDelete
  6. Wkwkwkwk kalo emak bapaknya kodok .. kenapa jalannya lompat2? :D

    ReplyDelete
  7. aku galak mak gak bisa memaklumi hehehe. Kalau ada kemauan pakai nangis sialakan aja nangis gak akan aku turuti

    ReplyDelete
  8. anak2 memang mesti tahu mana yg salah dan mana yg benar, dan disinilah peran ortu

    ReplyDelete
  9. anak-anak itu tingkah polahnya selalu alami,,nggak ada salahnya dgn mereka,,,itulah anak-anak,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. anak2 masih polos. Jadi gak ada salahya orang tua mengarahkan mereka

      Delete

Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)

Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^