Cheaper by The Dozen

By Keke Naima - June 04, 2008

Hari minggu kemarin nonton film Cheaper by The Dozen di Global TV. Sebenernya sih udah pernah nonton film ini sebelumnya, tapi ya gitu deh... semenjak ada anak yang namanya nonton tuh jarang full & konsen. Perhatiannya terpecah terus. Kemarin juga waktu nonton lagi film ini gak bener-bener fokus. Mau nonton malem, kadang udah ngantuk.

Film ini kurang lebih menceritakan tentang suka-duka sebuah keluarga yang memiliki 12 anak. Wow...!!! punya 1 atau 2 anak aja kadang repot gimana punya 12 anak ya...

Tapi yang mau Chi tulis disini ada Chi tertarik banget waktu adegan terakhir ibu di film itu menulis bahwa ketika mereka baru berkeluarga mereka membawa sejuta teori, tetapi kenyataannya mereka membesarkan 12 anak tanpa teori.

Jadi inget pengalaman sendiri. Memang sih chi gak punya anak sampe 12. Tapi ketika hamil pertama Chi juga banyak sekali mencari informasi baik melalui internet, dan beraneka ragam bacaan.

Menurut Chi teori itu penting gak penting. Menjadi penting karena kita juga harus tau seperti apa sih kehamilan & mengasuh anak yang benar? Kalo kita udah di bekali dengan bermacam ilmu tentang parenting, biasanya kita gak akan terima begitu aja setiap informasi yang kita dapatkan dari orang sekitar. Maksud Chi bukannya Chi gak percaya dengan informasi yang mereka berikan, tetapi terkadang gak semua info yang kita dapat itu benar. Ada yang berdasarkan mitos belaka (kalo Chi pribadi sih gak percaya tuh sama mitos-mitosan soalnya). Atau bisa juga kita terima info yang salah dari orang lain.

Di bilang gak penting karena kalau kita terlalu berpegang pada teori akhirnya juga suka pusing sendiri. Misalnya untuk perkembangan bayi, kalau menurut teori pasti akan disebutin umur sekian anak sudah bisa apa saja. Padahal dalam kenyataannya belum tentu. Setiap anak berbeda-beda. Yang penting di lihat aja batasan-batasan, atau apabila ada tanda-tanda yang mencurigakan. Misalnya kalo sampe umur 1,5 tahun anak belum ada tanda untuk bisa berdiri rasanya patut di curigai.

Keola & Naima sendiri waktu bayi gak pernah merangkak. Kalo bener-bener berpatokan pada teori, wah bisa-bisa Chi stress banget ngeliat anak gak merangkak. Tapi sekali lagi anak itu berbeda-beda memang. Umur 11 bulan keola udah bisa berjalan. Naima agak lama, umur 18 bulan baru bisa jalan. Tapi urusan ngomong, Naima duluan. Memang bener-bener deh tiap anak itu beda. Dan seperti kata film cheaper by the dozen, membesarkan anak ternyata gak ada teori yang pasti, seumur hidup kita akan terus belajar & belajar. Jadi siapkah kita untuk belajar?

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di postingan ini. Mulai saat ini, setiap komen yang masuk, dimoderasi dulu :)

Plisss, jangan taro link hidup di kolom postingan, ya. Akan langsung saya delete komennya kalau taruh link hidup. Terima kasih untuk pengertiannya ^_^